Limbah Cair Tahu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah Cair Tahu

Limbah cair industri tahu berasal dai proses pencucian dan perendaman kedelai, serta dari proses pengepresan dan pencetakan tahu Djarwati dkk, 2000. Selain itu juga dari sisa larutan serta dari proses pencucian peralatan. Pada proses pembuatan tahu akan dihasilkan limbah Lampiran 6. Limbah dari pengolahan tahu ini berupa limbah padat dan limbah cair Hariyadi, 2002. Limbah padat berupa ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan pangan yaitu tempe gambus dan oncom, sedangkan limbah cairnya adalah whey air buangan sisa proses penggumpalan tahu. Di dalam whey tahu masih terdapat sisa protein yang tidak menggumpal dan zat-zat lain yang larut dalam air, termasuk lesitin dan oligosakarida. Whey tahu yang tidak dimanfaatkan akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena membusuknya senyawa-senyawa organik tersebut, sedangkan pemanfaatannya masih sangat terbatas Hariyadi, 2002. Limbah cair dan ampas tahu berbeda dengan ampas kedelai yang diperoleh dari kedelai segar, dimana limbah cair dan ampas tahu berasal dari kedelai yang sudah dimasak. Protein limbah cair dan ampas tahu mempunyai nilai lebih tinggi dari pada biji kedelai itu sendiri Dahiyat, 1990. Buangan dalam limbah cair tahu masih banyak mengandung zat organik, seperti protein, karbohidrat, lemak, zat terlarut yang mengandung zat padatan tersuspensi Sola, 1994. Dalam hasil analisis limbah cair tahu oleh Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta 1995, dalam Johari 1999 lihat Tabel 14, terdapat unsur-unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroalga antara lain N, P, K, dan Mg. Berdasarkan kandungan nutrisi yang masih terdapat pada limbah cair tahu, maka pemanfaatannya sebagai medium alternatif pertumbuhan mikroalga merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah limbah cair tahu. Cara ini memiliki banyak keunggulan di antaranya adalah penanganannya mudah dan murah Aspuranto, 1989. Pengolahan limbah cair tahu dengan mikroalga telah dilakukan oleh Johari pada tahun 1999 dengan menggunakan Chlorella. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa Chlorella mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada medium limbah cair tahu, sehingga dapat diasumsikan bahwa limbah cair tahu juga dapat digunakan sebagai medium alternatif untuk pertumbuhan Scenedesmus.

2.2. Mikroalga Scenedesmus sp