4.2.1 Bekerja Keras Memaksimalkan Potensi Diri
Kerja keras adalah bekerja dengan sungguh-sungguh , sekuat daya dan tenaga, penuh semangat, pantang menyerah, fokus, dan tak kenal lelah. Dalam
pandangan Setiadi dan Kolip 2011:811 upaya masyarakat miskin melibatkan diri dalam proses pembangunan melalui keahlian yang dimilikinya merupakan bagian
dari pembangunan manusia. Pembangunan manusia merupakan proses kemandirian, kesediaan bekerja sama, dan toleransi terhadap sesamanya dengan
menyadari potensi yang dimilikinya. Pemerintah terus melakukan upaya dalam memberantas kemiskinan lewat
program bantuan-bantuan, salah satunya adalah dengan menciptakan lapangan kerja. Namun dalam hal ini, masyarakat diharapkan juga mampu mengembangkan
bakat dan kemahiran yang ia miliki agar lapangan kerja yang telah disediakan mampu dimanfaakan dengan sebaik-baiknya.
Penjelasan di atas juga dapat dilihat dalam novel sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara tentang bagaimana wujud kemandirian warga kampung dalem
dan usaha keras yang mereka lakukan demi memenuhi kebutuhan pokok sehari- hari agar dapat bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mereka rasakan.
Seperti pada kutipan berikut ini: Bapak sangat ulet dan tangkas kerja. Tangannya tak pernah bisa
diam. Ada saja yang dia kerjakan: memangkas pohon beluntas di pagar halaman, meratakan lantai tanah rumah, membuang
pelepah pisang yang daunnya mulai menguning. Dan, hal itu yang membuat rumah sederhana kami selalu bersih dan sedap
dipandang mata. Sepatu Dahlan:23
Universitas Sumatera Utara
Kegigihan sang ayah yang tidak pernah bisa diam menjadi contoh bahwa kemiskinan bukan penghalang agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan
tenang. Tidak ada waktu untuk bersantai bagi masyarakat miskin yang harus memenuhi tuntutan hidup akan kebutuhan pokok dan layak bagi keluarga mereka.
Kerja keras merupakan harga mati bagi orang miskin yang harus mencukupi kebutuhan layaknya, tanpa berfikir tentang nikmatnya menjadi orang kaya. Hal itu
dilakukan agar tetap bertahan hidup dan bisa mempertahankan apa yang telah menjadi mimpi dan harapan manusia pada setiap harinya.
Pada kalimat ini juga terlihat jelas tentang usaha Dahlan tersebut: “Sejak kelas 3 SR, aku sering nguli nyeset. Itu kulakukan
sepulang sekolah, di sela-sela jadwal rutin menggembala domba. Upah nguli nyeset terus ku tabung demi 2 mimpi besarku
– sepatu dan sepeda. Sepatu Dahlan:73
Demi dua mimpinya, Dahlan harus bekerja keras di tengah kemiskinan yang telah menjadi bagian hidup masyarakat yang ada di desa tersebut. Meski
kesibukan dalam mengurus domba dan sekolah di pagi hingga siang hari, ia menyibukkan diri mencari tambahan uang tanpa membiarkan sedikit pun waktu
terbuang. Bahkan ia harus memaksakan tubuhnya untuk melakukan apapun yang bisa ia kerjakan, asalkan bisa menghasilkan upah yang lumayan cukup untuk
kebutuhan dan tuntutan hidup yang semakin keras.
Sebagian besar orang yang memiliki keahlian skill individu dan kemampuan untuk bekerja keras, mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri
tanpa mengesampingkan keutamaan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Hal itupun juga dipaparkan dalam paragraf berikut: “Sejak kecil bapak mengajariku agar gigih bekerja, apa saja.
Tapi, dari sekian banyak jenis pekerjaan yang pernah kulakoni, menjadi pelatih bola voli merupakan pekerjaan paling mudah
dengan gaji paling mahal. Hanya berteriak-teriak di pinggir lapangan, menerangkan dengan gamblang teknik-teknik passing
atau servis atau block.” Sepatu Dahlan:331
Bermain voli merupakan salah satu hobi atau kesenangan yang dirasakan Dahlan jika. Jika orangnya cukup, maka bermain voli adalah hiburan yang mampu
membuatnya lupa akan masalah kemiskinan yang akrab dalam hidupnya. Termasuk mimpi akan sepatu dan sepeda. Berkat bola voli itu pula ia mampu
meraih kedua hal yang sangat didambakannya itu. Dengan pekerjaan yang ringan dan bayaran mahal, ia mampu membayar cicilan sepeda yang ditawarkan oleh
Arif – orang yang ternyata juga menawarkan pekerjaan sebagai pelatih bola voli
itu kepada Dahlan. Dahlan selaku kapten tim bola voli Pesantren Sabilil Muttaqin di anggap mampu memberikan arahan-arahan yang sangat baik terhadap teman
satu timnya. Hal itu yang membuat ia mendapat pekerjaan melatih tim bola voli sekolah lain.
4.2.2 Pemberdayaan Masyarakat