2.1.4. Tahapan pengambilan keputusan
Para ahli umumnya mengartikan pengambilan keputusan sebagi cara memecahkan masalah dengan memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
yang ada Du Brin, 1983: Morgan, King dan Robinson, 1984 dalam Kurniawati, 2006. Adapun proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Input Pada tahap ini individu menentukan atau diberi suatu persoalan.
b. Tahap Throughput decision making strages Pada tahap ini masalh sudah dikenali, kemudian berlangsung rangkain
proses pengambilan keputusan yang saling tumpang tindih, yaitu menjernihkan persoalan menemukan berbagai alternatif-alternatif
tersebut, mengambil keputusan, mengevaluasi hasilnya. c. Tahap Out Put
Dari keputusan yang diambil, subyek merasakan konsentrasinya berupa hasil yang optimal, memuaskan, atau kurang memuaskan.
Sedangkan untuk pengambilan keputusan dilihat dari tahapan pengambilan keputusan yang diungkapkan oleh Janis Mann dalam S.P. Siagian 1990, yaitu:
1. Melihat alternatif yang ada. 2. Mempertimbangkan seluruh tujuan yang akan dicapai.
3. Mempertimbangkan segala konsekuensi yang akan diperoleh. 4. Mencari informasi yang relevan.
5. Menilai kembali segala konsekuensi evaluasi. 6. Membuat langkah-langkah dan rencana yang terperinci.
Sedangakan menurut Mangkunegra 2005 tahapan pemecahan masalah dan pengmbilan keputusan sebagai berikut :
a. Mengklasifikasikan dan mendefiniskan problem Mengkalisifikasikan masalah
Dengan mengkalsifikasikan masalah, pengambil keputusan akan mengetahui tipe problem dan kemungkinan tipe keputusan yang akan ditetapkan. Suatu masalah
dapat diklasifikasikan ke dalam masalah yang bersifat rutin dan masalah yang bersifat unik.
Mendefiniskan masalah Mendifinisikan
masalah merupakan
suatu aktifitas
mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi sehingga menjadi adanya suatu masalah, pertimbangan tentang
hal-hal yang menjadi penyebab adanya suatu masalah dengan menguraikan antara sebab-sebab yang sesungguhnya yang menyebabkan timbulnya suatu masalah.
b. Mengembangkan kriteria pemecahan yang baik Tujuan dari pengembangan kriteria adalah untuk mendapatkan suatu standar yang
diharapkan setelah suatu keputusan dapat terlaksana. Dengan kriteria yang sudah ada, proses pengambilan keputusan akan mendapatkan kemudahan dalam menetapkan
alternatif yang paling baik. c.
Mengembangkan alternatif
Dalam menghadapi problem dan tuntutan keputusan yang bersifat rutin, pengambil keputusan tidak menghadapi masalah. Tetapi dalam menghadapi masalah-masalah
baru yang menuntut suatu keputusan inovatif agar masalah-masalh dapat terpecahkan secara tuntas, maka membutuhkan suatu pemikiran berupa pengembangan alternatif-
alternatif baru sesuai dengan masalah yang dihadapi. d. Membandingkan alternatif dengan kriteria
Tujuan dari aktivitas membandingkan ini adalah untuk menguji sampai sejauh mana bobot alternatif telah mampu memecahkan masalah secara tuntas. Disamping
mempertimbangkan bobot kualitas dari alternatif yang diuji, pengambil keputusan juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan seperti kemungkinan diterimanya
alternatif.
e. Pemilihan alternatif pemecahan
Pemilihan alternatif adalah bukan merupakan titik puncak aktivitas proses pengambilan keputusan, tetapi
harus merupakan langkah awal dari usaha
membuktikan kualitas kemampuan suatu keputusan untuk mengatasi problem secara tuntas. Penilaian alternatif dapat dengan mudah dilakukan apabila dari berbagai
alternatif yang ada ternyata telah dapat diketahui dengan jelas tentang alternatif mana yang telah memenuhi kriteria keharusan dan telah memperoleh bobot yang banyak
dari kriteria keinginan yang ada. f.
Implementasi keputusan pada tahp implementasi ini, penjadwalan waktu begi berbagai kegiatan perlu diatur
sedemikian rupa.
g. Monitoring keputusan dan balikan Tahap ini adalah tahap terakhir dari proses keputusan yang merupakan mekanisme
sistem pelaporan secara periodik terhadap implementasi keputusan yang sedang berjalan.
2.1.5. Langkah-langkah Pengambilan keputusan