31
2. Keputusan Keuangan
Fungsi pokok manajemen keuangan pada setiap organisasi terutama menyangkut tiga hal, yaitu keputusan investasi investment decision, keputusan
pendanaan atau pembelanjaan financing decision dan keputusan menyangkut pendistribusian keuntungan dalam bentuk dividen dividend policy kepada para
pemegang saham Van Horne, 1995 dan Weston Copeland, 1992. Ketiga keputusan ini saling terintegrasi satu sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan
yaitu meningkatkan nilai value perusahaan. Nilai perusahaan dapat dicerminkan oleh harga pasar market price saham perusahaan itu. Dengan demikian dapat
pula dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah fungsi dari ketiga keputusan tadi. Suad Husnan 1996 secara sederhana menggambarkan hubungan ketiga
keputusan dalam kegiatan manajer keuangan tersebut seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Gbr. Kegiatan utama manajer keuangan
Kegiatan 1 dalam gambar menunjukkan bahwa manajer keuangan dapat memperoleh dana dari pasar keuangan financial market, yaitu pasar yang
menunjukkan pertemuan antara penawaran supply dan permintaan demand
32 dana. Pasar keuangan ini terdapat dua jenis, yaitu pasar uang money market
untuk pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek dan pasar modal capital market
untuk pemenuhan dana jangka panjang. Untuk memperoleh dana tersebut dapat diterbitkan aktiva financial financial assets yang dapat berupa saham,
obligasi, surat hutang, kewajiban sewa, dan lainnya. Kegiatan 2 menunjukkan bahwa dana yang diperoleh kemudian
diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan, sehingga perusahaan mempunyai berbagai aktiva riil yang dapat berupa tanah, mesin, kendaraan, bangunan dan
sebagainya. Dari kegiatan penanaman dana investasi ini perusahaan mengharapkan akan memperoleh hasil atau laba 3. Selanjutnya laba yang
diperoleh harus diputuskan untuk memenuhi kewajiban kepada pemilik dana di pasar keuangan 4a atau diinvestasikan kembali di perusahaan 4b.
Dari ilustrasi diatas nampak dengan jelas bahwa manajer keuangan harus mengambil keputusan menyangkut penggunaan dana keputusan investasi,
memperoleh dana keputusan pendanaanpembelanjaan dan pembagian laba kebijakan dividen.
Pasar modal merupakan salah satu dari beberapa sarana yang ada untuk mendapatkan modal bagi perusahaan di dalam kegiatan usahanya. Salah satu
syarat bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan modal tersebut, perusahaan tersebut harus sudah go public. Selain itu, pasar modal juga merupakan wahana
berinvestasi bagi para pemilik modal maupun masyarakat luas. Menurut PSAK, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan accretion of wealth melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,
33 royalti, dividen dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi dalam artian luas terdiri dari dua bagian utama
yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil dan aktiva keuangan atau surat berharga marketable securities. Pihak yang membeli aktiva baik berupa aktiva riil
maupun aktiva keuangan dinamakan investor. Pembelian langsung aktiva keuangan atau surat berharga suatu perusahaan di pasar modal dapat berupa surat
berharga berpendapatan tetap dan surat berharga yang berupa saham biasa dan saham preferen. Investor atau calon investor yang ingin menanamkan dananya di
dalam surat berharga perlu melakukan analisis surat berharga dan kondisi yang berkaitan dengan pihak yang menerbitkan surat berharga tersebut. Tujuan dari
analisis ini untuk menentukan prospek dari surat berharga tersebut dan untuk menentukan tingkat risiko yang akan dihadapi oleh investor maupun calon
investor. Untuk mendapatkan analisis dan keputusan yang tepat maka informasi yang relevan dan terpercaya harus tersedia di pasar modal untuk dapat diakses
oleh investor maupun calon investor. Pemilihan struktur pendanaan merupakan masalah yang menyangkut
komposisi dana yang akan digunakan oleh perusahaan. Masalah yang harus dijawab dalam masalah pendanaan dihubungkan dengan sumber dana adalah
apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan. Apakah hutang jangka
panjang atau hutang jangka pendek. Apakah modal sendiri diperoleh dari laba ditahan atau menerbitkan saham baru. Mengingat struktur pembiayaan akan
34 menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return
yang diinginkan. Seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus
mempertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih. Hal ini karena masing-masing sumber pendanaan mempunyai konsekuensi
finansial yang berbeda-beda. Proporsi penggunaan sumber dana intern dan ekstern dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan
struktur modal menjadi sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Teori struktur modal dalam manajemen keuangan diantaranya terdiri dari, Static
Trade-Off STO yang dikemukakan oleh Miller 1977 dan Pecking Order
Theory POT yang pertama kali dikemukakan oleh Myers dan Majluf 1984.
Penggunaan alternatif sumber dana perusahaan dengan teori STO didasarkan pada cost
dan benefit-nya antara biaya modal dan keuntungan penggunaan hutang yaitu, biaya kebangkrutan dan keuntungan pajak. Penentuan struktur modal
perusahaan dengan POT didasarkan pada keputusan pendanaan secara hierarki dari pendanaan yang bersumber pada laba, hutang, sampai pada saham dimulai
dari sumber dana dengan biaya termurah. Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam
pertimbangan. Salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan adalah pecking order theory, Myers 1984 yang mengemukakan adanya
kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hirarki risiko pecking order theory. Pecking order theory adalah salah satu
teori yang mendasarkan pada asimetri informasi. Asimetri informasi akan
35 mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada
sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf 1984 menunjukkan bahwa dengan adanya asimetri informasi, investor biasanya akan menginterpretasikan
sebagai berita buruk apabila perusahaan mendanai investasinya dengan menerbitkan ekuitas. Dengan demikian, perusahaan akan lebih memilih mendanai
investasinya berdasarkan suatu urutan resiko. Bayless dan Diltz 1994 mengemukakan bahwa pecking order cenderung akan memilih internal fund,
riskless debt, risky debt dan equity. Myers dan Majluf 1984 dan Myers 1984
mengacu terhadap masalah ini sebagai hipotesis pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan
apabila memerlukan external finance, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.
Menurut pecking order theory, laba ditahan merupakan salah satu sumber dana internal yang menjadi pilihan utama. Rasio pembayaran dividen dividend
pay out ratio menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan
internal dan harus dinilai dalam hubungannya dengan sasaran untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham Easterbrook, 1984. Di lain pihak
dividen akan mengurangi konflik antara agen dengan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976. Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan
sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya Adam Goyal, 2003. Keputusan investasi akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan
Modigliani Miller, 1958. Selanjutnya Fama 1978, mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi.
36 Di dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang manager keuangan
menganalisis sampai seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan sesungguhnya dana pemilik perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen.
Oleh sebab itu, atas dasar pertimbangan antara risiko dan hasil perlu diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut dibagikan saja sebagai dividen ataukah
ditanamkan kembali dalam bentuk laba ditahan, yang merupakan sumber dana permanent yang perlu dipertimbangkan pemanfaatannya didalam perluasan dan
pengembangan usaha perusahaan. Hasil atas pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri sekurang-kurangnya harus sama dengan hasil yang diharapkan oleh para
pemilik modal atas hasil operasi yang tidak dibagikan sebagai dividen. Hal ini logis karena jika dividen dibagikan, maka pemilik modal paling tidak dapat
menginvestasikan hasil pembagian dividen tersebut dalam investasi tidak berisiko seperti deposito dan dapat menikmati hasil dari investasi tersebut.
3. Nilai Perusahaan