3.2 Persiapan Bahan Media Brachionus plicatilis
Media pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran kotoran ayam yang telah dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari, pupuk urea dan
TSP. Kotoran ayam yang telah kering, urea, TSP dan vitamin C dihaluskan dan diayak, kemudian ditimbang sesuai komposisi perlakuan seperti di atas. Selanjutnya
kotoran ayam, urea dan TSP tersebut dimasukkan ke dalam kantung strimin.
3.3 Persiapan Media 3.3.1 Media aklimasi
Air yang digunakan untuk media aklimasi diperoleh dari air kolam Perpustakaan Universitas Sumetera Utara Medan yang telah disaring dengan
menggunakan plankton net bermata saring 15 mikron. Air kolam tersebut dimasukkan ke dalam aquarium sebanyak 25 l. Kemudian media yang terdiri dari 2.500 mg
kotoran ayam + 50 mg pupuk Urea + 37,5 mg pupuk TSP dimasukkan ke dalam kain strimin dan dicelupkan ke dalam akuarium dan diaklimasi selama 2 hari.
3.3.2 Media Perlakuan
Air yang digunakan untuk media perlakuan diperoleh dari air kolam Perpustakaan Universitas Sumetera Utara Medan yang telah disaring dengan
menggunakan plankton net bermata saring 15 mikron. Air kolam tersebut dimasukkan kedalam stoples kaca sebanyak 24 yang masing-masing diisi sebanyak 2 l air kolam.
Kemudian masing-masing media pakan yang telah ditimbang seperti kotoran ayam 200 mg, Urea 4 mg dan TSP 3 mg dimasukkan ke dalam kain strimin, selanjutnya
dimasukkan kedalam stoples yang telah berisi air kolam dengan cara menggantungkan mencelupkan dibawah permukaan air media, kemudian masing-masing stoples
perlakuan ditutup dengan kain kasastrimin untuk mencegah masuknya serangga atau hewan lain, dan dibiarkan selam 7 hari Sihombing, 2009. Shasmand 1986
menjelaskan dengan melakukan pemupukan berarti akan merubah konsentrasi zat hara
Universitas Sumatera Utara
sehingga akan mempengaruhi Zooplankton, dalam hal ini Brachionus plicatilis. Selanjutnya Mujiman 1998 juga menjelaskan tujuan pemupukan pada media kultur
Brachionus plicatilis adalah untuk menumbuhkan jasad-jasad renik yang merupakan makanan Brachionus plicatilis.
Setelah 7 hari dimasukkan bibit B. plicatilis dari media aklimasi ke dalam masing-masing media perlakuan sebanyak 25 individu. Kemudian stoples media
ditutup kembali dengan kain kasa. Selanjutnya stoples media dimasukkan ke dalam rak lemari yang tertutup dan diberi lampu TL 20 watt dengan jarak dari permukaan
stoples media perlakuan sekitar 20 cm.
Pada penelitian yang telah dilakukan kondisi sifat fisik air media seperti suhu dan pH diperiksa 3 kali dalam 16 hari, yaitu pada hari ke 4, 9 dan 13. Untuk suhu
diukur dengan alat termometer dan pH diukur dengan pH meter. Selanjutnya media perlakuan diberi aerasi setiap hari selama 3 menit dengan menggunakan aerator
supaya kandungan O
2
terlarut tidak terlalu rendah.
3.4 Persiapan Bibit Brachionus plicatilis
Brachionus plicatilis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kolam Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan. Brachionus plicatilis diambil
dengan menggunakan plankton net dan dimasukkan ke dalam ember bervolume 10 liter. Selanjutnya dimasukkan bibit Brachionus plicatilis secukupnya ke dalalam
akuarium tersebut untuk diaklimasikan selama 5 hari. Akuarium diletakkan di bawah lampu 20 Watt dengan jarak ± 20 cm dan aerasi dilakukan selama 5 hari.
3.5 Perlakuan Penambahan Vitamin C
Perlakuan penambahan vitamin C dilakukan setelah dimasukkan Brachionus plicatilis kedalam stoples dan dilakukan penambahan vitamin C setiap hari sesuai
dengan komposisi masing-masing perlakuan. Hal ini berdasarkan Merchie et al 1995
Universitas Sumatera Utara
menyatakan teknik pengayaan rotifera dengan penambahan vitamin dilakukan selama 24 jam.
3.6 Perlakuan Waktu Pengamatan
Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan dua hari sekali hari selama 16 hari atau 8x pengamatan dimana pada masing-masing media
perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 6 kali. H1 = hari ke-2
H2 = hari ke-4 H3 = hari ke-6
H4 = hari ke-8 H5 = hari ke-10
H6 = hari ke-12 H7 = hari ke-14
H8 = hari ke-16 Hal ini berdasarkan lama hidup Brachionus plicatilis, yaitu selama 12-19 hari
Hyman, 1951.
3.7 Pengamatan Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis
Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan dua hari sekali seperti yang telah dijelaskan pada perlakuan waktu pengamatan. Brachionus plicatilis
diambil dari masing-masing media perlakuan dengan menggunakan pipet serologi 10 ml. Sebelum dilakukan pengambilan, air media terlebih dahulu diaduk perlahan-lahan
dengan batang pengaduk kaca supaya Brachionus plicatilis tersebar merata sehingga dapat mewakili semua Brachionus plicatilis yang terdapat di dalam media. Kemudian
Brachionus plicatilis diambil dengan pipet serologi.
Brachionus plicatilis yang terdapat di dalam pipet serologi diterawangkan pada sinar lampu kemudian dihitung jumlahnya dengan kasat mata. Cara ini sesuai dengan
yang dilakukan Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Serang, serta Isnansetyo dan Kurniastuti 1995. Penghitungan pertumbuhan populasi dilakukan
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 6 kali sebagai ulangan untuk masing-masing media perlakuan. Setelah dilakukan penghitungan maka Brachionus plicatilis dimasukkan kembali ke dalam
stoples. Pengamatan ini dilakukan sampai dengan pengamatan hari ke-16.
3.8 Analisis Data