Klasifikasi Brachionus plicatilis Biologi Brachionus plicatilis

Tubuh Brachionus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki atau ekor. Pemisahan antara kepala dan badan tidak jelas, sedangkan bagian kaki dan ekor berakhir dengan belahan yang disebut jari. Badan Brachionus dilapisi oleh kutikula yang tebal dan pada bagian kepala terdapat enam duri, sepasang duri diantaranya merupakan duri yang paling panjang dan terdapat di tengah. Di bagian ujung tubuhnya terdapat gelang-gelang silia berbentuk seperti spiral dan berfungsi untuk memasukkan makanan ke mulutnnya Priyambodo dan Tri, 2001.

2.2 Klasifikasi Brachionus plicatilis

Ciri khas yang merupakan dasar pemberian nama Rotatoria atau Rotifera adalah terdapatnya suatu bangunan yang disebut korona. Korona ini bentuknya bulat dan berbulu-bulu getar, yang memberikan gambaran seperti sebuah roda Mujiman, 1998; Djarijah, 1995. Brachionus plicatilis merupakan salah satu Rotifera yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat hirarkinya Edmonson 1963 sebagai berikut: Phylum : Rotifera Kelas : Monogonata Ordo : Ploima Familia : Brachionidae Genus : Brachionus Spesies : Brachionus plicatilis O. F. Muller Brachionus termasuk salah satu genus yang sangat populer diantara sekian banyak jenis Rotifera. Genus ini terdiri dari 34 spesies Dahril, 1996. Menurut Mudjiman 2002 bahwa selain Brachionus plicatilis dikenal juga beberapa spesies dari genus Brachionus, antara lain: Brachionus pala, Brachionus punctatus, Brachionus abgularis, dan Brachionus moliis. Universitas Sumatera Utara

2.3 Biologi Brachionus plicatilis

Brachionus ditemukan di perairan tawar, payau, atau laut, tergantung jenisnya Mudjiman, 1998. Menurut Dahril 1996 pertumbuhan populasi Brachionus sp. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti suhu, pH, salinitas, konsentrasi oksigen terlarut, konsentrasi nitrit dan konsentrasi amonia. Brachionus sp. dapat berkembang dengan baik jika dipelihara di tempat yang mendapat sinar matahari Mujiman, 1998. Brachionus plicatilis bersifat euthermal. Pada suhu 15°C Brachionus plicatilis masih dapat tumbuh, tetapi tidak dapat bereproduksi, sedangkan pada suhu di bawah 10°C akan terbentuk telur istirahat. Kenaikan suhu antara 15-35°C akan menaikkan laju reproduksinya. Kisaran suhu antara 22-30°C merupakan kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi, disamping itu Brachionus plicatilis juga bersifat euryhalin. Betina dengan telurnya dapat bertahan hidup pada salinitas 98 ppt, sedangkan salinitas optimalnya adalah 10- 35 ppt. Keasaman air turut mempengaruhi kehidupannya. Rotifera ini masih dapat bertahan hidup pada pH 5 dan pH 10, sedangkan pH optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi berkisar antara 7,5-8,0 Isnansetyo Kurniastuty, 1995. Brachionus sp. Umumnya bersifat omnivora dan suka memakan jasad-jasad renik yang mempunyai ukuran tubuh kecil dari dirinya, seperti : alga, ragi, bakteri dan protozoa Pennak, 1978. Brachionus plicatilis bersifat penyaring tidak selektif non selective filter-feeder. Pakan diambil secara terus menerus sambil berenang Isnansetyo Kurniastuty, 1995. Sistem reproduksi rotifera terjadi secara seksual kawin dan aseksual parthenogenesis. Secara seksual, organ reproduksi betina terdiri dari ovarium, yolk gland dan oviduct, sedangkan organ reproduksi pada jantan terdiri dari satu testis yang dihubungkan oleh saluran sperma ke penis Djuhanda, 1980. Menurut Priyambodo Tri 2001, dalam keadaan normal, spesies ini dapat berkembang biak secara parthenogenesis bertelur tanpa kawin. Ada dua tipe Branchionus betina, yaitu betina amiktik dan betina miktik. Isnansetyo Kurniastuty Universitas Sumatera Utara 1995 mengatakan bahwa betina miktik adalah betina yang dapat dibuahi. Telur yang dihasilkan betina miktik akan menetas menjadi jantan. Jantan ini akan membuahi betina miktik dan menghasilkan 1-2 telur istirahat. Telur ini mengalami masa istirahat sebelum menetas menjadi betina amiktik. Betina amiktik adalah betina yang tidak dapat dibuahi. Dari betina amiktik yang terjadi ini maka reproduksi secara aseksual akan terjadi lagi antara betina miktik dan amiktik tidak dapat dibedakan secara eksternal. Selanjutnya Mujiman 1998 mengatakan bahwa Brachionus plicatilis yang jantan hanya muncul pada musim-musim tertentu saja sehingga yang betina hampir selamanya berkembang biak secara parthenogenesis tanpa kawin dan dalam banyak hal yang jantan jarang sekali muncul, bahkan banyak di antara jenisnya tidak dikenal pejantannya. Untuk lebih jelasnya siklus hidup Rotifera B. plicatilis dapat dilihat pada Gambar. 2.2 dibawah ini : Gambar 2.2 Daur hidup Brachionus plicatilis modified from Hoff and Snell, 1987 Universitas Sumatera Utara

2.4 Peranan Pupuk dalam Pembudidayaan Brachionus plicatilis

Dokumen yang terkait

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

3 62 57

Pengaru Pemberian Beberapa Variasi Pupuk TSP Pada Komposisi Media Kotoran Ayam Dengan Pupuk Urea Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brochionus Plicatilis)

1 71 50

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis Dengan Penambahan Vitamin B1 Pada Media Cakap

0 35 53

Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus Plicatilis) Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti

3 34 60

Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi (B. plicatilis) Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan

0 24 60

Pengaruh Dosis alfa-Tokoferol yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis

0 3 160

PENGARUH SALINITAS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA Brachionus plicatilis O.F MULLER | Rukka | MEDIA LITBANG SULTENG 103 347 1 PB

0 0 4

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Brachionus plicatilis O. F. Muller - Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 1 7

Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F. Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea Dan TSP

0 0 12