2.5. Konsep Perilaku Kesehatan
Perilaku terbentuk didalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni: stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut faktor eksternal, dan
respons merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang bersangkutan faktor internal. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan
fisik, maupun non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, polotik, dan sebagainya. Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal paling besar
perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya, dimana seseorang tersebut berada. Sedangkan faktor internal yang menentukan
seseorang itu merespons stimulus dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya Notoatmodjo, 2005.
Menurut Green dalam Notoatmodjo 2005, membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut yakni behavioral factor faktor perilaku, dan
non behavioral factors faktor non perilaku. Selanjutnya Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:
1. Faktor-faktor predisposisi disposing factors, yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya. Seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui
pertumbuhannya. Anaknya akan memperoleh imunisasi untuk pencegahan penyakit, dan sebagainya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini, ibu
tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors, adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Sebuah
keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air besar di WC, makan makanan yang
bergizi, dan sebagainya, tetapi apabila keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air besar di kali
kebun, menggunakan air kali untuk keperluan sehari-hari, makan seadanya, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor penguat reinforcing factors, adalah faktor-faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
Seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak pernah periksa hamil, namun anaknya tetap sehat. Hal ini
berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.
Snehandu B. Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya behavior intention b.
Dukungan sosial dari masyarakat sekitar social support
Universitas Sumatera Utara
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
accessibility of information d.
Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan personal autonomi
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action
situation. Anderson dalam Notoatmodjo 2005 menggambarkan model kesehatan
health system model yang berupa model kepercayaan kesehatan. Didalam model Anderson ini terdapat 3 kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu :
1. Karakteristik Predisposisi predisposing characteristics Karaktiristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu
mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda- beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan ke dalam
3 kelompok. a.
Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur b.
Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ruas dan sebagainya.
c. Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan
dapat menolong proses penyembuhan penyakit. Selanjutnya Anderson percaya bahwa:
- Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan-perbedaan karakteristik,
mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
- Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, mempunyai
perbedaan gaya hidup dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan
- Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan
kesehatan 2.
Karakteristik Pendukung enabling characteristics Karakteristik ini mecerminkan bahwa meskipun mempunyai prediposisi untuk
menggunakan pelayanan kesehatan, ia tak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada
tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar. 3. Karakteristik Kebutuhan need characteristics
Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai
kebutuhan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling
itu ada. Kebutuhan need disini dibagi menjadi 2 kategori, dirasa atau preceived subject assesment dan evaluated clinical diagnosis.
2.6. Kerangka Konsep