Kesimpulan. Analisis Yuridis Straf Minimum Rules (Aturan Hukuman Minimal) Terhadap Tindak Pidana Korupsi Pada Pasal 2 Ayat (1) Dan Pasal 3 Undang–Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Kesimpulan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Pejabat Negara adalah Pejabat yang dimaksud dalam ps. 11 UU No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian yaitu : Presiden dan Wakil presiden Ketua, Wakil ketua, dan anggota MPR ketua, Wakil ketua dan anggota DPR ketua , Wakil ketua, ketua muda dan Hakim Agung MA serta semua badan peradilan Ketua, Wakil ketua dan anggota DPA sudah dibubarkan Ketua, Wakil ketua dan anggota BPK, Menteri dan jabatan setingkat Menteri Kepala Perwakilan RI di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar, Gubernur dan Wakil Gubernur Bupati Walikota dan Wakil BupatiWakil Walikota, Pejabat Negara lain yang ditentukan oleh Undang-Undang. Pejabat Negara dalah Presidden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, Wakil Walikota. psl. 85 UU No. 10 Tahun 2008 dan PP No. 14 Tahun 2009. Pejabat negara dalam definasi ini adalah pejabat negara yang berasal dari partai politik. Pejabat Negara yang berasal dari Pejabat karir terikat dengan ketentuan Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1974 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian. Dan yang dikatakan bukan pejabat negara adalah seseorang yang unsurnya tidak terpenuhi dalam undang – undang No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian, psl.85 UU No. 10 Tahun 2008 dan PP No. 14 Tahun 2009 yang 70 Universitas Sumatera Utara mengatur tentang pengertian pejabat negara serta pengertian pejabat negara lainnya di dalam peraturan peraturan per undang – undang na yang belaku. 2. Penulis berkesimpulan bahwa pemidanaan dalam undang – undang ini dilakukan dengan pembuktian unsur – unsur yang terdapat dalam pasal – pasal UU tipikor ini. Pemidanaannya tetap sesuai dengan apa yang terdapat dalam pasal 2 dan pasal 3 UU Tipikor ini, maka jika disimpulkan Undang – undang tipikor ini memberikan pemindanaan yang terbalik pada kedua unsur pasal yang dimana dalam unsur – unsur pasal tersebut terdapat unsur pejabat dan bukan pejabat negara yang hukumannya berbanding terbalik, yaitu hukuman bagi Pejabat negara yang harus nya lebih berat justru di peringan dengan aturan hukuman minimalnya dan yang bagi bukan pejabat negara justru hukuman aturan minimalnya lebih berat jika diperbandingkan. 3. Dalam perkara korupsi yang telah penulis analisis adalah adanya ketidak adilan penjatuhan hukuman yang dilakukan oleh Hakim Tindak Pidana Korupsi terhadap para terdakwa, maksudnya terjadi ada nya kebalikan hukuman, yakni seorang pejabat negara yang selayaknya menjadi panutan masyarakat dan menjadi yang berpengaruh dalam masyarakat hendaknya dihukum dengan hukuman yang sangat berat, namun kenyataanya hukumannya jauh lebih ringan dibandingkan dengan seorang yang bukan pejabat negara. Namun hal ini menurut hemat penulis adalah kesalahan dari rumusan undang – undang yang berlaku, karena Hakim Tipikor melaksanakan tugasnya dengan apa yang telah diatur dalam undang – undang, karna dengan Universitas Sumatera Utara upaya hukum apapun juga kalau undang – undang mengaturnya sudah salah maka sampai kapanpun keadilan tidak akan pernah terpenuhi.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Kewenangan Penyidik Mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi ( Studi Kasus Judicial Review Pasal 40 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana K

1 41 110

Analisis Yuridis Terhadap Kewenangan Penyidik Mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi ( Studi Kasus Judicial Review Pasal 40 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidan

9 105 110

Analisis Yuridis Fungsi Kejaksaan Dalam Tindak Pidana Korupsi Di Lingkungan BUMN

1 54 163

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

Undang Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 1

Undang-Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 29

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 0 15

Putusan Bebas Terhadap UDdalam Kasus Tindak Pidana Korupsi Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi - Ubaya Repository

0 0 9

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14

MELAWAN HUKUM KHUSUS/FACET DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PASAL 2 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 juncto UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18