Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku

32 juga terdiri dari dua kata peri dan laku, peri yang artinya sekeliling, dekat, melingkupi. Dan laku artinya tingkah laku, perbuatan, tindak tanduk. 41 Melihat beberapa uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkupi seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa dilihat. Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku, yakni tingkah laku intelektual dan tingkah laku mekanistis. 42 tingkah laku intelektual adalah sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan jiwa dan intelektual, ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan tingkah laku mekanistis atau reflek adalah respon-respon yang timbul pada manusia secra meknistis dan tetap seperti kedipan mata sebab terkena cahaya dan gerakan-gerakan yang kita lihat pada anak-anak, seperti menggerakan kedua tangan, dan kaki secara terus menerus tanpa aturan. Kesimpulannya pembentukan perilaku menurut saya memelihara tingkah laku kita yang sudah tertanam sejak kecil hingga dewasa dengan mencontohkan yang baik-baik sesuai dengan norma-norma yang belaku di masyarakat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku

Pembentukan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya, karena perilaku itu tidak dibawa sejak lahir, tetapi perilaku atau sikap dalam diri dapat terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi manusia dengan obyek-obyek tertentu secara berulang-ulang. Pengalaman demikian lambat laun secara bertahap diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku atau sikap. Dan dapat pula melalui pengalaman yang disertai perasaan mendalam pengalaman traumatic. Perilaku juga dapat terbentuk melalui pendidikan yang diberikan secara berulang-ulang, sehingga menjadi kebiasaan dan bagian dari tingkah lakunya. Selain dari ketiga cara yang dikemukakan di atas perilaku ini juga dapat terbentuk melalui imitasi peniruan terhadap obyek yang disukai dan 41 Pedomam Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Bandung: CV Pustaka Setia, 1996, Cet ke-5, h. 91 42 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al husna, 1988, cet ke- 2, h. 274 33 sugesti mengikuti karena pengaruh orang yang memiliki wibawa dalam pandangan seseorang yang tersugesti. 43 Tetapi pengaruh dari luar diri manusia itu belum cukup untuk menyebabkan terbentuknya perilaku atau sikap seseorang. Adapun menurut Dr. SarlitoWirawan Sarwono, ia menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku sikap adalah : a. Faktor Intern Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri. Dalam hal ini selektivitasnya, daya pilihannya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu. Karena manusia tidak dapat menangkap seluruh rangsangan- rangsangan dari luar melalui persepsinya. Oleh karena itu, individu harus memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan didekati dan akan dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam dirinya. Karena harus memilih inilah individu membentuk sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap negatif terhadap yang lain. b. Faktor Ekstern Dalam pembentukan perilaku sikap selain dari faktor-faktor intern maka turut menentukan juga faktor-faktor yang berada di luar faktor ekstern adapun faktor-faktor ekstern yaitu : 1. Sikap obyek yang dijadikan sasaran sikap 2. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu perilaku 3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut perilaku 4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap 5. Situasi pada saat sikap itu dibentuk Adapun M. Sherif. 44 Ia melihat faktor ekstern, perilaku sikap itu dapat dibentuk atau diubah melalui: 43 Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara, 1988, Cet. Ke-1, h. 192 34 1. Dalam interaksi sosial di mana terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia 2. Karena komunikasi, di mana terdapat pengaruh-pengaruh langsung dari satu pihak saja Manusia bukanlah mahluk yang statis, akan tetapi manusia mahluk yang dinamis selalu mengalami perubahan-perubahan yang mana perubahan ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan faktor bawaan. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang menurut P. Sondang Siagian 45 adalah : 1. Faktor Genetik Faktor genetik atau disebut juga faktor keturunanunsur bawaan ialah proses yang dibawa setiap individu ketika ia lahir yang merupakan warisan dari orang tuanya, berupa ciri-cirisifat secara fisik dan mental psikologik serta kemampuan berupa bakat, tingkat keerdasan, sosial, intelegensi, fantasi dan pengamatan, sifat pemarah atau penyabar dan sebagainya. Yang kesemuanya merupakan potensi dasar atau faktor bawaan yang akan mempengaruhi proses perkembangan anak. 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan di sini adalah situasi atau kondisi seseorang di dalam rumah dan lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah dan masyarakat yang dilihat dan dihadapi sehari-hari di mana semuanya ini sebagai tempat bernaung. Sebagai tempat memecahkan segala persoalan sekaligus sebagai tempat untuk menemukan panutan yang akan dijadikan teladan dalam berperilaku. Adapun faktor lingkungan dibagi pada tiga bagian: a. Lingkungan keluarga 44 W. A Gerungan, DIPL, Psikologi sosial Suatu Ringkasan, Bandung: PT. Eresco, 1981, cet ke-7, h. 158 45 P. Sondang Siagian, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta: Gunung Agung, 1985, cet ke-3, h. 54 35 Para ahli berpendapat bahwa perilaku seseorang anak dipengaruhi oleh kondisi dalam rumah tangga di mana ia hidup pada waktu kecil. Bahkan adapula ahli mengatakan bahwa kepribadian seseorang telah terbentuk ketika masih berada dalam kandungan sang ibu. Arah lebih lanjut pembentukan kepribadian ditentukan dalam kehidupan keluarga. Jika seseorang dibesarkan dalam rumah tangga yang bahagia, maka pola perilaku seseorang akan bersifat baik, misalnya dalam pembentukan sifat. Sifat yang positif seperti, ramah, gembira, sabar, toleran, mudah diajak kerjasama dengan orang lain, tidak egoistis dan memiliki rasa simpatik. Sebaliknya, jika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang tidak bahagia, sukar diharapkan orang tersebut menumbuhkan kepribadian yang positif. Sebaliknya kemungkinan besar orang itu akan bersifat egoistis, tingkat toleransinya rendah, memandang dunia sekelilingnya dengan perasaan curiga dan mudah memperlakukan orang lain dengan sikap yang antipati. Oleh karena itu peran orang tua penting sekali di mana orang tua harus bisa menciptakan keadaan yang kondusif agar anak bisa berkembang dalam suasana ramah, ikhlas, jujur dan kerjasama yang diperlihatkan masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari dan melarang terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau menganjurkan melakukan perbuatan- perbuatan yang baik secara terus-menerus sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan harmonis. b. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah juga merupakan pengaruh perkembangan perilaku anak. Corak hubungan antara guru dengan murid atau murid dengan murid akan banyak mempengaruhi aspek-aspek kepribadian, termasuk nilai-nilai moral yang masih mengalami perubahan. Ajaran islam secara tegas menyuruh orang untuk menuntut ilmu, guna mengembangkan potensi-potensi yang ada, karena Allah SWT telah memberikan seperangkat alat yang dapat mendukung pendidikan. Sebagai mana telah 36 diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi: ﻪ او ْ ﻜ ﺮْﺧأ ْ نﻮﻄ ْ ﻜﺗﺎﻬ أ ﺎ نﻮ ْﻌﺗ ﺎﺌْ ﻌ و ﻜ ﻊْ ﺴ ا رﺎﺼْﺄْاو ةﺪﺌْﺄْاو ْ ﻜ ﻌ نوﺮﻜْ ﺗ “Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Pendidikan ini dapat diperoleh diantaranya melalui pendidikan formal dalam hal ini adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah hendaknya dipandang tidak hanya sebagai tempat untuk menambah ilmu guna dipergunakan sebagai modal hidup dikemudian hari akan tetapi juga sebagai tempat pembinaan sikap mental dan perilaku sosial yang baik. c. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat turut pula mempengaruhi proses perkembangan prilaku anak. Makin bertambah umur makin memperoleh kesempatan luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman bermain yang sebaya bergaul, sekalipun konflik akan terjadi bila norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Oleh karenanya fungsi dan peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik. Sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi. Atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambatmerusak perkembangan anak. Oleh karena itu tugas orang tuaguru untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan anak. 37 Beberapa hal yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang adalah : 1. Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari kehidupan yang curiga dan mencurigai 2. Lingkungan yang rukun di mana sesama warga tidak saling mencampuri urusan orang lain, tanpa disertai oleh sikap acuh tak acuh 3. Lingkungan yang bersih dalam arti fisik 4. Tersedianya fasilitas bergaul yang memadai seperti untuk berolah raga, berbincang-bincang dengan rekan-rekan setingkat dan sebagainya. Karena masyarakat dekat merupakan arena pergaulan yang dihadapi setiap hari, maka jelas pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku akan sangat besar artinya. Apabila seseorang selalu melihat dan bahkan mungkin juga terlibat dalam gaya hidup tentram, damai, penuh toleransi dan menyenangkan, perilakunya bertumbuh menjadi perilaku yang positif. Sebaliknya dalam suasana curiga-mencurugai, tidak aman dan kotor, sukar bertumbuhnya perilaku yang positif meskipun para orang tua dan para pendidik berusaha keras kearah itu. Jadi dapat di ambil kesimpulan dari beberapa faktor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan perilaku dan ini semua tidak lepas dari peran pemerintah, masyarakat, lingkungan, dan sekolah.

D. Hipotesa