Vandalisme atau Perusakan Perpustakaan Perguruan Tinggi 1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi

23 dikutip oleh Marlini dalam penelitiannya, “Vandalisme adalah kerusakan pada koleksi perpustakaan, perabot, atau fasilitas perpustakaan yang dilakukan dengan sengaja, dan biasanya dimotivasi oleh kemarahan atau kebencian dari pelaku”. 23 Vandalisme pada koleksi tercetak perpustakaan biasanya dalam bentuk mencoret-coret pada kalimat-kalimat penting, penandaan dengan stabillo berwarna, catatan pendek pada sisi kalimat, membuat komentar pada bagian margin kalimat atau kutipan tertentu. Selain itu membuat gambar-gambar tidak bermakna, melipat lembar buku untuk menandai halaman, merobek halaman tertentu, hilangnya gambar atau ilustrasi, terdapat sobekan pada grafi-grafik data. Hal yang lebih serius adalah hilangnya buku perpustakaan secara sengaja oleh pemustaka. Kegiatan - kegiatan tersebut dapat menimbulkan masalah serius di perpustakaan. Menurut studi yang dilakukan Samuel, alasan mengapa pemustaka memiliki kecenderuangan melakukan pencurian maupun vandalisme adalah karena perilaku vandalisme ini merupakan sifat bawaan dari individu tersebut. Kemudian alasan lain yang disebutkan adalah meningkatnya keinginan dalam memperoleh pendidikan yang lebih tinggi sehingga membutuhkan buku-buku. Sedangkan harga buku sangat mahal. Sehingga perilaku vandalisme terjadi di perpustakaan. Biasanyanya tindakan vandalisme ini dilakukan karena pemustaka tersebut tidak menghormati koleksi perpustakaan tersebut adalah milik umum. 23 Marlini, “ Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Vandalisme di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang”, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Seri A, Padang: Fakultas Budaya dan Sastra Universitas Negeri Padang, 2013 h.28 24 Namun dapat pula beranggapan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pustakawan terhadap pemustaka yang menggunakan koleksi perpustakaan. Perilaku mutilasi atau vandalisme di perpustakaan menurut Samuel: a. Pencurian buku b. Perobekan halamanbab. c. Pemotongan informasi relevan. d. Keterlambatan pengembalian Sedangkan Isaac Olugbenga dalam penelitiannya menyatakan bahwa perilaku vandalisme adalah perilaku yang sangat menghakhawatirkan karena perilaku ini jika tidak diatasi dengan baik akan berlanjut pada kerugian perpustakaan. Isaac mengemukakan macam vandalisme, yaitu: a. Mutilasi dan pencurian buku koleksi perpustakaan b. Menandai kalimat dengan pena berwarna c. Menuliskan poin pada margin buku 24 Sedangkan menurut hasil studi yang dilakukan Dana Weiss mengenai perilaku vandalisme di perpustakaan di kota New York adalah sebanyak 8 17 siswa pemustaka menyelinapkan buku dan perobekan lembar buku atau majalah sebanyak 9 18 siswa 25 Dalam penemuan penelitiannya, I. A. Alao juga menyebutkan dalam penelitiaanya bahwa dari 1.280 responden 64 memiliki keterlibatan dalam pencurian dan mutilasi. Sebanyak 416 pemustaka 32,5 mengaku pernah 24 Isaac Olugbenga Ajala dan Samuel Adeolu.Library Archival Security. “Theft and Mutilation of Library Materials in Nigerian Academic Libraries”. Nigeria: 2008 h. 23. 25 Dana Weiss. Book Theft an Book Mutilation in a Large Urban Unniversity Library. New York: 1981 h. 342. 25 mencuri dan memutilasi bahan pustaka. Hasil lainnya menyebutkan dari 416 pelaku, 160 responden 38,5 mengaku telah memutilasi buku referensi, 128 responden 30,8 melakukan vandalisme pada buku teks, dan 128 responden 30 sisanya telah melakukan vandalisme pada majalah. 26 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai objek atau fokus perilaku vandalisme yang diteliti.Dari beberapa macam perilaku vandalisme koleksi perpustakaan penulis membuat spesifikasi penelitian ini pada: Sebenarnya seseorang yang melakukan perilaku vandalisme ini menyadari bahwa perilaku tersebut dapat mengurangi keefektifan penggunaan 26 I. A. Alao. Librari Archival Security.Theft and Mutilation of Library Materials by Student in a University. Nigeria; 2008 h. 66-67 Isaac Obulenga tahun 2008 1. Mencuri buku. 2. Menandai kalimat dengan pena berwarna. 3. Menuliskan poin di margin buku. Samuel J. Udoudoha tahun 2012 1. Pencurian buku 2. Perobekan halamanbab. 3. Pemotongan informasi relevan. 4. Keterlambatan pengembalian Dana Weiss tahun 1981 1. Pencurian buku 2. Perobekan lembar buku Fokus penelitian ini 1. Mencuri buku perpustakaan 2. Mencoret-coret lembar buku 3. Memberi tanda pada topik tertentu 4. Merobek ilustrasigambar 26 perpustakaan. Namun, karena keegoisannya sehingga mereka tidak memikirkan dampak negatif yang diperoleh pada pengguna lainnya. Marlini menyatakan dalam penelitian yang dilakukan bahwa penyebab perilaku vandalisme ini terdapat dua faktor yaitu: a. Faktor dari pemustaka 27 1. Kurangnya kesadaran pemustaka dalam memperlakukan koleksi perpustakaan 2. Kekecewaan pemustaka terhadap layanan perpustakaan 3. Usia pemustaka 4. Koleksi yang diminati b. Faktor dari pustakawan 28 1. Lemahnya pengawasan 2. Tidak efektifnya peraturan perpustakaan 3. Petugas yang kurang professional 4. Kurangnya pengamanan Beberapa faktor tersebut yang mendasari terjadinya perilaku menyimpang di perpustakaan. Selain faktor-faktor diatas terdapat faktor lain yang ikut mendukung terjadinya vandalisme di perpustakaan. Seperti hasil penelitian berbeda yang dilakukan oleh Isaac Olubenga dan Dana Weiss, ia menemukan alasan lain diantaranya: 1. Karena seseorang dari latar belakang ekonomi yang rendah 27 Marlini,”Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tindakan Vandalisme Di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol 2, No. 1 Seri A September 2013 h. 29-30 28 Ibid., h. 30-31 27 2. Biaya dalam pembelian buku terlalu mahal 3. Ketidakmengertian atas sanksi yang diberlakukan 4. Kurangnnya koleksi perpustakaan 5. Tidak ada jasa fotokopi 6. Tidak ada sarana untuk mencetak foto atau grafik 29 Ann Curry menambahkan beberapa alasan lain diantaranya adalah: 7. Tekanan akademik 8. Membutuhkan ilustrasi dalam tugas 30 Dari rujukan beberapa penelitian sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak sekali perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pemustaka di perpustakaan dan mereka memiliki alasan masing-masing untuk melakukan hal tersebut. Jika sudah diketahui seperti ini, meski perpustakaan tidak dapat berbuat banyak tetapi perpustakaan harus membuat langkah – langkah untuk memeperkecil kemungkinan perilaku tersebut terjadi berulangkali. Perpustakaan diharapkan dapat lebih meningkatkan kembali upaya pengawasan dan pengamanan koleksi yang dimilikinya. Yaitu dengan dirumuskannya kebijakan keamanan yang komperhensif diantaranya seperti, sistem keamanan diintegrasikan dalam fasilitas desain perpustakaan seperti dengan memperhatikan penempatan tata letak koleksi perpustakaan, tata letak furnitur yang tidak menghalangi pengawasan, atau dengan diadakannya petugas pengontrol yang berkeliling. 29 Isaac Olugbenga Ajala dan Samuel Adeolu.Library Archival Security.“Theft and Mutilation of Library Materials in Nigerian Academic Libraries”.Nigeria: 2008 h. 9. 30 Ann Curry Susanna dan Flodin Kelly Matheson.Library Archival Security.Theft and Mutilation of Library Materials”. London, 2008 h. 15 28

BAB III PROFIL PUSAT PERPUSTAKAAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA A. SEJARAH

1. Sejarah Singkat

31 Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah merupakan peralihan nama dari Perpustakaan Utama sesuai dengan ORTAKER Organisasi Tata Kerja baru di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan Perpustakaan Utama itu sendiri dahulu juga merupakan peralihan nama dari Perpustakaan IAIN Jakarta, yang didirikan seiring dengan berdirinya IAIN itu sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA Akademi Dinas Ilmu Agama pada tanggal 1 Juni 1957. Pada waktu itu kondisi perpustakaan masih sangat sederhana, hanya terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak 2000 eksemplar, dan hanya dikelola oleh seorang pegawai. Seiring dengan berubahnya status IAIN menjadi UIN SK Presiden No. 31 tanggal 20 Mei 2002, maka secara otomatis nama perpustakaan pun ikut berubah yaitu menjadi “Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Pada tahun 1960-1964 koleksi buku diklasifikasi menurut DDC Dewey Decimal Classification. Di samping itu sistem peminjaman juga sudah mulai tertib, dan jumlah pegawainya ada 4 orang. 31 Sejarah Singkat Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. www.perpus.uinjkt.ac.idindex.php?option=comview=articleitemid=73 . Diakses pada tanggal 13 Mei 2014. 29 Tahun 1964-1971 Perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari berbagai lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia, sehingga pada Januari 1969 jumlah koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23 skripsi, dan 310 eks majalah. Selanjutnya, pada tahun 1971-1983 perpustakaan menempati ruang yang lebih luas yaitu gedung Aula Madya saat ini. Pada tahun 1980 Perpustakaan IAIN Jakarta tercatat sebagai perpustakaan perguruan tinggi terbaik se-DKI Jakarta. Selanjutnya pada periode tahun 1984-1998 sempat pindah ke gedung baru berlantai tiga di Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat Saat ini gedung tersebut saat ini menjadi Fakultas Psikologi. Pada masa tahun 1998 hingga 2000 perpustakaan kembali pindah ke gedung yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gedung Sanggar Pravitasari. Dengan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi lebih dekat. Sejak tahun 2001 mulai melakukan perbaikan gedung dan perlengkapannya, penerapan sistem otomasi, penerapan sistem kemanan koleksi dengan sensormatik, penambahan jenis layanan seperti warnet, audio visual, dan lain sebaginya. Tahun 2007 ini perpustakaan meningkatkan layanannya dengan melakukan digitalisasi untuk koleksi dan membangun kembali jaringan perpustakaan utama dengan perpustakaan-perpustakaan fakultas.