1. Jenis-jenis Pajak Daerah
Dalam literatur pajak dan public finance, pajak dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan, wewenang, sifat dan lain sebagainya. Pajak Daerah
termasuk ke dalam klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutnya. Artinya pihak yang berwenang dan berhak memungut Pajak Daerah adalah Pemerintah
Daerah. Selanjutnya Pajak Daerah ini dapat diklasifikasikan kembali menurut
wilayah kekuasaan pihak pemungutnya.
Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi: a.
Pajak Provinsi Pajak Provinsi adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
Tingkat Provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini terdiri dari: • Pajak Kendaraan Bermotor.
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. • Pajak pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan. • Pajak Rokok.
b. Pajak KabupatenKota
Pajak KabupatenKota adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat KabupatenKota dalam Marihot, 2005:111, yang terdiri dari:
• Pajak Hotel.
Universitas Sumatera Utara
• Pajak Restoran. • Pajak Hiburan.
• Pajak Reklame. • Pajak Penerangan Jalan.
• Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan. • Pajak Parkir.
• Pajak Air Tanah. • Pajak Sarang Burung Walet.
• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor termasuk ke dalam golongan Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi. Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam Badan Usaha Kurniawan, 2004:58.
3. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pengertian Bea Balik Nama Kendaran Bermotor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2000 adalah Pajak atas penyerahan hak milik kendaraan
Universitas Sumatera Utara
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan ke badan
usaha. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor
GT 5 lima sampai dengan GT7 tujuh Gross Tonnage.
4. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor