Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri I Medan Terhadap Penggunaan Mikroskop

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI I MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN MIKROSKOP

Oleh :

HERWINDO AHMAD 070100008

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI I MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN MIKROSKOP

”Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

HERWINDO AHMAD NIM: 070100008

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI I MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN MIKROSKOP

Nama : Herwindo Ahmad NIM : 070100008

Pembimbing Penguji I

(dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK) (dr. Deske Muhadi Rangkuti, Sp.PD) NIP: 194604061969021001 NIP: 197112272005001002

Penguji II

(dr. Lambok Siahaan, MKT) NIP: 197110052001121001

Medan, 15 Desember 2010 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

NIP:195402201980111001

ABSTRAK

Menurut bentuk dan struktur selnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat dilihat dengan mata. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata, terutama dalam bidang biologi dan kedokteran adalah mikroskop. SMA Negeri I Medan pada tahun 2010 sudah memiliki 20 unit mikroskop. Materi pelajaran mengenai mikroskop sudah diajarkan, tetapi dari hasil wawancara terhadap terhadap 10 siswa, diketahui bahwa 7 dari 10 siswa tersebut masih ada yang tidak bisa menggunakan mikroskop dengan baik. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop.

Penelitian ini menggunakan metode “Deskriptif”. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 di SMA Negeri I Medan, dengan menggunakan teknik stratified random sampling, sampel yang digunakan sebanyak 220 orang. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada tiap-tiap jawaban. Skor masing-masing kemudian dianalisa, yang hasilnya dihasilkan dalam bentuk presentase, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria tinggi (>75%), menengah (50-75%), rendah (5-40%), dan tidak berpengetahuan (<5%).

Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dari 220 responden mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop. Hasil rata-rata adalah menengah (57,3%).

Hal ini dapat disebabkan kurangnya informasi dari guru mengenai langkah-langkah menggunakan mikroskop yang benar, ataupun siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru. Untuk itu, perlu ditingkatkan penjelasan mengenai langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan mikroskop.


(5)

ABSTRACT

According to the form and structures of the cell, the living organism is classified into living organism with more cell and with one cell where the last one is not visible. One of tool used in this research or in observation about the invisible organism in biology and medical science is microscope. SMA Negeri I Medan in 2010 has 20 units of microscope. The subject about microscope had taught but the interview of 10 students, 7 of them still indicated who can not used the microscope. Based on the problem, a research was conducted to study the knowledge level of the student of SMA Negeri I Medan in using microscope.

This research applies the descriptive method. This research was conducted in July 2010 at SMA Negeri I Medan using the stratified random sampling where the sample is 220 persons. The data was collected by questionnaire and be tabulated and processed for each answer. The scores were analyzed and the results are presented in percentage form and interprated by qualitative scale with the higher criteria (>75%), medium (50-75%), lower (5-40%) and without knowledge (<5%).

Based on the research indicated that data of 220 respondents about the knowledge level of student of SMA Negeri I Medan in using microscope. The average is medium (57,3%).

This caused by the lack of information from the teacher about the steps in using microscope or the student did not understand about what the teacher told. Therefore, it must to provide the explanation about the steps and anything must be considered when using microscope.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN SISWA

SMA NEGERI I MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN MIKROSKOP”.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. dr. Deske Muhadi Rangkuti, Sp.PD, selaku dosen penguji I, dr. Iqbal

Nasution, Sp.B, selaku dosen penguji II pada seminar proposal dan dr. Lambok Siahaan, MKT selaku dosen penguji II pada seminar hasil yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan serta saran kepada penulis.

4. Ibu Hj. Rebekka Girsang, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan yang

telah banyak membantu penelitian ini sehingga dapat selesai dengan baik. 5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan

kepada kedua orang tua penulis, ayahanda drs. H. Suherman, MSP dan ibunda dr. Hj. Cut Zuliati Muli, M.Kes dan kakanda Dilla Fitria, S.Ked atas doa, perhatian dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada penulis.


(7)

7. Rasa hormat yang tiada terhingga saya persembahkan kepada Bapak Donald Nababan atas dorongan moril yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Siswa SMA Negeri I Medan yang telah meluangkan waktu untuk menjawab

kuesioner pada penelitian ini.

9. Hanako, Meriza, Adit, Indah, Dina, Adel, Fadhil, Ardiana Annisa, Oji, serta seluruh teman-teman Stambuk 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 20 November 2010 Penulis,

Herwindo Ahmad NIM. 070100008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian. ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Pengetahuan ... 4

2.1.1. Tingkatan pengetahuan ... 5

2.2. Mikroskop ... 6

2.2.1. Sejarah Mikroskop ... 6

2.2.2. Pembagian Mikroskop ... 8

2.2.3. Mikroskop Cahaya ... 8

2.2.4. Langkah-langkah Menggunakan Mikroskop ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2. Defenisi Operasional ... 14

3.2.1. Pengetahuan ... 14

3.2.2. Mikroskop... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1. Rancangan Penelitian... 16

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 16


(9)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.3.1. Populasi Penelitian ... 16

4.3.2. Sampel Penelitian... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 18

4.5 Metode Analisis Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Deskripsi Karateristik Responden... 21

5.1.3. Distribusi Pengetahuan Responden... 22

5.2. Pembahasan ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner... 18 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.. 21 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur... 21

5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap penggunaan

mikroskop... 22

5.4 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1

tentang pengertian mikroskop... 22

5.5 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 2

tentang pembagian mikroskop... 23

5.6 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 3

tentang istilah alat untuk meletakkan benda... 23

5.7 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 4

tentang jenis lensa mikroskop... 24

5.8 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 5

tentang jenis pembesaran lensa objektif... 24

5.9 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 6

tentang nama alat pemutar mikroskop... 25

5.10 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 7

tentang cara membawa mikroskop yang benar... 25

5.11 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 8

tentang posisi pengamat yang benar... 26

5.12 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 9

tentang posisi mata pengamat yang benar... 26 5.13 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 10

tentang cara membersihkan lensa mikroskop... 27 5.14 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 11


(11)

5.15 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 12 tentang pembesaran awal... 28 5.16 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 13

tentang bagian awal yang diputar saat mengatur fokus... 28 5.17 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 14

tentang tindakan jika ingin melihat gambar lebih besar lagi... 29 5.18 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 15


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Bagian-bagian mikroskop... 11 Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian... 14


(13)

DAFTAR SINGKATAN

FK Fakultas Kedokteran

IPA Ilmu Pengetahuan Alam

IPS Ilmu Pengetahuan Sosial

KB Keluarga Berencana

MA Madrasah Aliyah

MI Madrasah Ibtidayah

MTs Madrasah Tsanawiyah

SD Sekolah Dasar

SMA Sekolah Menengah Atas

SMP Sekolah Menengah Pertama

SPSS Statistical Product and Service Solution

USU Universitas Sumatera Utara


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Daftar riwayat hidup

2 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

3 Lembar persetujuan (informed consent)

4 Kuesioner penelitian

5 Surat ijin penelitian

6 Ethical clearance

7 Data induk penelitian

8 Karateristik Responden


(15)

NIP:195402201980111001

ABSTRAK

Menurut bentuk dan struktur selnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat dilihat dengan mata. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata, terutama dalam bidang biologi dan kedokteran adalah mikroskop. SMA Negeri I Medan pada tahun 2010 sudah memiliki 20 unit mikroskop. Materi pelajaran mengenai mikroskop sudah diajarkan, tetapi dari hasil wawancara terhadap terhadap 10 siswa, diketahui bahwa 7 dari 10 siswa tersebut masih ada yang tidak bisa menggunakan mikroskop dengan baik. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop.

Penelitian ini menggunakan metode “Deskriptif”. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 di SMA Negeri I Medan, dengan menggunakan teknik stratified random sampling, sampel yang digunakan sebanyak 220 orang. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada tiap-tiap jawaban. Skor masing-masing kemudian dianalisa, yang hasilnya dihasilkan dalam bentuk presentase, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria tinggi (>75%), menengah (50-75%), rendah (5-40%), dan tidak berpengetahuan (<5%).

Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dari 220 responden mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop. Hasil rata-rata adalah menengah (57,3%).

Hal ini dapat disebabkan kurangnya informasi dari guru mengenai langkah-langkah menggunakan mikroskop yang benar, ataupun siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru. Untuk itu, perlu ditingkatkan penjelasan mengenai langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan mikroskop.


(16)

ABSTRACT

According to the form and structures of the cell, the living organism is classified into living organism with more cell and with one cell where the last one is not visible. One of tool used in this research or in observation about the invisible organism in biology and medical science is microscope. SMA Negeri I Medan in 2010 has 20 units of microscope. The subject about microscope had taught but the interview of 10 students, 7 of them still indicated who can not used the microscope. Based on the problem, a research was conducted to study the knowledge level of the student of SMA Negeri I Medan in using microscope.

This research applies the descriptive method. This research was conducted in July 2010 at SMA Negeri I Medan using the stratified random sampling where the sample is 220 persons. The data was collected by questionnaire and be tabulated and processed for each answer. The scores were analyzed and the results are presented in percentage form and interprated by qualitative scale with the higher criteria (>75%), medium (50-75%), lower (5-40%) and without knowledge (<5%).

Based on the research indicated that data of 220 respondents about the knowledge level of student of SMA Negeri I Medan in using microscope. The average is medium (57,3%).

This caused by the lack of information from the teacher about the steps in using microscope or the student did not understand about what the teacher told. Therefore, it must to provide the explanation about the steps and anything must be considered when using microscope.


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut bentuk dan struktur selnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat dilihat dengan mata kita, karena panca indera manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya bisa dilakukan dengan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata, terutama dalam bidang biologi dan kedokteran adalah mikroskop (bahasa latin micro diartikan kecil dan scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan daya pisah atau kemampuan melihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang halus dan tidak dapat dilihat dengan mata terbuka (Dwidjoseputro, 1994).

Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leuwenhoek yang memakai lensa sederhana berukuran diameter 270 mm. Pada tahun 1880 telah dibuat compound microscope, selanjutnya tahun 1903 diperkenalkan mikroskop gelap (dark-field microscope), ultraviolet illumination (1925), electron microscope (1940) dan phase contrast microscope pada tahun 1944 (Gabriel, 1996).

Di Indonesia, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah banyak dilengkapi oleh fasilitas laboratorium biologi dengan menggunakan alat bantu mikroskop. Pemerintah telah membuat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) yang menyatakan bahwa sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia,


(18)

ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Ruang laboratorium ini harus dilengkapi oleh beberapa sarana, salah satunya adalah mikroskop. Mikroskop yang tersedia di laboratorium biologi ini dapat berupa mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler dengan jumlah minimum 6 buah mikroskop tiap ruangan laboratorium.

Di SMA Regina Pacis Bogor, praktikum biologi merupakan bagian dari kurikulum. Sehingga kegiatan ini bersifat wajib dan siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, karena mereka banyak belajar hal-hal baru yang tidak mereka duga sebelumnya (Pacis, 2010). Terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi/objek di luarnya, dalam hal ini adalah alat mikroskop (Notoatmodjo, 2005).

Di Sumatera Utara, yang terdiri dari 33 kabupaten, terdapat 1265 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta. Di Medan, terdapat 21 SMA negeri dan 185 SMA swasta serta 3 Madrasah Aliyah negeri dan 25 Madrasah Aliyah swasta. Pada umumnya, seluruh SMA dan MA di Medan telah memiliki laboratorium dengan fasilitas mikroskop (Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, 2010). Menurut Kepala Tata Usaha SMA Negeri I Medan bahwa pada tahun 2010 SMA ini sudah memiliki 20 unit mikroskop untuk melengkapi laboratorium biologi.

Selain itu juga diperoleh informasi bahwa pada bulan Februari 2010, jumlah siswa kelas X berjumlah 283 orang, jumlah siswa kelas XI berjumlah 557 dengan siswa kelas IPA berjumlah 471 orang dan siswa kelas IPS berjumlah 86 orang, dan jumlah siswa kelas XII berjumlah 550 orang dengan siswa kelas IPA berjumlah 474 orang dan siswa kelas IPS berjumlah 76 orang. Total jumlah guru adalah 108 orang dan 10 orang diantaranya adalah guru biologi yang mengajar siswa menggunakan mikroskop.


(19)

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan terhadap beberapa orang guru biologi, diketahui bahwa materi pelajaran mengenai mikroskop sudah diajarkan dan tentunya semua siswa diharapkan mengetahui mikroskop dan bisa menggunakan mikroskop dengan benar. Tetapi dari hasil wawancara terhadap 10 siswa, diketahui bahwa 7 dari 10 siswa tersebut masih ada yang tidak bisa menggunakan mikroskop dengan baik.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melihat tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wadah untuk menambah pengalaman dan memperkaya wawasan

penulis khususnya dalam bidang penelitian.

2. Sebagai masukan bagi SMA Negeri I Medan tentang tingkat pengetahuan

siswa terhadap penggunaan mikroskop dan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan ini terjadi melalui kemampuan pancaindera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Dari hasil penelitian Rogers (1974), sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest, yaitu subjek mulai merasa tertarik kepada stimulus atau objek. Di sini sikap subjek sudah mulai muncul.

c. Evaluation, di sini subjek akan menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus terhadap dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah jauh lebih baik lagi.

d. Trial, subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus. Di sini subjek mulai mencoba perilaku baru. e. Adoption, di sini subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan atau perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka tidak akan berlangsung lama.


(21)

2.1.1. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur tentang orang tersebut tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan.


(22)

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan penyebab ibu-ibu tidak mau ikut KB (Keluarga Berencana).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin di ketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2007).

2.2. Mikroskop

2.2.1. Sejarah Mikroskop

Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Alat ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop (berasal dari bahasa Yunani, micros berarti kecil, bios adalah hidup, logos adalah ilmu, scopium berarti penglihatan). Makhluk-makhluk kecil tersebut disebut dengan mikroorganisme. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) adalah orang yang


(23)

pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme tersebut (Dwidjoseputro, 1978).

Bentuk kehidupan dari dunia mikroba yang pertama kali beliau amati adalah bekteri atau kuman. Dari pengamatan tersebut Anthonie Van leeuwenhoek berhasil menemukan suatu bentuk kehidupan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk kehidupan tersebut kemudian dinamakan animal cules, yang tidak lain adalah bakteri atau kuman. Leeuwenhoek menggambarkan bentuk kehidupan temuannya, yaitu bulat atau kokus, batang atau basil, dan spiral yang sampai saat ini digunakan sebagai bentuk dasar morfologi bakteri.

Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak diduga sama sekali keberadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Hasil pengamatan tersebut berasal dari berbagai objek seperti air selokan, air hujan, kotoran gigi, potongan rambut, dan kerokan kuku (Dzen, 2003).

Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan dengan lembaga Royal Society di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dianggap sebagai penemu mikroskop (Dwidjoseputro, 1978).

Sementara itu, Robert Hooke (1665) seorang ilmuan asal Inggris, juga melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop terhadap sel tumbuhan dan jaringan hewan (Gabriel, 1996). Selanjutnya pada tahun 1838-1839, Mathias Schleiden dan Theodor Schwann melakukan penelitian terhadap sel makhluk hidup dan disimpulkan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari sel-sel (Dzen, 2003).

Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual ke segala penjuru kota-kota Eropa (Gabriel, 1996). Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompoun (compound microscope), dan pada tahun 1903 diperkenalkan mikroskop medan gelap (dark-field microskope), ultraviolet illumination (1925), electron


(24)

microscope yang diperkenalkan pada tahun 1940, dan phase contrast microscope pada tahun 1944 (Gabriel, 1996).

1.2.2. Pembagian Mikroskop

Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika, mikroskop dibagi dalam dua kelompok besar, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, mikroskop juga mengalami perkembangan yang amat pesat dan saat ini selain mikroskop yang yang mampu memperbesar objek pengamatan sampai ribuan kali, para ahli berhasil menciptakan mikroskop elektron, yang mampu memperbesar objek pengamatan menjadi ratusan ribu kali. Dengan mikroskop elektron memungkinkan dapat diamatinya bagian-bagian sel, misalnya inti sel, mitokondria, badan golgi, dan sebagainya (Dzen, 2003).

1.2.3. Mikroskop Cahaya

Disebut demikian karena mikroskop ini menggunakan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber cahaya. Pada dasarnya mikroskop cahaya bekerja sebagai suatu alat pembesar tingkat dua. Suatu lensa objektif melakukan pembesaran awal, dan suatu lensa okuler ditempatkan sedemikian rupa sehingga memperbesar bayangan pertama untuk kedua kalinya. Pembesaran seluruhnya diperoleh dengan mengalikan kekuatan pembesaran lensa objektif dan lensa okuler (Leeson, 1996). Mikroskop ini disebut juga sebagai compound microscope yang biasa dilakukan untuk pemeriksaan rutin. Mikroskop sinar memiliki bagian-bagian seperti system optic, bagian badan (body), dan penyangga (stand) (Dzen, 2003).

a. Sistem optik

Sistem optik merupakan susunan lensa yang terletak dalam tabung yang terdiri dari external dan internal tube. Pada ujung bawah external tube terdapat bagian-bagian yang dapat diputar-putar atau disebut sebagai revolving nose piece. Pada bagian ini, terdapat lensa objektif dengan beberapa macam pembesaran, yaitu :

1. Low dry power yang memiliki fokus 16 mm, dengan pembesaran 10 kali. 2. High dry power yang memiliki fokus 4 mm dengan pembesaran 40 kali.


(25)

3. Oil immersion objective, memiliki fokus 1,2-2 mm dengan pembesaran 97-100 kali.

Dalam pemeriksaan mikrobiologis secara rutin digunakan lensa objektif yang mampu memperbesar objek penglihatan 97-100 kali dengan menambahkan minyak emersi di antara gelas objek dan lensa objektif. Penambahan minyak emersi berguna untuk menghilangkan udara yang terletak di antara lensa objektif dengan gelas objek, sehingga sinar yang masuk ke dalam lensa objektif tidak dibiaskan.

Pada ujung internal tube terdapat lensa okuler yang mempunyai fungsi : 1. Untuk memperbesar bayangan yang telah dibentuk oleh lensa objektif.

2. Membentuk bayangan yang sesungguhnya dari bayangan yang dibentuk oleh

lensa objektif.

3. Dapat digunakan untuk pemberian tanda, pengukuran skala, dan lain-lain. Menurut pembesarannya, diketahui beberapa macam lensa okuler, yaitu pembesaran 5x, 10x, dan 15x. Saat ini, diketahui ada mikroskop yang memiliki satu lensa okuler (monokuler), dua lensa okuler (binokuler), dan tiga lensa okuler (trinokuler).

b. Bagian badan mikroskop (body)

Fungsi utama bagian ini adalah menyangga sistem optik. Pada bagian mikroskop terdapat :

1. Makrometer, yaitu pengatur kasar tabung lensa. 2. Mikrometer, yaitu pengatur halus tabung lensa 3. Alat pengatur tinggi rendahnya kondensor

4. Alat perlengkapan pembantu, yaitu kaca cermin, iris diafragma, dan

kondensor.

Kaca cermin terletak di bawah kondensor. Cermin tersebut mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan yang datar (plane) yang gunanya untuk menangkap sinar sejajar yaitu sinar matahari dan permukaan yang cekung yang gunanya untuk menangkap sinar yang datangnya tidak sejajar, yaitu sinar yang berasal dari lampu. Untuk mikroskop produksi terbaru, sebagai sumber cahaya sudah tidak lagi menggunakan matahari, melainkan telah diganti dengan lampu.


(26)

Iris diafragma gunanya untuk mengatur intensitas sinar yang masuk ke objek pengamatan yang diperiksa. Di bawah iris diafragma, terdapat filter berwarna biru yang gunanya untuk mengurangi kelebihan komponen sinar tertentu dari sumber cahaya yang digunakan.

Kondensor merupakan bagian susunan lensa yang fungsinya untuk memfokuskan sinar dari sumber cahaya pada gelas objek. Pada pemeriksaan mikrobiologis yang menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 97-100 kali dan minyak emersi, posisi kondensor harus setinggi mungkin, maksudnya agar sinar yang masuk intensitasnya cukup.

c. Penyangga (stand)

Pada bagian ini terdapat landasan yang berfungsi sebagai stabilisator yang pada umumnya berbentuk tapal kuda (limb atau arm) yang gunanya untuk mendapatkan kedudukan yang enak bagi pemeriksa. Pada penyangga, juga terdapat meja (stage) untuk meletakkan atau menempatakan gelas objek yang akan diperiksa. Bagian tengah meja berlubang, gunanya adalah sebagai jalan sinar yang datang dari kondensor ke gelas objek terus ke mata pemeriksa melalui lensa objektif dan lensa okuler. Dikenal dua macam meja, yaitu (Dzen, 2003) :

1. Tipe terfiksasi. Pada tipe ini terdapat dua klip penjepit untuk menjepit gelas objek sehingga gelas objek tersebut tidak dapat bergerak.

2. Tipe mekanik yang dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri serta ke depan dan ke belakang sehingga lapangan pandang dapat dicapai dengan mudah.


(27)

Sumber : UNUD, 2008.

Gambar 2.1. Bagian-bagian Mikroskop

2.2.4. Langkah-langkah Menggunakan Mikroskop

Langkah-langkah mengunakan Mikroskop dengan benar adalah (Wijaya, 2006):

1. Membawa mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang lengan mikroskop dengan 1 tangan dan tangan lain digunakan untuk menyangga dasar mikroskop. Kemudian rendahkan dan letakkan pada meja yang datar. 2. Duduklah pada tempat yang nyaman. Bila menggunakan mikroskop cahaya,

maka carilah tempat yang cukup sinar. Perhatikan dan posisikan lengan mikroskop berseberangan dengan tubuh dengan cara memutar bagian kepala lensa okuler.


(28)

3. Sebelum menempatkan slide preparat pada meja preparat, gunakan tombol pengatur kasar (makrometer) untuk menurunkan meja preparat sampai posisi paling bawah. Perhatikan arah putaran. Aturlah cermin pada bagian bawah sampai ada cahaya yang memantul, melewati diafragma sehingga terlihat dari lensa okuler. Perhatikan, titik fokus mata setiap orang berbeda-beda, sehingga setiap orang harus mencari sendiri pencahayaan sesuai kondisi mata.

4. Letakkan slide preparat di atas meja preparat dengan baik. Pastikan slide pada posisi yang telah disediakan (bagian berbentuk siku) dan tahan dengan penjepit.

5. Pastikan bahwa pembesaran lensa objektif adalah pembesaran paling rendah (biasanya 10 kali). Jika belum, maka putar knob lensa objektif itu untuk mendapatkan pembesaran paling rendah.

6. Mulailah melakukan pengamatan dengan mengatur fokus amatan, yaitu dengan memutar tombol pengatur kasar (makrometer) sampai mendapat bayangan benda yang jelas sesuai mata. Perhatian, biasakan membuka kedua mata saat mengamati, agar tidak terjadi kerusakan/gangguan pada mata.

7. Geserlah siku penahan preparat untuk mengamati berbagai sisi preparat. Pastikan bahwa kita mendapatkan bayangan dari bagian preparat yang akan kita amati.

8. Untuk mendapatkan perbesaran yang lebih, putar kembali knob lensa objektif sampai perbesaran lensa berikutnya (biasanya 40 kali). Untuk mendapatkan perbesaran berikutnya, biasanya arah putar knob adalah berlawanan arah jarum jam.

9. Lakukan kembali pengamatan seperti pada tahap 7. Tetapi perhatikan, panjang tabung lensa objektif lebih panjang dari sebelumnya dan hampir berimpit dengan preparat. Agar saat mencari fokus bayangan lensa tidak menekan preparat, maka gunakan tombol pemutar halus (mikrometer). Jika lensa menekan preparat, maka slide bisa pecah.

10. Jika telah mendapat bayangan gambar yang paling jelas, gambarlah bayangan tersebut.


(29)

11. Jika telah selesai dan akan mengakhiri pengamatan, turunkan meja preparat dengan memutar tombol pengatur kasar sampai posisi paling bawah. Ingat dan perhatikan arah putaran, jangan sampai justru memutar ke arah atas. Setelah itu putar knob lensa objektif sampai lensa perbesaran paling rendah, lalu ambil slide preparat.

12. Simpan kembali mikroskop pada tempatnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop adalah (IPB, 2010) :

1. Peganglah erat-erat lengan atau badan mikroskop dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri digunakan untuk menyangga kaki mikroskop agar mikroskop tidak jatuh.

2. Meja preparat diposisikan tetap horisontal untuk mencegah agar preparat (slide) tidak jatuh.

3. Bersihkan lensa mikroskop dengan menggunakan kertas lensa/tissue atau kain lap flanel.

4. Pengamatan sebaiknya dilihat dengan menggunakan kedua mata (untuk mikroskop dengan dua lensa okuler/binokuler)

5. Gunakanlah perbesaran lemah terlebih dahulu, kemudian setelah obyek yang akan anda amati ditemukan, gunakan perbesaran yang lebih besar

6. Bersihkan semua kotoran yang ada pada mikroskop dengan menggunakan kertas tissue.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui responden mengenai mikroskop dan penggunaannya.

Kuesioner a. Tinggi

b. Menengah c. Rendah d. Tidak

berpengetahuan

Ordinal

3.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui (hasil tahu) siswa SMA Negeri I Medan mengenai mikroskop dan penggunaannya. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan cara ukur menggunakan angket dengan alat ukur berupa kuesioner. Pertanyaan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan. Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 15 pertanyaan, dengan total nilai maksimum adalah 15. a. Jika jawaban benar, maka diberi nilai 1.

b. Jika jawaban salah, maka diberi nilai 0. Pengetahuan siswa

SMA Negeri I Medan


(31)

Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala kategorikal berupa skala ordinal. Pengetahuan responden kemudian dikategorikan menjadi empat kategori yaitu tinggi, menengah, rendah, dan tidak berpengetahuan dengan perincian nilai sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

a. Kategori tinggi, apabila responden mempunyai skor > 75% atau mempunyai total nilai > 11.

b. Kategori menengah, apabila apabila responden mempunyai skor 50% - 75% atau mempunyai total nilai 8-11.

c. Kategori rendah, apabila responden mempunyai skor 5% - 40% atau

mempunyai total nilai 4-7.

d. Tidak berpengetahuan, apabila responden mempunyai skor < 5% atau

mempunyai total nilai ≤ 3.

3.2.1. Mikroskop

Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh siswa SMA Negeri I Medan yang memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil.


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional, yaitu untuk menggambarkan perilaku siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop, yang mana data variabel bebas dan terikat diambil dalam waktu yang sama.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. SMA Negeri I Medan terletak di pusat kota.

2. SMA Negeri I Medan memiliki fasilitas mikroskop di laboratoriumnya

dengan jumlah yang memadai.

3. Belum pernah dilakukan penelitian serupa di sekolah ini.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri I Medan yang berjumlah 474 orang (data diambil pada bulan Februari 2010).

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini diambil secara stratified random sampling. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007) :


(33)

N n =

1 + N (d2) Keterangan : n = Besar sampel N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

N n =

1 + N (d2)

474 n =

1 + 474 (0,052) n = 217 orang

Berdasarkan rumus diatas peneliti akan mengambil sampel sebanyak 217 orang, untuk mempermudah maka digenapkan menjadi 220 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Tata Usaha SMA Negeri I Medan yang meliputi jumlah siswa di sekolah tersebut. Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup yang meliputi pengetahuan responden terhadap penggunaan mikroskop.


(34)

4.4.1. Uji validitas dan reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan program SPSS. Sampel dalam uji validitas ini memiliki karakter yang sama dengan sampel dalam penelitian ini, yaitu siswa SMA Negeri 4 Medan. Jumlah sampel yang digunakan dalam uji validitas ini adalah 20 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Variabel Nomor

pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,715 Valid 0,938 Reliabel

2 0,672 Valid Reliabel

3 0,715 Valid Reliabel

4 0,654 Valid Reliabel

5 0,744 Valid Reliabel

6 0,640 Valid Reliabel

7 0,660 Valid Reliabel

8 0,833 Valid Reliabel

9 0,684 Valid Reliabel

10 0,767 Valid Reliabel

11 0,745 Valid Reliabel

12 0,843 Valid Reliabel

13 0,858 Valid Reliabel

14 0,664 Valid Reliabel


(35)

4.5. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution), data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dianalisis dan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Medan berdiri pada Tanggal 18 Agustus 1950 sampai dengan 1 September 1950 di jalan Teuku Umar No.1 Medan. Namun karena saat itu aksi polisional Belanda sangat gencar, SMA Negeri 1 Medan pun dipindahkan lagi ke jalan Seram Baru.

Tahun 1965-1966, SMA Negeri 1 Medan pindah lagi ke jalan Cik Ditiro No.1 Medan karena sesuatu hal, hingga saat ini, SMA Negeri 1 Medan masih berada di alamat yang sama.

SMA Negeri I Medan memiliki batas wilayah:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Rumah penduduk Sebelah Barat : Berbatasan dengan Jalan Teuku Cik Di Tiro

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.


(37)

5.1.2 Deskripsi Karateristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 220 siswa kelas XII SMA Negeri I Medan dan masih berstatus pelajar dan aktif bersekolah. Gambaran karakteristik responden yang diamati yaitu pengetahuan para siswa SMA tersebut terhadap penggunaan mikroskop.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 92 41,8

Perempuan 128 58,2

Total 220 100

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang terpilih paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 128 orang (58,2%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur

Umur (tahun) Frekuensi %

15

16 17

10 54 150

4,5 24,5 68,2

18 6 2,7

Total 220 100

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang terpilih paling banyak adalah berumur 17 tahun yaitu sebanyak 150 orang (68,2%).


(38)

5.1.3 Distribusi Pengetahuan Responden

Setelah dilakukan penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner, didapatkan distribusi tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap penggunaan mikroskop

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi 55 25

2 Menengah 126 57,3

3 Rendah 37 16,8

4 Tidak Berpengetahuan 2 0,9

Total 220 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah menengah, yaitu sebanyak 126 orang (57,3%). Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 55 orang (25%), responden dengan tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 37 orang (16,8%) dan responden yang tidak berpengetahuan yaitu sebanyak 2 orang (0,9%).

Sedangkan distribusi frekuensi tiap-tiap pertanyaan dari responden adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 1 tentang pengertian mikroskop

Jawaban Frekuensi %

Benar 220 100

Salah 0 0

Total 220 100

Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa semua responden mempunyai jawaban yang benar tentang pengertian mikroskop, yaitu sebanyak 220 orang (100%).


(39)

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 2 tentang pembagian mikroskop

Jawaban Frekuensi %

Benar 199 90,5

Salah 21 9,5

Total 220 100

Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang pembagian mikroskop, yaitu sebanyak 199 orang (90,5%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 21 orang (9,5%).

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 3 tentang istilah alat untuk meletakkan benda

Jawaban Frekuensi %

Benar 124 56,4

Salah 96 43,6

Total 220 100

Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang istilah alat untuk meletakkan benda, yaitu sebanyak 124 orang (56,4%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 96 orang (43,6%).

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 4 tentang jenis lensa mikroskop

Jawaban Frekuensi %

Benar 150 68,2

Salah 70 31,8


(40)

Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang jenis lensa mikroskop, yaitu sebanyak 150 orang (68,2%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 70 orang (31,8%).

Tabel 5.8. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 5 tentang jenis pembesaran lensa objektif

Jawaban Frekuensi %

Benar 115 52,3

Salah 105 47,7

Total 220 100

Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang jenis pembesaran lensa objektif, yaitu sebanyak 115 orang (52,3%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 105 orang (47,7%).

Tabel 5.9. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 6 tentang nama alat pemutar mikroskop

Jawaban Frekuensi %

Benar 195 88,6

Salah 25 11,4

Total 220 100

Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang nama alat pemutar mikroskop, yaitu sebanyak 195 orang (88,6%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 25 orang (11,4%).


(41)

Tabel 5.10. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 7 tentang cara membawa mikroskop yang benar

Jawaban Frekuensi %

Benar 214 97,3

Salah 6 2,7

Total 220 100

Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang cara membawa mikroskop yang benar, yaitu sebanyak 214 orang (97,3%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 6 orang (2,7%).

Tabel 5.11. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 8 tentang posisi pengamat yang benar

Jawaban Frekuensi %

Benar 42 19,1

Salah 178 80,9

Total 220 100

Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban salah tentang jenis lensa mikroskop, yaitu sebanyak 178 orang (80,9%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban benar, yaitu sebanyak 42 orang (19,1%).

Tabel 5.12. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 9 tentang posisi mata pengamat yang benar

Jawaban Frekuensi %

Benar 68 30,9

Salah 152 69,1


(42)

Dari tabel 5.12. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban salah tentang posisi mata pengamat yang benar, yaitu sebanyak 152 orang (69,1%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban benar, yaitu sebanyak 68 orang (30,9%).

Tabel 5.13. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 10 tentang cara membersihkan lensa mikroskop

Jawaban Frekuensi %

Benar 186 84,5

Salah 34 15,5

Total 220 100

Dari tabel 5.13. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang cara membersihkan lensa mikroskop, yaitu sebanyak 186 orang (84,5%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 34 orang (15,5%).

Tabel 5.14. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 11 tentang tindakan jika gambar terlihat masih gelap

Jawaban Frekuensi %

Benar 172 78,2

Salah 48 21,8

Total 220 100

Dari tabel 5.14. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang tindakan jika gambar terlihat masih gelap, yaitu sebanyak 172 orang (78,2%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 48 orang (21,8%).


(43)

Tabel 5.15. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 12 tentang pembesaran awal

Jawaban Frekuensi %

Benar 157 71,4

Salah 63 28,6

Total 220 100

Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban benar tentang pembesaran awal, yaitu sebanyak 157 orang (71,4%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban salah, yaitu sebanyak 63 orang (28,6%).

Tabel 5.16. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 13 tentang bagian awal yang diputar saat mengatur fokus

Jawaban Frekuensi %

Benar 102 46,4

Salah 118 53,6

Total 220 100

Dari tabel 5.16. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban salah tentang bagian awal yang diputar saat mengatur fokus, yaitu sebanyak 118 orang (53,6%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban benar, yaitu sebanyak 102 orang (46,4%).


(44)

Tabel 5.17. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 14 tentang tindakan jika ingin melihat gambar lebih besar lagi

Jawaban Frekuensi %

Benar 73 33,2

Salah 147 66,8

Total 220 100

Dari tabel 5.17. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban salah tentang tindakan jika ingin melihat gambar lebih besar lagi, yaitu sebanyak 147 orang (66,8%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban benar, yaitu sebanyak 73 orang (33,2%).

Tabel 5.18. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 15 tentang cairan yang ditambahkan

Jawaban Frekuensi %

Benar 50 22,7

Salah 170 77,3

Total 220 100

Dari tabel 5.18. dapat dilihat bahwa responden paling banyak mempunyai jawaban salah tentang cairan yang ditambahkan, yaitu sebanyak 170 orang (77,3%). Sedangkan responden yang mempunyai jawaban benar, yaitu sebanyak 50 orang (22,7%).


(45)

5.2. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah menengah, yaitu sebanyak 126 orang (57,3%) diikuti dengan responden dengan tingkat pengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 55 orang (25%). Namun demikian, dari 220 orang responden yang diteliti masih ditemukan responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah, yaitu sebanyak 37 orang (16,8%) bahkan responden dalam kelompok tidak berpengetahuan yaitu 2 orang (0,9%).

Berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan dapat diketahui bahwa masih ada jawaban responden yang salah terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mikroskop. Seperti pertanyaan nomor 8 tentang posisi pengamat yang benar ketika melihat mikroskop terdapat responden paling banyak menjawab salah yaitu 178 orang (80,9%). Pertanyaan nomor 9 mengenai posisi mata yang benar saat melihat benda yang akan diamati dengan mikroskop, terdapat responden paling banyak menjawab salah yaitu 152 orang (69,1%).

Pengetahuan yang kurang tentang posisi pengamat ketika melihat mikroskop dan posisi mata pengamat saat melihat mikroskop kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal antara lain, kurangnya informasi dari guru mengenai langkah-langkah menggunakan mikroskop yang benar, kurangnya pengawasan dari guru saat praktikum dilaksanakan, atau siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru tentang posisi pengamat dan posisi mata pengamat.

Posisi pengamat serta posisi mata pengamat yang salah saat menggunakan mikroskop dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat menggunakan mikroskop. Rasa tidak nyaman ini dapat mengakibatkan kelelahan kerja yang akhirnya dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh serta sikap dan perilaku kerja yang tidak baik dapat menimbulkan perbuatan yang berbahaya (unsafe act) yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010).


(46)

Selain jawaban salah terhadap pertanyaan nomor 8 dan nomor 9 di atas, juga ditemukan jawaban yang salah terhadap pertanyaan nomor 13, 14 dan 15. Pertanyaan nomor 13 tentang bagian yang diputar terlebih dahulu saat mengatur fokus bayangan awal pada mikroskop terdapat responden paling banyak menjawab salah yaitu 118 orang (53,6%). Pertanyaan nomor 14 tentang tindakan yang benar jika ingin melihat gambar lebih besar lagi terdapat responden paling banyak menjawab salah yaitu 147 orang (66,8%). Pertanyaan nomor 15 tentang cairan yang ditambahkan jika ingin menggunakan pembesaran 100 kali terdapat responden paling banyak menjawab salah yaitu 170 orang (77,3%).

Kesalahan memutar bagian pada mikroskop untuk mengatur fokus bayangan awal, kesalahan tindakan yang dilakukan jika ingin melihat gambar lebih besar lagi, serta kesalahan menambahkan cairan ketika ingin menggunakan pembesaran 100 kali dapat menyebabkan terganggunya proses pembelajaran menggunakan mikroskop seperti kesulitan untuk melihat objek yang akan diamati.

Tindakan yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi kesulitan melihat objek adalah memulai pengamatan dengan mengatur fokus amatan, yaitu dengan memutar tombol pengatur kasar (makrometer) sampai mendapat bayangan benda yang jelas sesuai mata. Jika ingin mendapatkan perbesaran yang lebih, maka hal yang perlu dilakukan adalah memutar kembali knob lensa objektif sampai perbesaran lensa berikutnya (Wijaya, 2006). Dalam pemeriksaan mikrobiologis secara rutin digunakan lensa objektif yang mampu memperbesar objek penglihatan 97-100 kali dengan menambahkan minyak emersi di antara gelas objek dan lensa objektif. Penambahan minyak emersi berguna untuk menghilangkan udara yang terletak di antara lensa objektif dengan gelas objek, sehingga sinar yang masuk ke dalam lensa objektif tidak dibiaskan (Dzen, 2003).


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dari 220 orang responden, sebanyak 92 orang responden adalah laki-laki dan 128 responden adalah perempuan.

2. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dari 220 orang responden, responden yang terpilih paling banyak adalah berumur 17 tahun, yaitu sebanyak 150 orang. Responden yang berumur 15 tahun adalah sebanyak 10 orang, responden yang berumur 16 tahun sebanyak 54 orang, dan responden yang berumur 18 tahun sebanyak 6 orang.

3. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan

responden paling banyak adalah menengah, yaitu sebanyak 126 orang (57,3%).

4. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa responden paling banyak

menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 8 tentang posisi pengamat yang benar ketika melihat mikroskop, pertanyaan nomor 9 mengenai posisi mata yang benar saat melihat benda yang akan diamati dengan mikroskop, pertanyaan nomor 13 tentang bagian yang diputar terlebih dahulu saat mengatur fokus bayangan awal pada mikroskop, pertanyaan nomor 14 tentang tindakan yang benar jika ingin melihat gambar lebih besar lagi dan pertanyaan nomor 15 tentang cairan yang ditambahkan jika ingin menggunakan pembesaran 100 kali. Kesalahan ini akan menyebabkan timbulnya kelelahan kerja dan terganggunya proses pembelajaran menggunakan mikroskop seperti kesulitan untuk melihat objek yang akan diamati.


(48)

6.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan perlu ditingkatkan penjelasan mengenai langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan mikroskop khususnya tentang posisi pengamat serta posisi mata pengamat yang benar saat menggunakan mikroskop, bagian yang diputar untuk mengatur fokus bayangan awal, tindakan yang dilakukan jika ingin melihat gambar lebih besar lagi, serta cairan yang ditambahkan ketika ingin menggunakan pembesaran 100 kali.

2. Bagi peneliti dimasa yang akan datang jumlah sampel hendaknya


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Laboratorium Kesehatan. Available from:

http:/

[Accesed 1 November 2010]

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. 2010. Penetapan Sekolah/Madrasah Penyelenggara Ujian dan Menggabung Tingkat SMA, MA, dan SMK pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2009/2010.

Dwijosoeputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Dwijosoeputro, D. 1978. Sejarah Mikrobiologi. Dalam: Dwijosoeputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1-9.

Dzen, Sjoekoer. M, dkk. 2003. Bakteriologik Medik. Malang: Bayumedia.

Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

IPB. 2010. Mikroskop dan Penggunaannya. Available from:

Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(50)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007. 2007. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Available from:

Pratomo, H. 1986. Defenisi Operasional dari Variabel. Dalam: Pratomo, H. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI PMU Pengembangan FKM di Indonesia, 24-26.

Regina Pacis. 2007. Laboratorium Biologi. Available From:

2010]

UNUD. 2008. Teknik-teknik untuk Mempelajari Sel. Available From:

[Accesed 11 March 2010]

Wahyuni, A. S. 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

Wijaya, Agung. 2006. IPA Terpadu VII B untuk Sekolah Menengah Pertama dan MTs kelas VII. Jakarta: PT Grasindo.


(51)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Herwindo Ahmad

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/17 Juni 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mega No. 35 Tj. Rejo Medan Sunggal 20122

Riwayat Pendidikan :

1. TK Tadika Puri Medan (1994-1995)

2. Sekolah Dasar Kemala Bhayangkari I Medan

(1995-2001)

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri I Medan

(2001-2004)

4. Sekolah Menengah Atas Negeri I Medan (2004 –

2007)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(2007 – sekarang) Riwayat Organisasi : -


(52)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera

Nama Saya Herwindo Ahmad, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri I Medan terhadap Penggunaan Mikroskop”.

Menurut bentuk dan struktur selnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat dilihat dengan mata kita, karena panca indera manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya bisa dilakukan dengan alat bantu.

Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata, terutama dalam bidang biologi dan kedokteran adalah mikroskop (bahasa latin micro diartikan kecil dan scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan daya pisah atau kemampuan melihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang halus dan tidak dapat dilihat dengan mata terbuka (Dwidjoseputro, 1994).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri I Medan terhadap penggunaan mikroskop. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut sebagai wadah untuk menambah pengalaman dan memperkaya wawasan penulis khususnya dalam bidang penelitian dan sebagai masukan bagi SMA Negeri I Medan tentang tingkat pengetahuan siswa terhadap penggunaan mikroskop dan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut.


(53)

Saya akan membagikan kuesioner/daftar pertanyaan kepada adik-adik sekalian mengenai penggunaan mikroskop yang akan adik isi dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut. Jawaban dari adik tersebut akan dijamin kerahasiaannya dan jawaban tersebut digunakan untuk kepentingan penelitian saya, tidak ada hubungannya dengan nilai rapor adik-adik sekalian. Untuk penelitian ini adik-adik tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila adik-adik membutuhkan penjelasan dapat menghubungi saya :

Nama : Herwindo Ahmad

Alamat : Jl. Mega No. 35 Tj. Rejo Medan Sunggal 20122 No. HP : 085275017511

Terima kasih saya ucapkan kepada adik-adik yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan adik-adik dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan adik-adik bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan.

Medan, 2010 Peneliti


(54)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian.

Medan, 2010 Peneliti, Yang Membuat Pernyataan

(Herwindo Ahmad) ( )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya. Dan saya bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2010 Tertanda


(55)

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI I MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN MIKROSKOP

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Kelas :

II. Pertanyaan tentang Pengetahuan

Petunjuk!

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara anggap benar.

1. Apakah yang dimaksud dengan mikroskop?

a. Alat yang digunakan untuk mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. b. Alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh.

c. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh.

d. Alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan suatu benda. 2. Mikroskop terbagi atas dua kelompok besar, yaitu :

a. Mikroskop terang dan mikroskop gelap. b. Mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. c. Mikroskop cahaya dan mikroskop gelap. d. Mikroskop sinar dan mikroskop lampu.

3. Apakah istilah alat untuk meletakkan benda yang akan dilihat di bawah

mikroskop? a. Gelas objek. b. Gelas ukur. c. Kaca penglihat. d. Gelas subjek.

4. Lensa yang terdapat pada mikroskop adalah :

a. Lensa cembung, lensa cekung, lensa datar,dan lensa objektif. b. Lensa objektif dan lensa okuler.

c. Lensa bikonkav dan lensa bikonveks.

d. Lensa objektif, lensa cembung, dan lensa okuler.


(56)

5. Jenis pembesaran pada lensa objektif adalah : a. 10 kali, 40 kali, 100 kali.

b. 10 kali, 50 kali, 100 kali. c. 50 kali, 100 kali.

d. 10 kali, 25 kali, 75 kali, 100 kali.

6. Apakah nama alat pemutar pada badan mikroskop untuk mengatur fokus

lensa agar gambar lebih terang? a. Makrometer dan mikrometer. b. Tonometer dan mikrometer. c. Spirometer dan tonometer.

d. Sphygmomanometer dan milimeter.

7. Bagaimana cara membawa mikroskop yang benar?

a. Dipegang dengan kedua tangan terletak di badan mikroskop.

b. Salah satu tangan memegang badan mikroskop, tangan yang lain

menyangga dasar mikroskop.

c. Kedua tangan berada pada bagian dasar/bawah mikroskop.

d. Memegang badan mikroskop dengan satu tangan.

8. Bagaimana posisi pengamat yang benar ketika menggunakan mikroskop?

a. Berdiri.

b. Duduk pada tempat yang nyaman. c. Setengah duduk.

d. Kadang berdiri, kadang duduk.

9. Bagaimana sebaiknya mata pengamat saat melihat benda yang akan diamati

di mikroskop?

a. Dibantu dengan menggunakan kaca pembesar.

b. Kedua mata harus terbuka.

c. Menutup salah satu mata dengan menggunakan tangan. d. Menggunakan kaca mata bantu.

10.Bagaimana cara membersihkan lensa mikroskop?

a. Lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan baju praktikum.

b. Lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan tissue atau kain lap

flanel.

c. Lensa mikroskop dibersihkan dengan menggunakan tissue basah. d. Cukup dihembuskan saja.

11.Pada mikroskop cahaya, jika gambar yang terlihat masih gelap, maka : a. Gerakkan cermin sampai mendapat sumber cahaya yang tepat.

b. Putar makrometer (tombol mengatur kasar) pada badan mikroskop sampai gambar terlihat jelas.

c. Tambahkan minyak emersi.


(57)

12. Ketika ingin melihat benda-benda kecil dengan menggunakan mikroskop, maka dimulai dengan pembesaran :

a. 10 kali. b. 40 kali. c. 50 kali. d. 100 kali.

13. Bagian yang diputar terlebih dahulu saat mengatur fokus bayangan awal pada mikroskop adalah :

a. Alat pemutar kasar (makrometer). b. Alat pemutar halus (mikrometer). c. Lensa objektif.

d. Gelas objek.

14. Jika anda ingin melihat benda lebih besar lagi, maka : a. Ganti lensa objektif ke pembesaran selanjutnya. b. Ganti lensa okuler ke pembesaran selanjutnya.

c. Putar makrometer (tombol pengatur kasar) pada badan mikroskop sampai gambar terlihat jelas.

d. Gunakan kaca pembesar.

15. Jika anda ingin menggunakan pembesaran 100 kali, maka cairan yang

ditambahkan adalah : a. NaCl.

b. Fehling A + Fehling B. c. Minyak emersi.


(58)

LAMPIRAN 5


(59)

(60)

LAMPIRAN 6 ETHICAL CLEARANCE


(61)

LAMPIRAN 7

DATA INDUK PENELITIAN

No JK Umur P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Ptot PTotK

1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12 1

2 1 16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 12 1

3 1 16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 1

4 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 1

5 2 17 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 8 2

6 2 15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 1

7 1 15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11 1

8 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 10 2

9 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 2

10 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 10 2

11 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 9 2

12 1 16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 10 2

13 2 17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 2

14 2 15 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 2

15 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 1

16 2 16 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 10 2

17 1 16 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8 2

18 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 1

19 1 17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1

20 1 17 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 7 3

21 2 17 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 2

22 2 18 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 8 2

23 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 2

24 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9 2

25 2 16 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 3

26 2 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 3

27 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 9 2

28 1 16 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 3

29 1 17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 9 2

30 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 10 2

31 2 17 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 8 2

32 2 16 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 1

33 2 16 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 9 2

34 2 15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 1

35 2 17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 1


(62)

37 2 18 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 7 3

38 2 17 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 9 2

39 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 2

40 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 2

41 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 11 1

42 1 16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 1

43 1 16 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 10 2

44 1 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 8 2

45 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

46 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 8 2

47 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 2

48 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

49 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

50 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

51 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

52 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

53 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

54 1 17 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 9 2

55 2 16 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 8 2

56 2 17 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 8 2

57 1 16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

58 2 17 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1

59 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 9 2

60 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

61 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 10 2

62 2 17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 2

63 2 15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 8 2

64 2 16 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 3

65 2 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 8 2

66 1 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 8 2

67 1 17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 10 2

68 1 17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8 2

69 2 17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 2

70 2 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 2

71 2 17 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 9 2

72 2 16 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 9 2

73 2 17 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 8 2

74 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

75 2 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 10 2

76 1 16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11 1


(63)

78 1 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11 1

79 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 2

80 1 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 10 2

81 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11 1

82 1 18 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 9 2

83 2 17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 9 2

84 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 2

85 1 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7 3

86 1 16 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 8 2

87 2 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 3

88 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 3

89 1 17 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6 3

90 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 2

91 2 17 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 3

92 2 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 3

93 1 16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 9 2

94 1 15 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 7 3

95 2 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 10 2

96 1 17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 9 2

97 1 17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10 2

98 2 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 7 3

99 2 17 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 10 2

100 2 16 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 6 3

101 1 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

102 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

103 2 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9 2

104 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 10 2

105 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 11 1

106 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 1

107 2 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 8 2

108 2 17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 1

109 2 17 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 3

110 1 16 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 3

111 2 16 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

112 1 17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

113 1 17 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 1

114 1 17 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 8 2

115 1 17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 1

116 1 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 9 2

117 1 17 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 3


(64)

119 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 10 2

120 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

121 1 17 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 7 3

122 2 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7 3

123 2 17 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 8 2

124 1 17 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 3

125 1 17 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 9 2

126 2 17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 9 2

127 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 1

128 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 2

129 1 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 2

130 2 18 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 3

131 2 17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 3

132 2 15 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 11 1

133 1 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9 2

134 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 11 1

135 2 16 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8 2

136 2 17 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 9 2

137 2 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 1

138 1 16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 11 1

139 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1

140 1 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7 3

141 2 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 10 2

142 2 16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 10 2

143 1 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 10 2

144 2 16 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 7 3

145 1 17 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 7 3

146 2 17 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8 2

147 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 1

148 1 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10 2

149 2 16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12 1

150 1 17 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 3

151 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 10 2

152 2 17 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 9 2

153 1 17 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 9 2

154 2 17 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 2

155 1 18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1

156 2 16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1

157 1 15 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 2

158 2 17 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 10 2


(1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excluded(a

) 0 ,0

Total 20 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pengertian Mikroskop 9,40 21,726 ,715 ,934

Pembagian mikroskop 9,50 21,737 ,672 ,937

Istilah alat 9,45 21,418 ,715 ,934

Jenis lensa mikroskop 9,30 23,274 ,654 ,940

Jenis pembesaran lensa

objektif 9,45 21,313 ,744 ,933

Nama alat pemutar 9,35 22,345 ,640 ,936

Cara membawa mikroskop

9,40 22,568 ,660 ,939

posisi Pengamat 9,75 20,197 ,833 ,930

Posisi mata pengamat 9,70 20,853 ,684 ,934

Cara membersihkan lensa

mikroskop 9,65 20,555 ,767 ,932

Tindakann yang dilakukan

jika gambar terlihat gelap 9,80 20,589 ,745 ,933

Pembesaran awal ketika

menggunakan mikroskop 9,65 20,239 ,843 ,930

Bagian yang diputar saat

mengatur fokus 9,70 20,116 ,858 ,929

TIndakan jika ingin melihat

benda lebih besar lagi 9,70 21,379 ,664 ,938


(3)

LAMPIRAN 8

KARATERISTIK RESPONDEN

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 92 41,8 41,8 41,8

perempuan 128 58,2 58,2 100,0

Total 220 100,0 100,0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15 10 4,5 4,5 4,5

16 54 24,5 24,5 29,1

17 150 68,2 68,2 97,3

18 6 2,7 2,7 100,0


(4)

LAMPIRAN 9

JAWABAN RESPONDEN TERHADAP PERTANYAAN

TENTANG MIKROSKOP

Pengertian Mikroskop

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Benar 220 100,0 100,0 100,0

Pembagian Mikroskop

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 21 9,5 9,5 9,5

Jawaban Benar 199 90,5 90,5 100,0

Total 220 100,0 100,0

Istilah untuk Meletakkan Benda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 96 43,6 43,6 43,6

Jawaban Benar 124 56,4 56,4 100,0

Total 220 100,0 100,0

Jenis Lensa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 70 31,8 31,8 31,8

Jawaban Benar 150 68,2 68,2 100,0

Total 220 100,0 100,0

Jenis Pembesaran Lensa Objektif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 105 47,7 47,7 47,7

Jawaban Benar 115 52,3 52,3 100,0


(5)

Nama Alat Pemutar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 25 11,4 11,4 11,4

Jawaban Benar 195 88,6 88,6 100,0

Total 220 100,0 100,0

Cara Membawa Mikroskop yang Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 6 2,7 2,7 2,7

Jawaban Benar 214 97,3 97,3 100,0

Total 220 100,0 100,0

Posisi Pengamat yang Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 178 80,9 80,9 80,9

Jawaban Benar 42 19,1 19,1 100,0

Total 220 100,0 100,0

Mata Pengamat yang Benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 152 69,1 69,1 69,1

Jawaban Benar 68 30,9 30,9 100,0

Total 220 100,0 100,0

Cara Membersihkan Lensa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 34 15,5 15,5 15,5

Jawaban Benar 186 84,5 84,5 100,0


(6)

Tindakan jika Gambar Terlihat Masih Gelap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 48 21,8 21,8 21,8

Jawaban Benar 172 78,2 78,2 100,0

Total 220 100,0 100,0

Pembesaran Awal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 63 28,6 28,6 28,6

Jawaban Benar 157 71,4 71,4 100,0

Total 220 100,0 100,0

Bagian Awal yang Diputar Saat Mengatur Fokus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 118 53,6 53,6 53,6

Jawaban Benar 102 46,4 46,4 100,0

Total 220 100,0 100,0

Tindakan jika Melihat Gambar Lebih Besar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 147 66,8 66,8 66,8

Jawaban Benar 73 33,2 33,2 100,0

Total 220 100,0 100,0

Cairan yang Ditambahkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawaban Salah 170 77,3 77,3 77,3

Jawaban Benar 50 22,7 22,7 100,0