Isolasi dan Perbanyakan Sel Scenedesmus sp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Isolasi dan Perbanyakan Sel Scenedesmus sp.

Untuk mendapatkan isolat Scenedesmus sp. dilakukan pengambilan sampel air di danau Agathis UI. Sebagai medium pertumbuhan digunakan akuades yang di tambahkan dengan 1 pupuk NPK, karena untuk mendapatkan biomassa mikroalga dibutuhkan unsur-unsur hara yang digunakan sebagai nutrisi dalam pertumbuhannnya. Setiap unsur mempunyai fungsi-fungsi khusus yang tercermin pada pertumbuhan dan kerapatan yang dicapai dan pada kultur mikroalga N, P, dan K termasuk hara makro yang dibutuhkan oleh mikrolaga Isnansetyo dan Kurniastuty,1995. Pemeliharaan mikroalga dalam tahap isolasi dilakukan ditempat yang langsung terkena sinar matahari, karena cahaya sangat dibutuhkan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis mikroalga Darley, 1982. Metode yang digunakan dalam mengisolasi mikroalga yang diinginkan dalam hal ini Scenedesmus sp. adalah menggunakan metode pengenceran berseri Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995. Pada proses isolasi Scenedesmus ini digunakan medium basal bold MBB yang merupakan medium selektif bagi pertumbuhan mikroalga khusunya dari divisi Chlorophyta atau alga hijau . Penggunaan medium selektif ini sangat penting karena pada media ini hanya dapat ditumbuhi oleh mikroalga jenis tertentu dan akan menghambat mikroalga jenis- jenis lain Suriawiria, 2005. Pemeliharaan dalam tahap isolasi ini dilakukan selama 14 hari. Setelah didapatkan isolat murni Scenedemus sp. akan dilakukan perbanyakan sel. Dalam tahap perbanyakan sel ini digunakan medium ekstrak tauge MET 4, ini dilakukan berdasarkan penelitian Damayanti 2006 yang menggunakan ekstrak tauge dalam kultur Scenedesmus sp. dan kerapatan sel yang dihasilkan cukup tinggi. Selain itu perbanyakan kultur sel Scenedesmus sp. dengan menggunakan medium ekstrak tauge MET juga mudah dilakukan serta menghemat biaya bila dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia sebagai medium kultur. Kultur Scenedemus sp. ini akan digunakan sebagai kultur stok yang nantinya akan dipersiapkan untuk diinokulasikan kedalam medium perlakuan yaitu limbah cair tahu. Pemeliharan kultur sel Scenedesmus sp. dilakukan pada ruang kultur dengan kondisi yang disesuaikan untuk pertumbuhan sel Scenedesmus sp. Suhu ruangan kultur selama penelitian berkisar antara 20-22 C Tabel 13. Suhu tersebut masih berada dalam kisaran suhu yang optimal bagi pertumbuhan sel Scenedesmus sp. karena suhu yang optimal untuk kultur fitoplankton secara umum adalah antara 20-24 °C. Suhu ruangan untuk kultur ini sangat penting bagi pertumbuhan mikroalga, Oh-Hama dan Miyachi 1992 menyatakan bahwa suhu mempengaruhi aktivitas fisiologi membran tilakoid pada kloroplas sehingga mempengaruhi kecepatan transpor elektron dalam proses fotosintesis. Sedangkan kelembapan berkisar antara 55-65 dengan intensitas cahaya bekisar antara 1424- 1546 lux. Scenedesmus sp. yang ditumbuhkan pada medium ekstrak tauge pada awalnya berwarna hijau muda kemudian setelah hari ketujuh kultur Scenedesmus sp. menjadi berwarna hijau tua yang pekat lihat Gambar 12. Menurut Agustini dan Kabinawa 1993, kadar klorofil meningkat sejalan dengan waktu kultur. Warna hijau pada kultur menandakan bahwa pigmen fotosintesis klorofil ini yang dominan dalam sel mikroalga tersebut Sze, 1993. Sel Scenedemus sp. yang dihasilkan pada medium ekstrak tauge ini tumbuh sangat baik dengan bentuk sel yang utuh tanpa adanya kontaminasi mikroalga lainnya.

4.2. Rata-Rata Kerapatan Jumlah Sel Scenedesmus sp.