sebanyak 6 kali sebagai ulangan untuk masing-masing media perlakuan. Setelah dilakukan penghitungan maka Brachionus plicatilis dimasukkan kembali ke dalam
stoples. Pengamatan ini dilakukan sampai dengan pengamatan hari ke-16.
3.8 Analisis Data
Setiap pengamatanpenelitian selesai dilakukan penghitungan jumlah populasi Brachionus plicatilis, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus menurut
Fogg 1975, sebagai berikut:
K =
t No
Nt ln
ln −
Dimana: K = Laju pertumbuhan jumlah populasi Brachionus plicatilis per hari
Nt = Jumlah populasi Brachionus plicatilis setelah t hari
No = Jumlah populasi awal Brachionus plicatilis t
= Waktu pengamatan hari Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis of
variance ANOVA, sedangkan untuk menguji beda antara perlakuan dilakukan dengan uji beda rata-rata duncan atau DNMRT Steel Torrie, 1993.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rata-rata Pertambahan Jumlah Populasi Brachionus plicatilis ind2 l Setiap Dua Hari Pengamatan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap perbandingan rata-rata populasi Brachionus plicatilis akibat penambahan vitamin C, didapatkan rata-rata pertambahan
jumlah populasi Brachionus plicatilis seperti terlihat pada Gamba 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Pertambahan Jumlah Populasi Brachionus plicatilis ind2 l dengan Penambahan Vitamin C Pada Media CAKAP
Dari Grafik 4.1 terlihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah populasi Brachionus plicatilis akibat pemberian vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol pada semua hari pengamatan. Dimana rata-rata pertambahan jumlah individu
Universitas Sumatera Utara
populasi tertinggi terdapat pada pengamatan hari ke-8 pada media M3 dengan penambahan vitamin C 1,2 mg2 l sebesar 23.888 ind2 l. Hasil ANOVA vitamin C
berpengaruh nyata terhadap panambahan peningkatan populasi Brahionus plicatilis. Tingginya rata-rata pertambahan individu pada media M3 disebabkan oleh sesuainya
kombinasi pemberian vitamin C 1,2 mg pada media ini, sehingga tersedianya nutrisi pada media mendukung pertambahan jumlah populasi Brahionus plicatilis.
Menurut Dahril 1996, bahwa kondisi media yang baik dan tersedianya nutrisi yang mencukupi dalam media kultur dapat menyebabkan terjadinya pertambahan
populasi Brachionus plicatilis dengan cepat, tetapi juga akan mengalami penurunan yang cepat pula bila kondisi media dan nutrisi tidak lagi dapat mendukung
kehidupannya. Selanjutnya Shasmand 1986 menyatakan bahwa dalam mengkultur Brachionus plicatilis pemberian pupuk Urea dan TSP yang seimbang sangat
menentukan terhadap pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber bahan makanan dari Brachionus plicatilis, keadaan ini disebabkan pupuk urea dengan kandungan unsur N
sekitar 46 dan pupuk TSP dengan kandungan unsur P sekitar 14-20 dapat meningkatkan metabolisme fitoplankton, sehingga berkembang biak dengan baik.
Marzuqi et al., 1999 mengatakan vitamin C merupakan bahan-bahan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jenis vitamin ini dibutuhkan tubuh untuk
meningkatkan metabolisme, daya tahan terhadap perubahan lingkungan, penyakit, pertumbuhan, pemeliharaan tubuh, dan reproduksi.
Sato et al, 1982 Salah satu unsur mikro nutrien yang penting dalam proses vitelogenesis dan embriogenesis adalah vitamin C. Pada proses vitelogenesis,
vitamin C sebagai donor elektron dalam reaksi hidroksilasi biosintesis hormon steroid yang diperlukan bagi berlangsungnya proses tersebut. Selain itu, vitamin C juga
berfungsi sebagai anti oksidan yang akan melindungi kolesterol dari kerusakan akibat terjadinya proses oksidasi sehingga kebutuhan kolesterol untuk proses biosintesis
hormon estrogen dapat terpenuhi. Pada proses embriogenesis, vitamin C berperan dalam metabolisme lemak, yaitu dalam reaksi biosintesis karnitin, yang berfungsi
mentransfer asam lemak rantai panjang dari sitosol ke mitokondria untuk dikonversi menjadi energi melalui proses oksidasi. Dengan demikian, kebutuhan energi selama
Universitas Sumatera Utara
proses tersebut berlangsung dapat dipasok dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Vitamin C mempunyai fungsi sebagai kofaktor enzim prolil dan lisin
hidroksilase yang mengkatalis hidroksilasi prolin dan lisin, yang esensial untuk biosintesis jaringan kolagen yang terdapat pada ovarium dan perkembangan embrio.
Kolagen merupakan penyusun utama dinding dalam kantong ovarium. Kolagen sebagai penyusun dinding kapiler darah di jaringan termasuk telur. Kapiler darah pada
gonad penting dalam pendistribusian nutrien ke oosit. Selama embrio dan larva berkembang, kandungan vitamin C telur cepat menurun karena pada saat itu
terjadi pembentukan tulang dan jaringan ikat.
4.2 Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis