dengan menggunakan energi kimia dari degradasi simpanan pati atau minyak, atau dari konsumsi protoplasma alga itu sendiri Saeni, 1989.
Menurut Muslimin, 1995 Mikroalga bersifat fotoautotrof yang akan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dan CO
2
sebagai sumber karbonnya. Pada proses ini CO
2
akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis.
2.3. Kultur Mikroalga
2.3.1. Teknik Kultur Mikroalga
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty 1995, tahapan yang akan dilakukan dalam kultur mikroalga, yaitu koleksi, isolasi dan perbanyakan.
1. Koleksi Proses koleksi ini bertujuan untuk mendapatkan satu atau beberapa jenis
mikroalga yang diinginkan yang berasal dari alam untuk dikultur secara murni. Pengambilan fitoplankton dapat dilakukan dengan menggunakan plankton net.
Kemudian diperiksa dengan bantuan mikroskop kemudian dilakukan isolasi. 2. Isolasi
Ada lima metode isolasi yang dapat dilakukan, yaitu: a Metode Isolasi secara Biologis
Metode ini dilakukan berdasarkan pergerakan fitoplankton, yaitu menggunakan pengaruh fototaksis positif organisme. Organisme akan bergerak
menuju cahaya, sehingga dapat dikumpulkan. b Metode Isolasi Pengenceran Berseri
Metode yang akan dilakukan bila jumlah organisme yang terkumpul sangat banyak dan ada salah satu spesies yang dominan. Cara ini dilakukan
dengan memindahkan sampel ke dalam beberapa tabung reaksi dengan komposisi hara, suhu dan cahaya yang cocok untuk pertumbuhan fitoplankton yang akan
diisolasi. c Metode Isolasi Pengulangan Sub-Kultur
Metode ini dilakukan jika organisme yang terkumpul jumlah dan jenisnya sedikit sehingga dilakukan kultur pada media dengan komposisi hara, suhu dan
intensitas cahaya yang sesuai untuk pertumbuhan fitoplankton yang akan disolasi. d Metode Isolasi Pipet Kapiler
Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan sampel sebanyak 10-15 tetes ditengah-tengah cawan petri. Kemudian memasukan 6-8 tetes medium yang
sesuai di sekeliling sampel tersebut. Isolasi dilakukan dengan memindahkan sampel air pada salah satu tetesan media dengan pipet kapiler steril, kemudian
diamati di bawah mikroskop hingga diperoleh unit fitoplankton tunggal yang diinginkan.
e Metode Isolasi Goresan Metode ini menggunakan media agar-agar sebanyak 1,5 yang dicampur
dengan sampel air, kemudian dipanaskan hingga mendidih dan terlarut sempurna dan berwarna kuning jernih. Larutan agar-agar ini disterilisasi dan dituangkan
kedalam cawan petri atau tabung reaksi yang sudah steril. Setelah agar membeku dilakukan penebaran bibit fitoplankton dengan cara menggoreskan sampel air
dengan menggunakan ose. Bibit fitoplankton digoreskan pada agar dengan pola zig-zag untuk mencegah kontaminasi
Untuk proses penumbuhannya diletakkan pada rak kultur yang disinari dengan lampu TL 40 watt secara terus menerus. Setelah beberapa hari
fitoplankton akan tumbuh pada goresan agar, tetapi masih tercampur dengan fitoplankton jenis lain, kemudian dilakukan penggoresan berulang-ulang pada
media agar-agar yang sama sampai diperoleh fitoplankton yang telah murni. Hasil Kultur murni dari media agar dikembangkan dalam media cair yang sesuai untuk
pertumbuhan fitoplankton yang diinginkan. 3. Perbanyakan
a Kultur Skala Laboratorium Kultur skala laboratorium dimulai dari volume 0,5 liter hingga 5 liter.
Pupuk yang digunakan adalah stok pupuk cair dengan unsur-unsur hara yang lengkap baik hara makro N, P, K, S, Mg maupun hara mikro Fe, Mn, Cu, Zn,
Mo, Si, dan unsur mikro lainnya. Untuk pemeliharaanya dilakukan pada rak kultur dengan pencahyaan lampu TL dan dilakukan aerasi pada kultur.
b Kultur Skala Massal 1 Kultur Skala Massal Semi Out-Door
Kultur ini dimulai dari volume 30 liter hingga 100 liter dalam wadah berupa akuarium yang diletakkan di luar laboratorium. Pupuk yang digunakan
sama dengan pupuk pada skala laboratorium yang diberikan sesuai takaran yang dibutuhkan.
2 Kultur Skala Massal Out-Door Kultur skala massal out-door ini dimulai dari volume 1 ton hingga 20 ton
atau lebih. Pada kultur skala massal out-door ini pupuka yang digunakan adalah pupuk pertanian seperti ZA, Urea dan TSP.
2.3.2. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kultur Mikroalga