2.4 Peranan Pupuk dalam Pembudidayaan Brachionus plicatilis
Rotifera Brachionus plicatilis dapat tumbuh dengan baik jika dipelihara bersamaan dengan Chlorella sp. yang ditumbuhkan dengan beberapa jenis pupuk. Jadi pupuk
diberikan untuk memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan fitoplankton yang merupakan makanan Rotifera Brachionus plicatilis. Dengan menggunakan
pupuk kotoran ayam akan dihasilkan kepadatan Chlorella sp. yang paling tinggi dibandingkan dengan pupuk kotoran ternak lainnya, hal ini dikarenakan tinggi dan
lengkapnya kandungan unsur hara kotoran ayam tersebut Balai Penelitian Pengembangan Budidaya Laut, 1985.
Kadarini 1997 mengatakan bahwa jenis pupuk dibedakan menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik atau pupuk alam
merupakan hasil akhir dari perubahan atau peruraian sisa-sisa serasah tanaman dan hewan misalnya pupuk kandang, pupuk hijau dan sebagainya sedangkan pupuk
anorganik atau pupuk buatan, yaitu pupuk yang merupakan hasil industri pabrik- pabrik pembuat pupuk misalnya pupuk Urea, TSP, Diamonium Phospat DAP dan
sebagainya.
Menurut Saifuddin 1985 dan Setyamidjaja 1986 bahwa pemakaian pupuk organik yaitu kotoran ternak dapat merangsang pertumbuhan populasi
mikroorganisme. Selanjutnya Sutejo 1995 dan Mujiman 1998 juga menjelaskan bahwa kotoran ternak terutama kotoran ayam merupakan pupuk organik yang banyak
dimanfaatkan dalam usaha bercocok tanam dan pada masa kini banyak dimanfaatkan juga dalam usaha perkembangan perikanan, misalnya digunakan dalam
pembudidayaan pakan alami ikan, yaitu Brachionus plicatilis.
Dari hasil penelitian Sachlan 1980 menunjukkan bahwa Rotifera dapat tumbuh banyak jika kolam dipupuk dengan pupuk kandang. Kemudian Setyamidjaja
1986 dan Hardjowigeno 1987 mengatakan bahwa pupuk kotoran ayam mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi, karena bagian yang padat bercampur dengan
bagian yang cair urine. Selain itu pupuk kotoran ayam adalah pupuk yang lengkap karena mengandung hampir semua unsur hara yang bekerja secara perlahan-lahan
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka waktu yang lama Hardjinomo dalam Rafnida, 1986. Bahkan dari hasil penelitian Anindiastuti dalam Setiabudiningsih 1989 menunjukkan bahwa pemupuk
an dengan menggunakan kotoran ayam cenderung memberikan kandungan unsur hara yang lebih lengkap sehingga meningkatkan produktivitas primer perairan. Menurut
Lingga 1995 pupuk yang banyak digunakan baik dalam usaha pembudidayaan tanaman maupun perikanan adalah pupuk Urea dan TSP, karena kandungan unsur
hara kedua pupuk ini tinggi dan termasuk pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur saja, dimana pupuk Urea hanya mengandung nitrogen
dan pupuk TSP hanya mengandung fosfor. Adapun komposisi mineral dan kandungan air dari kotoran ayam dibandingkan dengan kotoran ternak lainnya dapat dilihat pada
Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Komposisi Mineral dan Kandungan Air Beberapa Jenis Kotoran
Ternak dan Unggas Jenis Ternak
Nitrogen Fosfor
Kalium Air
Kuda - padat
0,55 0,30
0,40 75
- cair 1,40
0,02 1,60
90 Sapi
-padat 0,40
0,20 0,10
85 -cair
1,00 0,50
1,50 92
Kerbau -padat
0,60 0,30
0,34 85
-cair 1,00
0,15 1,50
92 Kambing
-padat 0,60
0,30 0,17
60 -cair
1,50 0,13
1,80 85
Domba -padat
0,75 0,50
0,45 60
-cair 1,35
0,05 2,10
85 Babi
-padat 0,95
0,35 0,40
80 - cair
0,40 0,10
0,45 87
Ayam - padat dan cair
1,00 0,80
0,40 55
Sumber: Lingga 1995
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dahril 1996 fitoplankton secara umum dapat mempengaruhi pertumbuhan Rotifera, karena dengan meningkatnya jumlah fitoplankton di suatu
perairan maka akan meningkatkan pula pertumbuhan Rotifera Brachionus plicatilis tersebut. Unsur hara esensial yang harus ada di perairan dan merupakan faktor
pembatas untuk pertumbuhan fitoplankton adalah unsur phospat dan nitrogen Shasmand, 1986.
Berdasarkan kandungan unsur hara, pupuk urea dan TSP termasuk pupuk tunggal, karena hanya mengandung satu macam unsur hara. Urea hanya mengandung
N sedangkan TSP hanya mengandung P. Pupuk Urea dan TSP termasuk pupuk buatan pupuk anorganik yang berkadar hara tinggi Sutejo, 1995. Urea terbuat dari gas
amoniak dan gas asam arang yang mengandung zat N 46. TSP berupa bubuk berwarna abu-abu dan mengandung zat P 14-20 Lingga, 1995. Berikut
dicantumkan beberapa jenis pupuk nitrogen dan fosfor beserta kadar haranya.
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Pupuk Nitrogen dan Fosfor Beserta Kadar Haranya Jenis Pupuk
Kadar N Kadar P
Zwavelzure ammoniak 20-21
- Urea
46 -
Chilisalpeter 14-16
- Natronsalpeter
16 Kalkammonsalpeter
20 -
Kalkstikastof 20-21
- Superposfat Enkel uperposfat ES
- 18-20
Dubble Superposfat DS -
36-40 Triple Superposfat TSP
- 48-54
Posfat Cirebon -
25-28 Fused Magnesium posfat EMP
- 19
Sumber: Lingga 1995
2.5 Peranan Vitamin C bagi Rotifera