Pengertian Pajak Komitmen Kantor SAMSAT Medan Utara:

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Pengertian Pajak

Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita harus mengetahui defenisi pajak terlebih dahulu. Adapun pengertian pajak menurut para ahli, yaitu: menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH dalam Resmi, 2007:1, pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengerluaran umum. Kemudia menurut Prof. DR.P.J.A. Adriani dalam Nurwantu, 2003:12, pajak ialah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk penyelenggaraan pemerintah. Sedangkan menurut Lorey Beaulieu dalam Devano, 2006:22 ajak ialah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutupi belanja pemerintah. Dan yang terakhir menurut Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam Resmi, 2005:1, pajak ialah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya Universitas Sumatera Utara kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: 1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. 2. Berdasarkan Undang-Undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan-aturan pelaksanaannya. 3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adaanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagaimana telah diketahui unsur-unsur yang melekat pada pengertian pajak, terlihat ada 2 dua fungsi pajak: a. Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh : Dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam Negeri. Universitas Sumatera Utara b. Fungsi Mengatur Regulerend Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Contoh: • Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras. • Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. • Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0, untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia. Syarat-syarat Pemungutan Pajak dalam Waluyo, 2010:4: 1. Pemungutan pajak harus adil, yaitu pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut harus adil dan merata sehingga harus sesuai dengan kemampuan membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib Pajak dan Pemerintah. 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang, yaitu untuk mewujudkan pemungutan yang adil, pemungutan pajak harus dapat memberikan kepastian bagi negara dan warganegaranya. Oleh karena itu pemungutan pajak harus didasarkan atas Undang-Undang yang disahkan oleh lembaga legislatif. Universitas Sumatera Utara 3. Pemungutan pajak harus efisien, yaitu biaya untuk pemungutan pajak haruslah seminimal mungkin dan hasil pemungutan pajak harus digunakan secara optimal untuk membiayai pengeluaran negara. 4. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, yaitu pemungutan pajak hendaknya dilaksanakan secara sederhana sehingga akan memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Perpajakannya.

B. Sumber Pendapatan Daerah

Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

5 111 72

Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe.

2 76 52

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.

1 81 52

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Sidikalang

1 48 63

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

4 84 71

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 17

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 12

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 2

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 65