Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kultur Mikroalga

2 Kultur Skala Massal Out-Door Kultur skala massal out-door ini dimulai dari volume 1 ton hingga 20 ton atau lebih. Pada kultur skala massal out-door ini pupuka yang digunakan adalah pupuk pertanian seperti ZA, Urea dan TSP.

2.3.2. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kultur Mikroalga

Pertumbuhan suatu jenis fitoplankton atau mikroalga sangat erat kaitannya dengan ketersedian hara makro dan mikro serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan berupa nutrien, suhu, cahaya, pH dan Karbondioksida Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995. a. Nutrien Fitoplankton mikroalga membutuhkan berbagai unsur untuk pertumbuhannya. Beberapa unsur ini dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar dan disebut hara makro macro-nutrient misalnya C karbon, H hidrogen, O oksigen, N nitrogen, P fosfor, Si silikon, S sulfur, Mg magnesium, K Kalium dan Ca kalsium. Selain hara makro diperlukan juga hara mikro micro- nutrient untuk pertumbuhan alga fitoplankton. Menurut Nontji 2006, hara mikro ini berupa unsur-unsur kelumit trace elements yang diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil seperti Fe besi, Mn mangan, Cu tembaga, Zn seng, B boron, Mo molybdenum, V vanadium, dan Co kobal. Setiap unsur hara ini mempunyai fungsi-fungsi khusus yang tercermin pada pertumbuhan dan kepadatan yang dicapai, tanpa mengesampingkan pengaruh kondisi lingkungan. Unsur N, P, dan S penting untuk pembentukan protein, dan K berfungsi dalam metabolism karbohidrat. Fe dan Na berperan untuk pembentukan klorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan bahan untuk pembentukan dinding sel atau cangkang. Vitamin B 12 banyak digunakan untuk memacu pertumbuhan melalui rangsangan fotosintetik Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995. b. Suhu Suhu berpengaruh langsung karena reaksi kimia enzimatik yang berperan dalam proses fotosintesis dikendalikan oleh suhu. Peningkatan suhu sampai batas tertentu akan menaikkan laju fotosintesis Nontji, 2006. Suhu optimal kultur fitoplankton secara umum antara 20-24 °C. hampir semua fitoplankton toleran terhadap suhu antara 16-36 °C. Suhu di bawah 16 °C dapat menyebabkan kecepatan pertumbuhan turun, sedangkan suhu di atas 36 °C dapat menyebabkan kematian pada jenis tertentu Cotteau, 1998; Taw, 1990. c. Cahaya Cahaya matahari mutlak diperlukan untuk reaksi fotosintesis. Cahaya merupakan sumber energi dalam proses fotosintetis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon organik. Kebutuhan akan cahaya bervariasi tergantung kedalaman kultur dan kepadatannya. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fotoinbihisi dan pemanasan. Intensitas cahaya 1000 lux cocok untuk kultur dalam Erlenmeyer, sedangkan intensitas 5000-10000 lux untuk volume yang lebih besar Cotteau, 1998; Taw, 1990. Pertambahan intensitas cahaya pada mulanya akan membantu proses awal pertumbuhan sel, namun setelah intensitas cahaya meningkat melebihi batas optimum bisa menjadi faktor penghambat Darley, 1982. d. pH Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan. Menurut Suriawiria 2005, batas pH untuk pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu gambaran dari batas pH bagi kegiatan enzim. Untuk tiap mikroorganisme dikenal dengan nilai pH minimum, optimum dan maksimum. Variasi pH dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroalga dalam beberapa hal, antara lain mengubah keseimbangan dari karbon organik, mengubah ketersediaan nutrien, dan dapat mempengaruhi fisiologis sel.

2.3.3. Kurva Tumbuh