BAB I PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
Globalisasi  menjadikan  persaingan  usaha  semakin  terbuka  lebar.  Koperasi sebagai  salah  satu  pelaku  ekonomi  harus  memiliki  keunggulan  agar  mampu
bersaing  dengan  pelaku  usaha  lainnya.  Koperasi  yang  diklaim  sebagai  soko  guru perekonomian  nasional  seharusnya  bisa  menunjukkan  kualitasnya  agar  layak
disebut soko guru perekonomian bagi pelaku ekonomi lain. Catatan  positif  tentang  koperasi  adalah  jumlah  kelahiran  koperasi  baru
yang  terus  bertambah.  Namun  demikian,  fenomena  ini  justru  diiringi  penambahan yang  lebih  besar  jumlah  koperasi  yang  tidak  aktif,  termasuk  di  antaranya  mati
atau tidak berjalan lagi. Permasalahan klasik yang sering dihadapi koperasi adalah masalah  organisasi  dan  manajerial,  permodalan,  dan  rendahnya  kualitas  sumber
daya  manusia  yang  mengelola,  sehingga  koperasi  berjalan  kurang  inovatif, efektif,  dan  efisien.  Selain  itu,  citra  koperasi  di  mata  masyarakat  adalah  rendah
bila dibanding dengan lembaga ekonomi lain.
1
Oleh  karena  itu,  koperasi  harus  memiliki  nilai  tambah  dibanding  dengan lembaga  ekonomi  lainnya.  Strategi  yang  bisa dilakukan adalah dengan melakukan
inovasi  terhadap  usahanya.  Inovasi  terhadap  produk  atau  jasa  yang  dihasilkan,
1
Didane, “Strategi Pengembangan Kualitas Koperasi Berbasis Nilai Tambah” artikel di akses pada 24 Juni 2008 dari
http:didane.multiply.comjournalitem2
sehingga  yang  ditawarkan  oleh  koperasi  adalah  sesuatu  yang  unik  dan memperbanyak peluang usaha lainnya.
Penguatan  nilai  tambah  dengan  strategi  inovasi  ini  akan  optimal  dengan dimulai  dari  soliditas  internal  koperasi  itu  sendiri.  Dimulai  dari  soliditas
kelembagaan  atau  organisasi  koperasi,  profesionalitas  pengelola,  dan  anggota yang  aktif  dengan  memiliki  jiwa  intrepreneurship,  karena  koperasi  merupakan
lembaga  yang  dibangun  oleh  anggotanya.  Semakin  anggotanya  baik,  niscaya koperasi akan semakin baik.
Era  otonomi  daerah  dan  jenis  koperasi  yang  berbeda-beda  menjadikan koperasi  harus  memiliki  keunggulan  atau  kekhasan  tersendiri.  Koperasi  bisa
bekerjasama dengan
perguruan tinggi
yang ada
didaerahnya untuk
mengembangkan  produk  atau  jasa  yang  ditawarkan  agar  memiliki  nilai  tambah yang  berkualitas.  Selain  itu,  produk  atau  jasa  yang  dihasilkan  disesuaikan dengan
keadaan  anggota  atau  masyarakat  sekitar  koperasi.  Koperasi  harus  memahami bisnis  apa  yang  sedang  dikerjakannya,  sehingga  sumber-sumber  ekonomi,  dana,
maupun  produksi  dikelola  secara  efisien  yang  menghasilkan  layanan  maksimum dan berkualitas.
2
Fungsi  koperasi  dalam  memberi  nilai  tambah  bagi  anggotanya  dapat senantiasa  diperbesar.  Koperasi  bisa  mengembangkan  usahanya  menjadi  satu
kesatuan  mulai  dari  subsistem  hulu  hingga  hilir.  Agar  maksud  ini  tercapai, koperasi harus menguasai akses kepada modal, pasar, dan teknologi. Jika koperasi
2
Ibid
bisa  memaksimumkan  fungsi  ini,  koperasi  akan  memiliki  kemampuan meningkatkan  usahanya,  memperluas  jaringan  pemasarannya,  serta  bermitra
dengan badan-badan usaha lainnya.
3
Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, khususnya di Kabupaten Cianjur menginginkan  sistem  perekonomian  yang  berbasis  pada  nilai-nilai  dan  prinsip
syariah  Islamic  Economic  System  untuk  dapat  diterapkan  dalam  segala  aspek kegiatan  bisnis  dan  transaksi  umat.  Keinginan  ini  didasari  oleh  suatu  kesadaran
untuk  menerapkan  Islam  secara  utuh  seperti  yang  ditegaskan  Allah  SWT  dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 85, yang artinya :
… +,-
. 1
2 3
4 5 678
9: ; . . =
? A B
C DEF G
H6 2
I B ;
JB  2 K ;
LFMN MC
O- 11
P Q
 S
... Apakah kalian beriman kepada sebagian Al-Kitab Taurat dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian  daripada  kalian,  melainkan  kenistaan  dalam  kehidupan  dunia, dan  pada  hari  kiamat  mereka  dikembalikan  kepada  siksa  yang  sangat
berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.”
Ayat di atas dengan tegas  mengingatkan  bahwa  selama kita  menerapkan Islam  secara  parsial,  maka  kita  akan  mengalami  keterpurukan  duniawi  dan
3
Ibid
ukhrawi. Tegasnya kewajiban kita sebagai umat Islam, bukan hanya berkewajiban melaksanakan  perintah  ibadah  yang  bersifat  ritual  saja,  tetapi  aspek  kegiatan
ekonomi  seperti,  pengelolaan  perbankan,  koperasi,  pasar  modal,    pembiayaan proyek  dan  transaksi  umat  harus  sesuai  dengan  sistem  dan  nilai-nilai  syariat
Islam. Kaitan  dengan  hal  tersebut  di  atas,  maka  dengan  terbitnya  Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91KepM.KUKMIX2004,  tanggal  10  September  2004  tentang  Petunjuk
Pelaksanaan  Kegiatan  Usaha  Koperasi  Jasa  Keuangan  Syariah  sebagai  payung hukum  pengelolaan  lembaga  keuangan  mikro  syariah,  seperti  koperasi  syariah
dan  BMT,  merupakan  langkah  solutif  dalam  menjawab  keinginan  umat  Islam untuk  mengelola  kegiatan  usaha  ekonomi  secara  berjama’ah  melalui  lembaga
koperasi syirkah ta’awuniyah yang berbasis pada pola layanan sistem syariah.
4
Sistem ekonomi Islam merupakan suatu rahmat yang begitu berharga bagi manusia.  Apabila  sistem  tersebut  dilaksanakan  secara  menyeluruh  dan  sesuai
dengan  ajarannya,  akan  menjadi  sarana  yang  dapat  memberikan  kepuasan  bagi setiap kebutuhan  masyarakat. Sistem  ini  menjadi  berguna, rasional dan adil  bagi
kemajuan ekonomi umat. Namun demikian, pengaplikasian sistem ini mempunyai hubungan  erat  dengan  agama,  ideologi  dan  budaya  Islam  sehingga  tidak  boleh
terpisahkan  dari  landasan  agama  yang  mutlak  harus  berlandaskan  al-Qur’an  dan
4
Profil Pusat Koperasi Syariah PUSKOPSYAH Sakinah Kabupaten Cianjur
al-Sunnah.  Banyak  sekali  keuntungan  yang  akan  didapat  oleh  umat  dengan mengadopsi sistem ini secara menyeluruh dalam konteks yang lebih luas.
Krisis  ekonomi  yang  berkepanjangan  melanda  Indonesia  menjadikan masyarakat  harus  memutar  otak  mereka  sehingga  dapat  mempertahankan
kelangsungan  hidup  mereka.  Segala  macam  cara  dilakukan  guna  mendapatkan apa  yang  dibutuhkan.  Masyarakat  melakukan  berbagai  macam  kegiatan  usaha
seperti,  perdagangan,  beternak,  menangkap  ikan  dan  sebagainya.  Bahkan  untuk hal  yang  haram  pun  mereka  lakukan  guna  menutupi  kekurangan  itu.  Salah
satunya dengan menggunakan jasa rentenir dalam hal memperoleh suntikan dana. Dengan  alasan  menambah  modal  kerja,  para  pedagang  rela  meminjam  uang
dengan bunga yang berlipat-lipat. Walaupun pada kenyataannya praktek tersebut sangat  merugikan  pihak  peminjam,  namun  peminjam  tetap  memilihnya  karena
proses  pencairan  cepat  dan  tidak  harus  mencantumkan  jenis  usaha  apa  yang dilakukan.
Ekonomi  syariah  diharapkan  dapat  membantu  masyarakat  dalam memenuhi  kebutuhan  sehari-hari.  Dengan  sistem  yang  adil  menjadikan
masyarakat  terbantu  dari  segi  permodalan.  Banyak  lembaga  keuangan  syariah yang  menawarkan  produk-produk  dengan  pola  bagi  hasil  baik  itu  berupa  bank
syariah,  asuransi  syariah,  BMT  bahkan  koperasi  syariah  pun  tidak  mau ketinggalan  dalam  menawarkan  produk-produk  ini.  Lembaga-lembaga  keuangan
diatas  merupakan wujud dalam  membantu  merealisasikan dan  mensosialisasikan ekonomi  syariah  untuk  segala  lapisan  masyarakat  yang  selama  ini  lebih  tertarik
menggunakan  jasa  keuangan  konvensional.  Lembaga  keuangan  konvensional dengan  bunga  yang  tinggi  telah  banyak  merugikan  masyarakat  kecil  terutama
yang mengalami kerugian dalam usaha karena beberapa faktor, di antaranya tidak adanya  pembinaan  dan  pendampingan  serta  pengawasan  dari  pihak  lembaga
keuangan tersebut dan ketidakadilan  mengenai porsi keuntungan antara pemodal dan pengusaha.
Dana  yang  digulirkan  pemerintah  baik  dari  pusat  maupun  daerah  sering dianggap  dana  hibah  oleh  masyarakat,  sehingga  pemanfaatan  dana  tersebut
menjadi  konsumtif.  Akibatnya  kesejahteraan  mereka  tetap  di  bawah  dan  dana yang mengalir habis begitu saja tidak sempat digulirkan lagi pada masyarakat lain
yang membutuhkan.
5
Kabupaten  Cianjur  yang  dikenal  dengan  julukan  kota  santri  merupakan kawasan  yang  strategis  dimana  banyak  terdapat  potensi-potensi  baik  dari  segi
alam,  pariwisata,  pendidikan,  ekonomi  dan  lain  sebagainya.  Cianjur  menjadi kawasan  transit  para  pengunjung  dari  Ibukota  Negara  yang  menuju  Ibukota
Provinsi menjadikan pesatnya perkembangan dari segala bidang. Sebagai  contoh  dari  segi  ekonomi,  kini  di  Kabupaten  Cianjur  tumbuh
berkembang  praktek-praktek  ribawi  dengan  berkedok  koperasi  simpan  pinjam. Mereka  beroperasi  sangat  pesat  ke  pelosok-pelosok  daerah  untuk  menyalurkan
dana  dengan  bunga  yang  cukup  tinggi.  Melihat  potensi  masyarakat  yang
5
Ahmad Yani S.IP, ”Koperasi Syariah Perangi Rentenir” , ISMA edisi 74 tahun IX, Februari 2008Shafar 1429 H: h. 37
jumlahnya  sekitar  2  juta  lebih  yang  600.000  jiwa  adalah  masyarakat  miskin menjadikan sasaran empuk para rentenir untuk mengeruk keuntungan.
Disinyalir  banyaknya  rentenir  di  Kabupaten  Cianjur  adalah  exodus  dari wilayah  Kabupaten  Subang  yang  di  demo  oleh  masyarakat  setempat  dan
berpindah  ke  Cianjur  karena  melihat  potensi  yang  dimiliki  oleh  masyarakat Cianjur.  Bahayanya  lagi  keuntungan  yang  di  salurkan  oleh  rentenir  tersebut
melebihi  Pendapatan  Asli  Daerah  Kab.  Cianjur  yaitu  sekitar  400  milyartahun atau 40 kali lipat dari PAD Cianjur. kebanyakan dana tersebut adalah dari ummat
Islam  yang  membutuhkan  dana  untuk  melakukan  usaha.  Fakta  lain  kegiatan  di semua sektor kehidupan ekonomi umat Islam sampai saat ini, dalam pemanfaatan
fasilitas  modal  kerja,  dan  pelaksanaan  transaksi  ekonomi,  serta  pengelolaan keuangan pada umumnya, masih menggunakan layanan jasa keuangan perbankan,
yang  menerapkan  sistem  bunga,  yang  dalam  perspektif  Islam  dianggap  riba  dan hukumnya haram.
6
Dari  fakta-fakta  yang  terjadi  di  Kabupaten  Cianjur  yang  sangat meresahkan  warga  sehingga  Majelis  Ulama  Indonesia  Kab.  Cianjur  bersama
sejumlah  Ormas  Islam  yang  terdiri  dari  :  PD.  Persatuan  Islam  PERSIS,  PD. Nahdlatul  Ulama  NU,  PD.  Muhammadiyah,  PD.  Persatua  Umat  Islam  PUI,
PD.  Syarikat  Islm  SI    membuat  Nota  Kesepahaman  Konsorsium  Ormas  Islam tentang  Dukungan  Proyeksi  Pergerakan  Dakwah  Pengembangan  Ekonomi
6
Ahmad Yani, S.IP “Rentenir Berkedok KSP Menjamur di Cianjur di akses pada 20 Maret 2008 dari
http:www.hupelita.combaca.php?id=43715
Syariah  di  Kabupaten  Cianjur.  Dari  musyawarah  konsorsium  Ormas  Islam tersebut menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu:
7
1. Kami  besedia  mendukung  dan  mengawal  proyesi  pergerakan  dakwah
pengembangan ekonomi Syariah di Kab. Cianjur. 2.
Bersedia mengawal
aspirasi, mengawasi,
memanfaatkan dan
mempertanggungjawabkan  anggaran  pemerintah  Kabupaten  Cianjur  dan sumber  anggaran  lainnya,  khususya  alokasi  anggaran  keagamaan  dan
anggaran  pemberdayaan  ekonomi  untuk  kepentingan  membangun kemashlahatan umat Islam Kabupaten Cianjur.
3. Mendelegasikan  dan  menunjuk  Lembaga  Pengkajian  dan  Pengembangan
Ekonomi  Syariah  LP2ES  untuk  membentuk  kelompok  kerja  tim sosialisasi  ekonomi  dan  koperasi  syariah,  unit-unit  usaha  dan  model-
model  layanan  ekonomi  produktif  berbasis  sistem  syariah  di  bawah pengawasan
Pimpinan Ormas
Islam Kabupaten
Cianjur dan
terkoordininasi dengan instansi terkait. Koperasi-koperasi  primer  terhimpun  dalam  sebuah  koperasi  sekunder
yaitu  Pusat  Koperasi  Syariah  Sakinah  Kab.  Cianjur.  Pusat  Koperasi  Syariah Puskopsyah  Sakinah  sebagai  koperasi  sekunder  dan  berfungsi  untuk
menggerakan  koperasi-koperasi  primer  yang  mengelola  unit-unit  usaha  dengan sistem dan model layanan pola syariah. Kegiatan-kegiatan Puskopsyah yang telah
dilaksanakan  di  antaranya,  bersama  Dinas  Koperasi  Kabupaten  Cianjur,  ikut
7
Nota Kesepahaman Konsorsium Ormas Islam tanggal 5 Juli 2007  di Cianjur
mendampingi,  mengawasi pengelolaan, dana  bergulir dari Program  Kementerian UKM  dan  PPK  IPM  Provinsi  Jabar,  dengan  menggunakan  sistem  layanan  pola
syariah, melakukan koordinasi, dan rencana kerjasma pendampingan, penjaminan, pembinaan  manajemen, dan pengelolaan dana dari pihak perbankan syariah bagi
pelaku usaha anggota koperasi pengguna layanan pola syariah. Masalah  yang  muncul  adalah  bagaimana  Koperasi  Syariah  yang
kebanyakan terdapat pada ormas Islam tersebut dapat  menjalankan  misi dakwah ini. Untuk itulah penulis merasa perlu membahas kinerja Pusat Koperasi Syariah
Sakinah  Cianjur  sebagai  koperasi  sekunder  dalam  mengembangkan  koperasi- koperasi  syariah  sebagai  mitra  yang  berada  diwilayahnya.  Maka  penulis
mengambil  judul  skripsi  STRATEGI  PUSAT  KOPERASI  SYARIAH DALAM  UPAYA  PENGEMBANGAN  KOPERASI  PRIMER  SYARIAH
Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat
I. Pembatasan dan Perumusan Masalah
3. Pembatasan Masalah
Berawal    dari  uraian  yang  telah  dipaparkan  diatas,  melihat  luasnya pembahasan mengenai Strategi Pusat Koperasi Syariah, maka penulis membatasi
masalah  hanya  pada  strategi  dan  program  yang  dikembangkan  oleh  Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kabupaten Cianjur.
4. Perumusan Masalah
Yang  menjadi  pokok  permasalahan  penelitian  ini  bahwa  di  wilayah Cianjur  praktek  ekonomi  ribawi  sudah  merajalela.  Untuk  menanggulanginya
muncullah gagasan mendirikan Pusat Koperasi Syariah Puskopsyah. Berkenaan dengan  eksistensi  Puskopsyah,  peneliti  mengajukan  beberapa  pertanyaan
penelitian research question, di antaranya: 1.
Bagaimana  strategi  yang  dilakukan  Puskopsyah  kepada  koperasi-koperasi primer  syariah  sebagai  mitranya  dalam  menghadapi  persaingan  dengan
koperasi simpan pinjam ? 2.
Bagaimana  program  pembinaan  yang  dilakukan  oleh  Puskopsyah  kepada koperasi syariah primer sebagai mitranya ?
3. Bagaimana respons koperasi syariah primer terhadap program dan strategi
yang dilakukan oleh Puskopsyah ?
J. Tujuan dan Manfaat Penelitian