39 menanggung tingkat dividen yang tinggi. Karena itu informasi tentang
kebijakan dividen dapat mempengaruhi harga saham.
4. Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif pada kepemilikan
manajerial. Peningkatan kepemilikan institusional berpengaruh pada pengawasan dan pengendalian perilaku opportunistic manajer. Pada kondisi ini kekuasaan
manajer menurun sehingga bertindak sesuai keinginan pemegang saham. Bathala, Moon dan Rao, 1994.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost, sehingga perusahaan
akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan Crutcley, 1999. Kim dan Sorenson 1986 mengemukakan demand dan supply
hypothesis . Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai
oleh insider kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah besar untuk mendanai perusahaan. Dengan
kepemilikan besar, pihak insider ingin mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahaan. Supply hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang
dikontrol oleh insider memiliki debt agency cost kecil sehingga meningkatkan penggunaan utang. Menurut Jensen dan Meckling 1976, penggunaan utang
mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal dan meningkatkan proporsi kepemilikan
40 manajerial. Penggunaan utang yang berlebihan akan meningkatkan bankruptcy
cost sehingga mengurangi minat manajer untuk menambah kepemilikan Friend
dan Lang, 1988. Menurut Damsetz dan Lehn 1985, hubungan antara risiko dengan
kepemilikan manajerial membentuk dua pengaruh, yaitu pengaruh positif dan negatif terhadap kepemilikam manajerial. Perusahaan yang beroperasi pada pasar
berisiko tinggi mengalami kesulitan dalam memonitor kondisi eksternal sehingga meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mengawasi kondisi internal.
Bird in the hand theory memandang bahwa dividen tinggi adalah yang
terbaik, karena investor lebih lebih suka kepastian tentang return investasinya serta mengantisipasi risiko ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan
Gordon dalam Brigham dan Gapenski, 1996: 438. Roseff 1982 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan
pada pemegang saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan investasi di masa yang akan datang yang dibiayai dari sumber
internal. Sebaliknya jika pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi, maka menimbulkan perbedaan kepentingan, sehingga diperlukan peningkatan
dividen. Crutchley 1999 menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan institusional terhadap dividen adalah negatif. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka
semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi biaya keagenan, sehingga perusahaan akan cenderung untuk menggunakan dividen yang
rendah.
41 Crutchley dan Hansen 1989 menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki nilai book to market yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki kesempatan investasi yang rendah. Kesempatan investasi yang rendah akan
mengurangi keatraktifan manajer daripada perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi dengan kata lain manajer akan mengurangi kepemilikannya
dalam perusahaan jika perusahaan memiliki nilai book to market ratio yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putu Anom 2003 memberikan bukti
kesempatan investasi perusahaan yang di proksikan dengan book to market value dapat digunakan untuk memprediksi kepemilikan manajerial. Penelitian Putu
Anom 2003 memberikan bukti bahwa kesempatan investasi perusahaan memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap kepemilikan manajerial, hal
ini menunjukkan bahwa semakin rendah book to market ratio atau semakin tinggi kesempatan investasi akan meningkatkan keinginan manajer untuk meningkatkan
kepemilikannya dalam perusahaan. Struktur kepemilikan saham di prediksi berpengaruh dalam penentuan
struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham, maka akan
terjadi pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi
akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Jumlah utang yang melewati titik optimalnya akan membuat
penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost model trade off. Semakin terkonsentrasi
42 kepemilikan saham perusahaan juga di prediksi akan meningkatkan nilai
perusahaan. Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan
leverage . Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka pengawasan yang
dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin efektif. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam memperoleh pinjaman, sebab jumlah utang yang
semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distress
akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik. Keadaan pasar modal yang semakin
bergairah akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman karena perusahaan lebih tertarik melakukan pembiayaan melalui pasar modal
sehingga leverage akan menurun. Pertumbuhan pasar yang tinggi menunjukkan peluang pasar yang bagus sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan
peminjaman sehingga leverage akan meningkat. Profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan sehingga akan mengurangi minat
perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Menurut Jensen dan Meckling 1976, penggunaan modal hutang
mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal dan meningkatkan kepemilikan manajerial. Sebaliknya, menurut Chen dan Steiner 1999, hutang memiliki
hubungan kausal terbalik dengan kepemilikan manajerial. Hubungan kausalitas menunjukkan hubungan substitusi antara kebijakan hutang dengan kepemilikan
manajerial dalam mengurangi konflik keagenan.
43 Hubungan antara dividen dengan kepemilikan manajerial dijelaskan
melalui hipotesis aliran kas bebas Jensen : 1986 Melalui hipotesis ini kebijakan dividen digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan manajerial sehingga
mengurangi biaya keagenan yang berkaitan dengan free cash flow. Penelitian ini membuktikan hubungan substitusi antara kebijakan dividen dan kepemilikan
manajerial. Mekanisme pengurangan masalah keagenan ini dilakukan dengan cara:
1 Menggunakan free cash flow untuk membayar dividen kas sehingga menghindari alokasi pada tindakan yang tidak menguntungkan. Jensen :
1986. 2 Meningkatkan dividen untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari
tambahan dana dari pasar modal. Perusahaan diawasi oleh tim pengawas pasar modal atau kreditur sehingga manajer termotivasi mempertahankan
atau meningkatkan kinerja. Crutchley dan Hansen : 1989. 3 Meningkatkan dividen untuk memuaskan sebagian stockholder yang menyukai
dividen besar atau penganut the bird in the hand theory, Brigham, Gapenski : 1999.
Peningkatan dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber internal dalam jumlah sedikit sehingga manajer memilih melakukan diversifikasi pada
kesempatan investasi yang lebih menguntungkan. Pembayaran deviden yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan
sehingga sumber dana intern akan menurun dan perusahaan akan tertarik untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan meningkat. Ukuran perusahaan
44 menunjukkan aktivitas perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar
ukuran perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif
menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan pesaing utamanya sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage
akan meningkat. Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen terdorong untuk
meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja
perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang
manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami
kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan ia baik sebagai manajer atau sebagai
pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikannya.
Cara untuk menurunkan risiko ini adalah dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan Friend and Lang dalam Brailsford 1999. Debt yang
tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena perusahaan akan mengalami financial distress. Karena itulah maka manajer akan berusaha
menekan jumlah debt serendah mungkin. Tindakan ini di sisi lain tidak menguntungkan karena perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang
45 saham. Perusahaan tidak bisa berkembang dengan cepat, dibandingkan jika
perusahaan juga menggunakan dana dari kreditor.
5. Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan