Strategi Pusat Koperasi Syariah Dalam Upaya Pengembangan Koperasi Primer Syariah : studi pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat

(1)

STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH (Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh

NAJIBUL MILLAH 104046101653

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH (Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh:

NAJIBUL MILLAH NIM. 104046101653

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 150 204 484

Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA NIP. 150 326 896

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Desember 2008


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH (Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 2 Desember 2008 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 150 210 422

PANIITIA UJIAN

1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 150 210 422

(...)

2. Sekretaris : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag NIP. 150 290 159

(...)

3. Pembimbing I : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 150 204 484

(...)

4. Pembimbing II : Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA NIP. 150 326 896

(...)

5. Penguji I : Prof. Dr. H. Hasannuddin AF., MA NIP. 150 050 917

(...)

6. Penguji II : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM NIP. 150 203 012


(5)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur mutlak hanya kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta limpahan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahcurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW nabi terakhir penyempurna ajaran yang telah berhasil merubah tatanan dunia kejahiliahan menuju dunia yang berperadaban yaitu Islam. Kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Adalah suatu yang mustahil penyusunan ini dapat terselesaikan tanpa bantuan baik moril dan spiritual, dukungan, kepercayaan serta perhatian kepada penulis. Oleh karena itu, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta

2. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag., selaku Ketua Jurusan Muamalah Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta

3. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Muamalah Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta

4. Bapak Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ahmad Tholabi, S.Ag, MA. selaku dosen pembimbing II yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran, serta arahan kepada penulis pada penyusunan skripsi ini.


(6)

5. Pengurus dan seluruh staf Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur yang telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan Utama dan Kepala Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta serta seluruh karyawan perpustakaan terima kasih atas pelayanan terbaiknya.

7. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil MA. dan Bapak Irfan Djamil, MA yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ayahanda Bunyamin, S.Ag dan Ibunda tercinta Ema Wasimatullah, BA yang telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan dorongan serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan. Adik-adikku tercinta Ahmad Zaki Mubarok, Faikar Kholis, Nurul Afifah Malihatullah, Sahrul Latif dan M. Hurri Baladil Mubarok untuk dukungan dan doa yang diberikan dan semangat kepada penulis.

9. Nenekku tercinta “emak”, ncing-ncing, tante-tante dan sepupuku di Ciputat, terima kasih atas segala yang telah diberikan dari sejak penulis kuliah hingga sekarang.

10.Untuk Irna Dwi Rahmawati yang terus memberikan dorongan dan semangat yang tak kenal lelah, akhirnya buah dari kesabaran dan ketekunan kita sama-sama selesaikan skripsi kita. “nantikanku di batas waktu..”


(7)

11.Kang Iden yang selalu memberikan semangat dan solusi dalam penyusunan skripsi ini “hayu kang, urang sami-sami majukeun ekonomi Islam di Cianjur…” My best friend ‘Cecep, Hamba dan Ridwan’ yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini…”gancang lulus nya…”

12.Irham, Koni, Emir, Mashilal, Habibah, Ani, Yana dan rekan-rekan mahasiswa Perbankan Syariah 2004 dan teman seperjuangan KKS 2007 in Cikoneng Garut Boz Dayat, Faiz, Fattah, Wira, Shesar.

13.Keluarga Besar IMM Cabang Ciputat, Cecep, Fadhli, Dzikril,S.Sos.I, Orin, Afnan, Antik, Atoen, Elin serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan moril hingga terwujudnya skripsi ini. Atas segala bantuan dan partisipasi dari semua pihak, penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga melimpahkan balasan kebaikan. Amin……

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya.

Jakarta, 19 Nopember 2008 Penulis

Najibul Millah


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

1. Pembatasan Masalah ... 9

2. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu) ... 11

E. Metode Penelitian ... 13

1. Metode Penelitian ... 13

2. Jenis Data ... 13

3. Teknik Pengumpulan Data ... 14

4. Populasi dan Sampel ... 15

5. Teknik Pengolahan Data ... 16

F. Teknik Penulisan ... 17


(9)

BAB II: KAJIAN TEORITIS ... 19

A. KONSEP STRATEGI ... 19

1. Pengertian Strategi ... 19

2. Bentuk-Bentuk Strategi ... 20

3. Tahapan Strategi ... 21

B. KOPERASI ... 24

1. Pengertian ... 24

2. Landasan dan Asas Koperasi ... 27

3. Tujuan Koperasi ... 27

4. Fungsi dan Peran Koperasi ... 28

5. Prinsip Koperasi ... 28

6. Bentuk dan Jenis Koperasi Indonesia ... 29

C. KOPERASI MENURUT SYARIAH ... 34

1. Pengertian ... 34

2. Landasan Syariah ... 36

3. Rukun Syirkah ... 40

4. Syarat Syirkah ... 40

5. Syarat- Syarat Umum Syirkah... 43

6. Syarat-Syarat Khusus ... 44

7. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ... 45


(10)

BAB III: GAMBARAN UMUM PUSAT KOPERASI SYARIAH

SAKINAH KABUPATEN CIANJUR ... 47

A. Sejarah Berdirinya Puskopsyah ... 47

B. Visi Puskopsyah ... 50

C. Misi Puskopsyah ... 50

D. Maksud Dan Tujuan Puskopsyah ... 50

E. Strategi Puskopsyah ... 51

F. Proyeksi Program Prioritas Puskopsyah ... 51

G. Struktur Pengurus Puskopsyah ... 52

1. Kepengurusan Pusat Koperasi Syariah ... 52

2. Keanggotaan ... 53

3. Struktur Organisasi ... 54

H. Kegiatan Usaha ... 55

I. Daftar Anggota Puskopsyah ... 60

BAB IV: ANALISA STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH SAKINAH CIANJUR DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH ... 62

A...Layan an Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) ... 62

1. Mekanisme UERT ... 62

2. Skema pembiayaan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) ... 63


(11)

B....Respo

ns Koperasi Primer tentang Puskopsyah ... 64

C...Interp retasi dan Analisa Data ... 72

D...Anali sis SWOT Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah ... 76

E...Fakto r Pendukung dan Penghambat Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah ... 86

BAB V: PENUTUP ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran – saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Mulai menjadi anggota Puskopsyah Sakinah ... 63 Tabel 4.2 Pandangan responden terhadap pelayanan Puskopsyah Sakinah .... 63 Tabel 4.3 Responden tertarik dengan iklan yang dijanjikan ... 64 Tabel 4.4 Pandangan responden terhadap pengelolaan dana Puskopsyah ... 64 Tabel 4.5 Pandangan responden terhadap keberadaan PUSKOPSYAH ... 65 Tabel 4.6 Pandangan responden terhadap adanya kelebihan PUSKOPSYAH .... 66 Tabel 4.7 Pandangan responden terhadap adanya kekurangan

PUSKOPSYAH ... 66 Tabel 4.8 Pandangan responden terhadap upaya yang dilakukan

PUSKOPSYAH dalam pemberdayaan ekonomi rakyat ... 67 Tabel 4.9 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam menangani

transaksi/akad ... 67 Tabel 4.10 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan

informasi ... 68 Tabel 4.11 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan

motivasi kepada koperasi primer... 68 Tabel 4.12 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan

inovasi kepada koperasi primer ... 69 Tabel 4.13 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan


(13)

Tabel 4.14 Pandangan responden terhadap adanya layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) ... 70 Tabel 4.15 Pandangan terhadap manfaat Usaha Ekonomi Rumah Tangga

(UERT) bagi responden ... 70 Tabel 4.16 Pandangan responden terhadap Usaha Ekonomi Rumah Tangga

(UERT) dalam membantu ekonomi ummat ... 71 Tabel 4.17 Matrik SWOT ... 76 Tabel 4.18 Analisis SWOT Puskopsyah Sakinah Cianjur ... 78


(14)

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang Masalah

Globalisasi menjadikan persaingan usaha semakin terbuka lebar. Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi harus memiliki keunggulan agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Koperasi yang diklaim sebagai soko guru perekonomian nasional seharusnya bisa menunjukkan kualitasnya agar layak disebut soko guru perekonomian bagi pelaku ekonomi lain.

Catatan positif tentang koperasi adalah jumlah kelahiran koperasi baru yang terus bertambah. Namun demikian, fenomena ini justru diiringi penambahan yang lebih besar jumlah koperasi yang tidak aktif, termasuk di antaranya mati atau tidak berjalan lagi. Permasalahan klasik yang sering dihadapi koperasi adalah masalah organisasi dan manajerial, permodalan, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mengelola, sehingga koperasi berjalan kurang inovatif, efektif, dan efisien. Selain itu, citra koperasi di mata masyarakat adalah rendah bila dibanding dengan lembaga ekonomi lain.1

Oleh karena itu, koperasi harus memiliki nilai tambah dibanding dengan lembaga ekonomi lainnya. Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan inovasi terhadap usahanya. Inovasi terhadap produk atau jasa yang dihasilkan,

1

Didane, “Strategi Pengembangan Kualitas Koperasi Berbasis Nilai Tambah” artikel di akses pada 24 Juni 2008 dari http://didane.multiply.com/journal/item/2


(15)

sehingga yang ditawarkan oleh koperasi adalah sesuatu yang unik dan memperbanyak peluang usaha lainnya.

Penguatan nilai tambah dengan strategi inovasi ini akan optimal dengan dimulai dari soliditas internal koperasi itu sendiri. Dimulai dari soliditas kelembagaan atau organisasi koperasi, profesionalitas pengelola, dan anggota yang aktif dengan memiliki jiwa intrepreneurship, karena koperasi merupakan lembaga yang dibangun oleh anggotanya. Semakin anggotanya baik, niscaya koperasi akan semakin baik.

Era otonomi daerah dan jenis koperasi yang berbeda-beda menjadikan koperasi harus memiliki keunggulan atau kekhasan tersendiri. Koperasi bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada didaerahnya untuk mengembangkan produk atau jasa yang ditawarkan agar memiliki nilai tambah yang berkualitas. Selain itu, produk atau jasa yang dihasilkan disesuaikan dengan keadaan anggota atau masyarakat sekitar koperasi. Koperasi harus memahami bisnis apa yang sedang dikerjakannya, sehingga sumber-sumber ekonomi, dana, maupun produksi dikelola secara efisien yang menghasilkan layanan maksimum dan berkualitas.2

Fungsi koperasi dalam memberi nilai tambah bagi anggotanya dapat senantiasa diperbesar. Koperasi bisa mengembangkan usahanya menjadi satu kesatuan mulai dari subsistem hulu hingga hilir. Agar maksud ini tercapai, koperasi harus menguasai akses kepada modal, pasar, dan teknologi. Jika koperasi

2 Ibid


(16)

bisa memaksimumkan fungsi ini, koperasi akan memiliki kemampuan meningkatkan usahanya, memperluas jaringan pemasarannya, serta bermitra dengan badan-badan usaha lainnya.3

Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, khususnya di Kabupaten Cianjur menginginkan sistem perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah (Islamic Economic System) untuk dapat diterapkan dalam segala aspek kegiatan bisnis dan transaksi umat. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 85, yang artinya :

!"#$

%&

'

(

)*

+,-

.)/

0

1)

# 2

3

4 5

67"8

9: ;

<. . =

> ?

A( &B)

&C DEF

G

H6

2&

I)* &B

;

JB ! 2

>K' ;

LFMN

MC)

&

O-11 #

P

Q*

)*

%

 S

... Apakah kalian beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.”

Ayat di atas dengan tegas mengingatkan bahwa selama kita menerapkan Islam secara parsial, maka kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan

3 Ibid


(17)

ukhrawi. Tegasnya kewajiban kita sebagai umat Islam, bukan hanya berkewajiban melaksanakan perintah ibadah yang bersifat ritual saja, tetapi aspek kegiatan ekonomi seperti, pengelolaan perbankan, koperasi, pasar modal, pembiayaan proyek dan transaksi umat harus sesuai dengan sistem dan nilai-nilai syariat Islam.

Kaitan dengan hal tersebut di atas, maka dengan terbitnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah, seperti koperasi syariah dan BMT, merupakan langkah solutif dalam menjawab keinginan umat Islam untuk mengelola kegiatan usaha ekonomi secara berjama’ah melalui lembaga koperasi (syirkah ta’awuniyah) yang berbasis pada pola layanan sistem syariah.4

Sistem ekonomi Islam merupakan suatu rahmat yang begitu berharga bagi manusia. Apabila sistem tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan sesuai dengan ajarannya, akan menjadi sarana yang dapat memberikan kepuasan bagi setiap kebutuhan masyarakat. Sistem ini menjadi berguna, rasional dan adil bagi kemajuan ekonomi umat. Namun demikian, pengaplikasian sistem ini mempunyai hubungan erat dengan agama, ideologi dan budaya Islam sehingga tidak boleh terpisahkan dari landasan agama yang mutlak harus berlandaskan al-Qur’an dan

4


(18)

al-Sunnah. Banyak sekali keuntungan yang akan didapat oleh umat dengan mengadopsi sistem ini secara menyeluruh dalam konteks yang lebih luas.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan melanda Indonesia menjadikan masyarakat harus memutar otak mereka sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Segala macam cara dilakukan guna mendapatkan apa yang dibutuhkan. Masyarakat melakukan berbagai macam kegiatan usaha seperti, perdagangan, beternak, menangkap ikan dan sebagainya. Bahkan untuk hal yang haram pun mereka lakukan guna menutupi kekurangan itu. Salah satunya dengan menggunakan jasa rentenir dalam hal memperoleh suntikan dana. Dengan alasan menambah modal kerja, para pedagang rela meminjam uang dengan bunga yang berlipat-lipat. Walaupun pada kenyataannya praktek tersebut sangat merugikan pihak peminjam, namun peminjam tetap memilihnya karena proses pencairan cepat dan tidak harus mencantumkan jenis usaha apa yang dilakukan.

Ekonomi syariah diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan sistem yang adil menjadikan masyarakat terbantu dari segi permodalan. Banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk-produk dengan pola bagi hasil baik itu berupa bank syariah, asuransi syariah, BMT bahkan koperasi syariah pun tidak mau ketinggalan dalam menawarkan produk-produk ini. Lembaga-lembaga keuangan diatas merupakan wujud dalam membantu merealisasikan dan mensosialisasikan ekonomi syariah untuk segala lapisan masyarakat yang selama ini lebih tertarik


(19)

menggunakan jasa keuangan konvensional. Lembaga keuangan konvensional dengan bunga yang tinggi telah banyak merugikan masyarakat kecil terutama yang mengalami kerugian dalam usaha karena beberapa faktor, di antaranya tidak adanya pembinaan dan pendampingan serta pengawasan dari pihak lembaga keuangan tersebut dan ketidakadilan mengenai porsi keuntungan antara pemodal dan pengusaha.

Dana yang digulirkan pemerintah baik dari pusat maupun daerah sering dianggap dana hibah oleh masyarakat, sehingga pemanfaatan dana tersebut menjadi konsumtif. Akibatnya kesejahteraan mereka tetap di bawah dan dana yang mengalir habis begitu saja tidak sempat digulirkan lagi pada masyarakat lain yang membutuhkan.5

Kabupaten Cianjur yang dikenal dengan julukan kota santri merupakan kawasan yang strategis dimana banyak terdapat potensi-potensi baik dari segi alam, pariwisata, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Cianjur menjadi kawasan transit para pengunjung dari Ibukota Negara yang menuju Ibukota Provinsi menjadikan pesatnya perkembangan dari segala bidang.

Sebagai contoh dari segi ekonomi, kini di Kabupaten Cianjur tumbuh berkembang praktek-praktek ribawi dengan berkedok koperasi simpan pinjam. Mereka beroperasi sangat pesat ke pelosok-pelosok daerah untuk menyalurkan dana dengan bunga yang cukup tinggi. Melihat potensi masyarakat yang

5

Ahmad Yani S.IP, ”Koperasi Syariah Perangi Rentenir” , ISMA edisi 74 tahun IX, (Februari 2008/Shafar 1429 H): h. 37


(20)

jumlahnya sekitar 2 juta lebih yang 600.000 jiwa adalah masyarakat miskin menjadikan sasaran empuk para rentenir untuk mengeruk keuntungan.

Disinyalir banyaknya rentenir di Kabupaten Cianjur adalah exodus dari wilayah Kabupaten Subang yang di demo oleh masyarakat setempat dan berpindah ke Cianjur karena melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat Cianjur. Bahayanya lagi keuntungan yang di salurkan oleh rentenir tersebut melebihi Pendapatan Asli Daerah Kab. Cianjur yaitu sekitar 400 milyar/tahun atau 40 kali lipat dari PAD Cianjur. kebanyakan dana tersebut adalah dari ummat Islam yang membutuhkan dana untuk melakukan usaha. Fakta lain kegiatan di semua sektor kehidupan ekonomi umat Islam sampai saat ini, dalam pemanfaatan fasilitas modal kerja, dan pelaksanaan transaksi ekonomi, serta pengelolaan keuangan pada umumnya, masih menggunakan layanan jasa keuangan perbankan, yang menerapkan sistem bunga, yang dalam perspektif Islam dianggap riba dan hukumnya haram.6

Dari fakta-fakta yang terjadi di Kabupaten Cianjur yang sangat meresahkan warga sehingga Majelis Ulama Indonesia Kab. Cianjur bersama sejumlah Ormas Islam yang terdiri dari : PD. Persatuan Islam (PERSIS), PD. Nahdlatul Ulama (NU), PD. Muhammadiyah, PD. Persatua Umat Islam (PUI), PD. Syarikat Islm (SI) membuat Nota Kesepahaman Konsorsium Ormas Islam tentang Dukungan Proyeksi Pergerakan Dakwah Pengembangan Ekonomi

6

Ahmad Yani, S.IP “Rentenir Berkedok KSP Menjamur di Cianjur" di akses pada 20 Maret 2008 dari http://www.hupelita.com/baca.php?id=43715


(21)

Syariah di Kabupaten Cianjur. Dari musyawarah konsorsium Ormas Islam tersebut menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu:7

1. Kami besedia mendukung dan mengawal proyesi pergerakan dakwah pengembangan ekonomi Syariah di Kab. Cianjur.

2. Bersedia mengawal aspirasi, mengawasi, memanfaatkan dan mempertanggungjawabkan anggaran pemerintah Kabupaten Cianjur dan sumber anggaran lainnya, khususya alokasi anggaran keagamaan dan anggaran pemberdayaan ekonomi untuk kepentingan membangun kemashlahatan umat Islam Kabupaten Cianjur.

3. Mendelegasikan dan menunjuk Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Syariah (LP2ES) untuk membentuk kelompok kerja (tim) sosialisasi ekonomi dan koperasi syariah, unit-unit usaha dan model-model layanan ekonomi produktif berbasis sistem syariah di bawah pengawasan Pimpinan Ormas Islam Kabupaten Cianjur dan terkoordininasi dengan instansi terkait.

Koperasi-koperasi primer terhimpun dalam sebuah koperasi sekunder yaitu Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur. Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah sebagai koperasi sekunder dan berfungsi untuk menggerakan koperasi-koperasi primer yang mengelola unit-unit usaha dengan sistem dan model layanan pola syariah. Kegiatan-kegiatan Puskopsyah yang telah dilaksanakan di antaranya, bersama Dinas Koperasi Kabupaten Cianjur, ikut

7


(22)

mendampingi, mengawasi pengelolaan, dana bergulir dari Program Kementerian UKM dan PPK IPM Provinsi Jabar, dengan menggunakan sistem layanan pola syariah, melakukan koordinasi, dan rencana kerjasma pendampingan, penjaminan, pembinaan manajemen, dan pengelolaan dana dari pihak perbankan syariah bagi pelaku usaha anggota koperasi pengguna layanan pola syariah.

Masalah yang muncul adalah bagaimana Koperasi Syariah yang kebanyakan terdapat pada ormas Islam tersebut dapat menjalankan misi dakwah ini. Untuk itulah penulis merasa perlu membahas kinerja Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur sebagai koperasi sekunder dalam mengembangkan koperasi-koperasi syariah sebagai mitra yang berada diwilayahnya. Maka penulis mengambil judul skripsi STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH (Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)

I. Pembatasan dan Perumusan Masalah 3. Pembatasan Masalah

Berawal dari uraian yang telah dipaparkan diatas, melihat luasnya pembahasan mengenai Strategi Pusat Koperasi Syariah, maka penulis membatasi masalah hanya pada strategi dan program yang dikembangkan oleh Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kabupaten Cianjur.


(23)

4. Perumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini bahwa di wilayah Cianjur praktek ekonomi ribawi sudah merajalela. Untuk menanggulanginya muncullah gagasan mendirikan Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah). Berkenaan dengan eksistensi Puskopsyah, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian (research question), di antaranya:

1. Bagaimana strategi yang dilakukan Puskopsyah kepada koperasi-koperasi primer syariah sebagai mitranya dalam menghadapi persaingan dengan koperasi simpan pinjam ?

2. Bagaimana program pembinaan yang dilakukan oleh Puskopsyah kepada koperasi syariah primer sebagai mitranya ?

3. Bagaimana respons koperasi syariah primer terhadap program dan strategi yang dilakukan oleh Puskopsyah ?

J. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui strategi yang dilakukan Puskopsyah dalam mengembangkan koperasi-koperasi syariah sebagai mitranya dalam menghadapi persaingan dengan koperasi simpan pinjam yang tidak menjadi Puskopsyah.

2. Mengetahui program pembinaan yang dilaksanakan oleh Puskopsyah terhadap koperasi primer syariah sebagai mitra Puskopsyah.


(24)

3. Mengetahui respons koperasi primer syariah terhadap program dan strategi yang dilakukan oleh Puskopsyah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan muamalah pada umumnya dan khususnya menyangkut koperasi syariah

2. Secara praktis, memberikan informasi kepada masyarakat khusunya pengusaha kecil dan menengah maupun pelaku ekonomi syariah mengenai keunggulan koperasi syariah sebagai lembaga keuangan mikro dengan layanan unggulannya yaitu Usaha Ekonomi Rumah Tangga yang menggunakan sistem mudharabah muqayyadah dengan harapan praktek ekonomi syariah akan menjadi kuat dan menguasai perekonomian umat.

K. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)

Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada.

Tema yang penulis angkat pada skripsi ini adalah tentang strategi syariah. Tema ini sudah ada yang membahas namun pada Koperasi Pondok Pesantren. Yaitu pada skripsi yang di susun oleh Siti Irma Fatimah, "Analisa Strategi


(25)

Koperasi Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat” (Studi pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat). Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2006. pada skripsi ini dibahas mengenai peran dan upaya koperasi pesantren Al-Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar pesantren khususnya, umumnya masyarakat Subang Jawa Barat. Dari penelitian tersebut, dapat diketahui:

1. Upaya-upaya Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas dalam pemberdayaan ekonomi rakyat:

- Mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam bidang ekonomi yang sesuai dengan Syariah

- Membentuk penyuluhan tentang bagaimana usaha yang benar bagi para nasabah

- Membantu permodalan bagi para pedagang kecil terutama pedagang yang berada di sekitar pesantren

2. Koperasi Pondok Pesantren menggunakan sistem syariah atau disebut juga dengan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Dengan layanan yang dilakukan antara lain, tabungan, deposito dan pelayanan pembiayaan.

3. Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan perekonomian.


(26)

Berbeda dengan skripsi diatas, pada skripsi ini penulis membahas kinerja koperasi sekunder syariah yakni Pusat Koperasi Syariah Sakinah di Cianjur dari sisi strategi, program dalam mengembangkan mitranya yaitu koperasi-koperasi primer syariah di wilayah Cianjur.

L. Metode Penelitian 6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus. Penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang strategi Puskopsyah dalam penguatan Koperasi Syariah.

7. Jenis Data

Jenis data merupakan data kuantitatif yang bersumber dari : a. Data Primer

Penulis mewawancarai Ketua Umum dan Manajer Umum Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur, data-data resmi dari Puskopsyah serta angket yang diberikan kepada koperasi primer.


(27)

b. Data Sekunder

1. Dokumentasi atau arsip yang berhubungan dengan penelitian

2. Penelitian Kepustakaan (library research) dari buku, artikel dan karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian

8. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca, mempelajari dan menelaah buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan teori-teori dalam mendukung pembuktian kebenaran permasalahan yang dihadapi.

b. Penelitian Lapangan, yaitu melakukan penelitian langsung ke Puskopsyah. Dan untuk memperoleh data yang lengkap dilakukan dengan cara-cara: 1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.8 Wawancara melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara yang sistematik guna mendapatkan keterangan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian

8

Dr. Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002) h.135


(28)

ini, penulis mewawancarai beberapa orang yang terkait dengan pembahasan, di antaranya:

1) Ketua Umum Puskopsyah, KH. M. Wawan Ridwan 2) Manajer Umum Puskopsyah, Ahmad Yani, S.IP

2. Pengamatan langsung di lapangan (observasi) adalah mengamati secara langsung terhadap penulisan-penulisan yang sedang terjadi pada objek yang diteliti di lokasi dan mencatat secara sistematis terhadap data-data yang ada di Puskopsyah.

3. Survei angket adalah penyebaran sejumlah pertanyaan kepada beberapa responden untuk diisi dengan tujuan untuk memperoleh tambahan data yang dianalisis. Pada penelitian ini, penulis memberikan beberapa pertanyaan melalui angket yang disebar ke sejumlah koperasi primer syariah yang menjadi anggota Puskopsyah.

9. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu mencakup keperasi-koperasi primer syariah yang menjadi mitra/anggota Puskopsyah berjumlah 42 koperasi primer, yang tersebar di sekitar 30 kecamatan dengan beberapa tipologi koperasi.


(29)

b. Sampel

Adapun sample yang diambil berdasarkan tipologi koperasi primer tersebut.Di antaranya:

1. Koperasi Pemuda Remaja Masjid Rido Manah Kec. Campaka Mulya 2. Koperasi Serba Usaha Kuta Sawarga Makmur Kec. Cibinong

3. Koperasi Pertanian Warga Mandiri Kec. Naringgul

4. Koperasi Pondok Pesantren Miftahus Syuhada Kec. Cibinong 5. Koperasi Majelis Ta’lim Assa’adah

6. Koperasi Wanita Sawargi

7. Koperasi Agribisnis Citra Laksana 8. Koperasi Unit Desa Marga Mukti

10.Teknik Pengolahan Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik Analisis Kualitatif yaitu data dari informasi yang diperoleh diperbandingkan, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif diolah dengan memasukan tabel frekuensi. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat prosentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai dengan proporsi jawaban sampel) dengan rumus


(30)

P = F / N 100 % P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya N = Number of case

M.Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

N. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini terdiri dari 5 BAB yang sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan. Pada bab I penulis menyajikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan kepustakaan (studi review terdahulu), metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Kajian Teoritis tentang Konsep Strategi, Koperasi. Pada Bab ini, penulis membahas beberapa teori tentang startegi yang meliputi pengertian strategi, tipe-tipe strategi dan tahapan strategi. Selanjutnya, penulis juga membahas teori tentang koperasi konvensional yang meliputi pengertian koperasi


(31)

secara umum, landasan, asas, peran fungsi dan prinsip koperasi, bentuk dan jenis koperasi. Terakhir penulis membahas koperasi menurut syariah meliputi pengertian koperasi menurut syariah, landasan syariah, rukun syirkah, syarat syirkah dan bentuk-bentuk koperasi syariah.

BAB III. Gambaran Umum Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Pada Bab ini, penulis menyajikan sejarah berdirinya Puskopsyah, maksud dan tujuan Puskopsyah, visi misi Puskopsyah, proyeksi program prioritas Puskopsyah, struktur organisasi, jenis usaha dan daftar koperasi syariah mitra Puskopsyah.

BAB IV. Analisis Strategi Puskopsyah Sakinah Kab. Cianjur dalam Pengembangan Koperasi-Koperasi Syariah. Pada bab ini penulis menyajikan hasil penelitian, di antaranya hasil wawancara, data dari hasil penyebaran angket dan observasi lapangan.

BAB V. Penutup. Pada bab ini penulis menyajikan kesimpulan terhadap hasil penelitian dan saran-saran.


(32)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

KONSEP STRATEGI DAN KOPERASI

D. KONSEP STRATEGI 1. Pengertian Strategi

Manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mempengaruhi pada perkembangan suatu strategi. Strategi yang efektif membantu tercapainya sasaran-sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi adalah cara dengan jalan mana perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi. Keputusan strategi merupakan sarana untuk mencapai dilayani tujuan akhir. Keputusan ini mencakup definisi tentang bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijaksanaan utama yang diperlukan untuk mengatur dalam melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran,9 fungsi strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

9

Rokhmad Slamet, Seminar Akademik Program BBA Jakarta Institute of Management Studies (Jakarta: 24 Maret 2001)h.2


(33)

Menurut Chandler (1962), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, serta prioritas alokasi sumber daya.

Menurut Learned, Christensen, Andrews dan Guth (1965), strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.

Menurut Hamel dan Prahalad (1995) strategi merupakan tindakan yang bersifat incrental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komperensi inti.

2. Bentuk-Bentuk Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga bentuk strategi yaitu:

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.


(34)

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divertasi dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi lain yang berhubungan dengan keuangan

3. Tahapan Strategi

Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu :10

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu

10


(35)

objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat, dan anggota organisasi.

Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam melaksanakan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang akan ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang


(36)

dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni :

1) Meninjau faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang di antaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.


(37)

E. KOPERASI 1. Pengertian

Koperasi berasal dari kata Cooperation (bahasa Inggris), yang artinya kerjasama. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang di bentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan memajukan tingkat hidup bersama.11

Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul ”Sepuluh Tahun Koperasi; Penerangan Tentang Koperasi oleh Pemerintah 1930-1940”, menyatakan bahwa: koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.12

Menurut Bung Hatta dalam bukunya ”Cooperative Movement in Indonesia” menerangkan bahwa:

11

Drs. Hendi Suhendi, M.Si, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 291

12

M. Firdaus, S.P., MM dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004


(38)

”Orang harus membedakan koperasi sosial (Social Cooperation) dengan koperasi ekonomi(Economic Cooperation) yang kedua-duanya ditemui dalam masyarakat Indonesia. Dalam koperasi sosial kerjasama dilakukan tanpa hitung-hitungan ekonomi yang sebenarnya seperti bagaimana mendapatkan suatu hasil maksimum dengan pengeluaran sedikit mungkin. Sedangkan dalam Koperasi Ekonomi yang kemudian kita menyebutnya dengan KOPERASI adalah bertujuan untuk memajukan bagian terbanyak penduduk yang termasuk ekonominya lemah dengan jalan bekerja bersama-sama.

Koperasi adalah suatu lembaga yang harus dapat menggalang kekuatan-kekuatan ekonomi lemah yang terpencar-pencar itu menghimpun dan mengumpulkannya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang positif dan tegar.”13

Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.14

13

Bahri Nurdin, SE. MS., Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, (Jakarta: t.t. 1993) h. 9

14


(39)

Menurut Prof. Marvin, A Schaars (guru besar Fak. Pertanian, University of Wisconsin, Madison, USA) merumuskan ekonomi koperasi adalah sebagai berikut:

” A cooperative is a business voluntarily owned and controlled by its member patrons and operated for them and by them on a non-profit or cost basis” (koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang secara sukarela dimiliki dikendalikan oleh anggota yang melangganinya dan dioperasikan untuk dan oleh mereka berdasarkan nirlaba atau biaya). 15

Menurut Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul” The Cooperative Movement and some of its Problems” mengatakan: ”Cooperation is an economic system with social contrast” (koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial).16

Menurut ILO (International Labor Organization) koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko dan manfaat yang wajar dari usaha, di mana para anggotanya berperan seara aktif.17

15

Ibid., h.11-12 16

M. Firdaus, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek h. 39 17

Titik Sartika P. & Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002) h. 51


(40)

Dari beberapa definisi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa koperasi adalah badan usaha ekonomi yang beranggotakan orang yang memiliki tujuan yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan bersama dengan asas kekeluargaan. Dengan modal dan keuntungan diatur bersama.

2. Landasan dan Asas Koperasi

Di dalam UU RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari bunyi pasal 2 tersebut jelaslah bahwa landasan dan asas koperasi adalah Pancasila dan UUD 1945.

3. Tujuan Koperasi

Pada bab II bagian kedua pasal 3 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dijelaskan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya serta ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.


(41)

4. Fungsi dan Peran Koperasi

Pada bab III bagian pertama pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian diuraikan tentang fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan pertahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

5. Prinsip Koperasi

Pada bab III bagian kedua pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian diuraikan tentang prinsip koperasi Indonesia sebagai berikut: 1) Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis


(42)

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. Kemandirian

2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Pendidikan perkoperasian b. Kerjasama antar koperasi

6. Bentuk dan Jenis Koperasi Indonesia18 1. Bentuk Koperasi

Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No. 25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang.

Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau koperasi sekunder. Koperasi sekunder dibentuk oleh tiga koperasi

18


(43)

Pemusatan koperasi ke dalam beberapa tingkatan dalam kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan mempunyai beberapa keuntungan yaitu: a. Menekan atau menghindari kemungkinan persaingan yang tidak sehat

diantara koperasi-koperasi yang ada

b. Ada hubungan yang saling melengkapi dalam suasana asas kekeluargaan diantara koperasi-koperasi tersebut, antara lain: biaya dapat dikurangi dan harga dapat ditekan serendah-rendahnya

c. Kerjasama yang baik dan bertanggung jawab akan dapat menjamin sehatnya sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi dan usaha, sehingga:

1) Koperasi primer atau salah satu tingkat organisasi yang kuat dapat terus maju dengan kekuatannya sendiri dan menjadi dasar yang sehat bagi tingkat organisasi diatasnya, sedangkan yang lemah dibantu oleh tingkat organisasi diatasnya baik permodalan, administrasi dan mamajemen

2) Masalah-masalah dalam koperasi dapat diatasi dalam lingkungan kerjasamanya sendiri dan ini berarti berkurangnya atau hilangnya ketergantungan pada perusahaan atau badan lain diluarnya atau bahkan di sektor lain


(44)

2. Jenis Koperasi19

Dalam ketentuan pasal 16 UU No. 25 tahun 1992 besrta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa.

Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan antara lain:

a. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi Konsumsi 2) Koperasi Kredit 3) Koperasi Produksi 4) Koperasi Jasa

5) Koperasi Distribusi (pemasaran)

19


(45)

b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi Pegawai Negeri (KPN) 2) Koperasi Angkatan Darat (KOPAD) 3) Koperasi Angkatan Udara (KOPAU) 4) Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL) 5) Koperasi Pensiunan Angkatan Darat 6) Koperasi Pensiunan

7) Koperasi Karyawan (KOPKAR) 8) Koperasi Sekolah

9) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi Desa 2) Koperasi Konsumsi 3) Koperasi Pertanian 4) Koperasi Peternakan 5) Koperasi Perikanan

6) Koperasi Kerajinan/Industri 7) Koperasi Simpan Pinjam 8) Koperasi Asuransi


(46)

Dalam perkembangan terakhir sejak diberlakukannya Inpres No. 14 tahun 1998, maka berbagai macam/ jenis koperasi bermunculan sesuai dengan aspirasi masyarakat, antara lain:

1) Koperasi Tani (KOPTAN)

2) Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN) 3) Koperasi Wanita

4) Koperasi Agribisnis 5) Koperasi Pedagang Pasar 6) Koperasi Industri

7) Koperasi Syariah 8) Koperasi Serba Usaha 9) Koperasi Kredit

10)Koperasi dikalangan profesi (akuntan, arsitek, pengacara, dokter, dll) 11)Koperasi Kelompok Masyarakat (POKMAS)

Menurut Ir. Kaslan A. Tohir dalam bukunya yang berjudul ”Pelajaran Koperasi” (1964) menyebutkan adanya pengelompokan (penjelasan) menurut Klasik tersebut hanya mengenal 3 jenis Koperasi, yaitu : 20

20

Drs. Hendrojogi, M.Sc, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik Edisi Revisi 2004 (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007) h. 63


(47)

1. Koperasi Pemakaian (koperasi warung, koperasi sehari-hari, koperasi distribusi, warung andil dan sebagainya); tujuan dari koperasi ini adalah membeli barang-barang yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada mereka. 2. Koperasi Penghasil atau Koperasi Produksi; tujuan dari koperasi ini

adalah mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama

3. Koperasi Simpan Pinjam; tujuan dari perkumpulan ini adalah memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk menyimpan dan meminjam uang

F. KOPERASI MENURUT SYARIAH 1. Pengertian

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/1X/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syariah (KJKS) sebagai payung hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah, seperti Baitul Maal Wa-Tamwil (BMT), Koperasi Syariah, Koperasi Pondok Pesantren atau lembaga-lembaga keuangan mikro lainnya yang beroperasi secara syariah. Berikut beberapa hal mengenai


(48)

pengertian dan ketentuan pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sebagai berikut 21:

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas dasar kekeluargaan.

2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, produksi, perdagangan dan simpanan sesuai dengan pola layanan syariah.

3. Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.

Koperasi dalam fiqh Islam dikenal dengan Syirkah atau semakna dengan kata Al-Syirkah atau semakna dengan ”al-Ikhtilat” yaitu suatuperserikatan/perkongsian. Adapun dari segi istilah, koperasi adalah akad antara orang-orang untuk berserikat modal dan keuntungan.22

21

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/1X/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syariah (KJKS)

22

Junaedi B. SM., Islam dan Intreprenedrialisme: Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis Modern,(Jakarta, KAlam Mulia, 1993), h.147.


(49)

Al-Syirkah atau al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Musyarakah (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi) adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil dimana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama dengan memadukan seluruh sumber daya.23

2. Landasan Syariah

Landasan hukum yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan syirkah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

+ TUS

...

,-VWX&Y"Z> ? [

\]

^_a

..

.

”...maka mereka bersyrikat pada sepertiga....” (An-Nisa: 12)

23


(50)

Ayat ini sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah, ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah (yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka).

!" #$ %

&'"() * +

,-. -/

0 +

“…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh…”

(Shaad: 24) b. Al-Hadits

Dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, ’Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya, apabila salah satu berkhianat maka akupun keluar dari perkongsian mereka”. (HR. Abu Dawud)

c. Ijma’

Ibnu Qadamah dalam kitabnya, al-Mughni, telah berkata, ”Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya”. Dan menurut Ibnu al-Mundzir pelaksanaan syirkah telah disepakati kebolehannya oleh para ulama.


(51)

Al-Quran maupun hadits Nabi tidak ada yang menerangkan secara jelas mengenai ekonomi Islam yang bersifat tersendiri. Oleh karena itu dasar-dasar hukum yang masih berkaitan dengan koperasi lebih bersifat analogi, seperti firman Allah SWT yang telah disaebutkan di atas, yaitu dalam surat Shaad: 24. Ayat ini mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau berserikat dalam berdagang dengan menzalimi sebagian dari mitra mereka. Kedua ayat al-Qur’an ini jelas menunjukkan bahwa syirkah pada hakekatnya diperbolehkan oleh risalah-risalah yang terdahulu dan telah dipraktekkan

Dilihat dari segi falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi banyak terdapat segi-segi yang mendukung persamaan dan dapat diberi rujukan dari segi ajaran Islam. Persamaan falsafah atau etik itu ditemukan dalam penekanan pentingnya kerjasama dan tolong menolong (ta’awun), persaudaraan (ukhuwah) dan pandangan hidup demokrasi (musyawarah) seperti dalam Al-Quran menyuruh manusia agar bekerja sama dan tolong menolong dengan menegaskan bahwa kerjasama dan tolong menolong itu hanyalah dilakukan dalam kebaikan dan mencerminkan ketaqwaan kepada Tuhan. Hal ini seperti dikatakan dalam al-Quran:

ﻥ+- 2 + 3 45 + 6'!

ﻥ+- 2+

42 + * +7 + ﺙ9

:-4

7 7; < * <

“…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”.(Q.S. Al-Maidah : 2)


(52)

Menurut Mahmud Syaltut (guru besar hukum Islam di Mesir), koperasi (Syirkah Ta’awuniyah) adalah suatu syirkah baru yang belum dikenal oleh para fuqoha lampau, tapi baru diperkenalkan oleh para ahli ekonomi.24 Yakni, kerjasama antara dua orang atau lebih untuk berserikat modal dan keuntungan atas perjanjian profit and loss sharing (keuntungan dan kerugian dibagi antara para anggota).

Syirkah atau koperasi dalam fiqh Islam atau koperasi syariah, secara garis besar dapat di bagi menjadi dua bagian:

1. Syirkah Amlak (kepemilikan bersama)

Syirkah Amlak adalah kepemilikan atas suatu barang dari beberapa orang tanpa adanya akad, baik secara sukarela maupun paksaan. Syirkah ini tidak termasuk dalam koperasi.

2. Syirkah ’Uqud/ akad (Kontrak)

Syirkah ’Uqud adalah akad antara dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam hal harta baik keuntungan ataupun kerugiannya. Syirkah inilah yang para fuqoha dahulu membaginya menjadi empat macam, yakni:

a. Syirkah ’Abdan b. Syirkah Mufawwadlah c. Syirkah Wujuh

d. Syirkah ’Inan

24

Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, (Bandung, Angkasa, 2003), cet.ke-1, h. 100


(53)

3. Rukun Syirkah25

Dalam menjalankan koperasi syariah atau syirkah harus memenuhi rukun. Rukun syirkah tersebut adalah:

a. Shighat (ucapan) : ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan) b. Pihak yang berkontrak (Shahibul Maal) dan pelaksanaan (Musyarik) c. Obyek kesepakatan : modal dan kerja

4. Syarat Syirkah26

a. Ucapan; tidak ada bentuk khusus dari kontrak syirkah. Ia dapat berbentuk ucapan yang menunjukkan tujuan. Dan juga bisa berbentuk tulisan serta ikatan dan disaksikan bila mengadakan kontrak syirkah. b. Pihak yang berkontrak; disyaratkan bahwa mitra harus kompeten

dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan

c. Objek kontrak; dana dan kerja

- Dana: modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang bernilai sama

- Kerja: partisipasi para mitra dalam pekerjaan syirkah adalah ketentuan dasar. Tidak dibenarkan jika salah seorang diantara mereka mengatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan

25

Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah, (Jakarta, Djambatan, 2003), h. 181

26


(54)

dalam kerja sama itu. Namun tidak ada keharusan mereka untuk menanggung beban kerja sama secara sama. Salah satu boleh menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan ia berhak menuntut pembagian keuangan lebih bagi dirinya.

Menurut madzhab Hanafi hanya ada dua rukun dalam syirkah yaitu Ijab dan Qobul. Yaitu:27

1. Syirkah ‘Inan

‘Inan artinya sama dalam menyetorkan atau menawarkan modal. Syirkah ‘Inan merupakan suatu akad dimana dua orang atau lebih berkongsi dalam modal dan sama-sama memperdagangkannya dan bersekutu dalam keuntungan. Hukum jenis syirkah ini merupakan titik kesepakatan di kalangan para fukoha. Demikan juga syirkah ini merupakan bentuk syirkah yang paling banyak dipraktekkan kaum muslimin di sepanjang sejarahnya. Hal ini disebabkan karena bentuk perkongsian ini lebih mudah dan praktis karena tidak mensyaratkan persamaan modal dan pekerjaan. Salah satu dari partner dapat memiliki modal yang lebih tinggi dari pada mitra yang lain. Begitu pula salah satu pihak dapat menjalankan perniagaan sementara yang lain tidak ikut serta. Pembagian keuntungan pun dapat dilakukan

27

Ikhwan Abidin Basri, MA “ Pola PembiayaanUsaha melalui Bank Syariah Syirkah/Musyarakah” artikel di akses pada 30 Juli 2008 dari Sharialife.blogspot.com


(55)

sesuai dengan kesepakatan mereka bahkan diperbolehkan salah seorang dari partner memiliki keuntungan lebih tinggi sekiranya ia memang lebih memiliki keahlian dan keuletan dari pada yang lain. Adapun kerugian harus dibagi menurut perbandingan saham yang dimiliki oleh masing-masing partner.

2. Syirkah Mufawadhoh

Mufawadhoh artinya sama-sama. Syirkah ini dinamakan syirkah mufawadhoh karena modal yang disetor para partner dan usaha fisik yang dilakukan mereka sama atau proporsional. Jadi syirkah mufawadhoh merupakan suatu bentuk akad dari beberapa orang yang menyetorkan modal dan usaha fisik yang sama. Masing-masing partner saling menanggung satu dengan lainnya dalam hak dan kewajiban. Dalam syirkah ini tidak diperbolehkan satu partner memiliki modal dan keuntungan yang lebih tinggi dari para partner lainnya. Yang perlu diperhatian dalam syirkah ini adalah persamaan dalam segala hal di antara masing-masing partner.

3. Syirkah Wujuh

Syirkah ini dibentuk tanpa modal dari para partner. Mereka hanya bermodalkan nama baik yang diraihnya karena kepribadiannya dan kejujurannya dalam berniaga. Syirkah ini terbentuk manakala ada dua orang atau lebih yang memiliki reputasi yang baik dalam bisnis


(56)

memesan suatu barang untuk dibeli dengan kredit (tangguh) dan kemudian menjualnya dengan kontan. Keuntungan yang dihasilkan dari usaha ini kemudian dibagi menurut persyaratan yang telah disepakati antara mereka.

4. Syirkah Abdan (A’mal)

Syirkah ini dibentuk oleh beberapa orang dengan modal profesi dan keahlian masing-masing. Profesi dan keahlian ini bisa sama dan bisa juga berbeda. Misalnya satu pihak tukang cukur dan pihak lainnya tukang jahit. Mereka menyewa satu tempat untuk perniagaannya dan bila mendapatkan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di antara mereka. Syirkah ini dinamakan juga dengan syirkah shona’i atau taqobul.

5. Syarat-Syarat Umum Syirkah

a. Jenis usaha fisik yang dilakukan dalam syirkah ini harus dapat diwakilkan kepada orang lain. Hal ini penting karena dalam kenyataan, sering kali satu partner mewakili perusahaan untuk melakukan dealing dengan perusahaan lain. Jika syarat ini tidak ada dalam jenis usaha, maka akan sulit menjalankan perusahaan dengan gesit.


(57)

b. Keuntungan yang didapat nanti dari hasil usaha harus diketahui dengan jelas. Masing-masing partner harus mengetahui saham keuntungannya seperti 10 % atau 20 % misalnya.

c. Keuntungan harus disebar kepada semua partner.

6. Syarat-Syarat Khusus

a. Modal yang disetor harus berupa barang yang dihadirkan. Tidak diperbolehkan modal masih berupah utang atau uang yang tidak dapat dihadirkan ketika akad atau beli. Tidak disyaratkan modal yang disetor oleh para partner itu dicampur satu sama lain. Karena syirkah ini dapat diwujudkan dengan akad dan bukan dengan modal.

b. Modal harus berupa uang kontan. Tidak diperbolehkan modal dalam bentuk harta yang tidak bergerak atau barang. Karena barang-barang ini tidak dapat dijadikan ukuran sehingga akan menimbulkan persengketaan di kemudian hari karena keuntungan yang dihasilkannya juga menjadi tidak jelas proporsinya dengan modal yang disetor akibat sulitnya dinilai.


(58)

7. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)28 Pelaksanaan KJKS bertujuan :

1. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan usaha kecil, mikro, menengah dan koperasi melalui sistem syariah.

2. Mensyariahkan kehidupan ekonomi masyarakat dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

8. Bentuk Koperasi Syariah29

Berbeda dengan bentuk koperasi konvensional, salah satu bentuk koperasi syariah yaitu: Koperasi Usaha Simpan Pinjam Syariah / Koperasi Jasa Keuangan Syariah, berikut pola pembiayaan, transaksi dan produknya: 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) / Pola Pembiayaan

a) Pinjaman Sosial

b) Pembiayaan Sesuai Syariah

• Berbasis Kerjasama Bagi Hasil • Berbasis Beli Tangguh

28

Tim Penyusun, Sosialisasi Ekonomi Syariah dan pola Pembiayaan Syariah, ( Bandung: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2008 )

29

Siti Irma Fatimah, "Analisa Strategi Koperasi Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat” (Studi pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat). Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2006 h. 28


(59)

2. Transaksi Pendirian Koperasi

a) Transaksi Perkongsian ( Syirkah dan Mudharabah) b) Transaksi Sosial (Shadaqoh, Infaq dan Hibah) 3. Transaksi Operasional Koperasi Syariah

a) Pembiayaan Konsumtif b) Pembiayaan Produktif c) Sosial

d) Jasa

4. Ruang lingkup dan produk KJKS a) Penghimpunan Dana

b) Penyaluran Dana

c) Jasa Layanan Perbankan 5. Produk Koperasi Syariah

a) Kerjasama Pembiayaan b) Debt Financing


(60)

BAB III

PUSAT KOPERASI SYARIAH SAKINAH KABUPATEN CIANJUR

J. Sejarah Berdirinya Puskopsyah

Bentuk organisasi ini adalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah Kabupaten Cianjur, berdasarkan Anggaran Dasar berkedudukan di Jalan KH. Abdullah Bin Nuh No. 7 Cianjur, merupakan hasil kesepakatan dari ormas-ormas Islam se Kabupaten Cianjur, yang dibentuk atas kuasa rapat pembentukan Koperasi, dihadapan Deni Tri Sutrisno Radius Prawiro, SH. M.Kn., Notaris Cianjur, dengan Akta Pendirian nomor 9 tanggal 09 Juli 2007 yang ditandatangni oleh 10 orang sebagai kuasa pendiri yang sekaligus untuk pertama kalinya sebagai Pengurus, Pengawas dan Manajer, yaitu terdiri dari :

1. M. WAWAN RIDWAN 2. DAELAMI MUCHTAR 3. HILMAN SAUKANI

4. ASEP SOPYAN HALIM, S.Ag. 5. SOLIHIN, S.Ag.

6. H. YOSEP UMAR ABDURAHMAN 7. H. ASEP RIDWAN, S.Ag.

8. Drs. DJAMALUDIN


(61)

10.AHMAD YANI, S.IP.

Dan telah terdaftar dalam daftar umum Dinas Koperasi Kabupaten Cianjur pada tanggal 14 Juli 2007 dengan nomor Badan Hukum 1107/BH-DK/KBK/2007, serta telah dilengkapi dengan legalitas lainnya di antaranya :

1. Surat Izin Usaha Perusahaan 2. Tanda Daftar Perusahaan 3. Nomor Pokok Wajib Pajak

Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan komunitas Ormas Islam Kabupaten Cianjur terhadap masalah tingginya angka kemiskinan dikalangan umat Islam yang diakibatkan oleh hegemoni praktek layanan sistem ekonomi kapitalisme dan terbatasnya fasilitas lapangan kerja serta masih belum berpihaknya kebijakan pemerintah secara serius dalam pemberian layanan modal usaha bagi para pelaku kegiatan usaha produktif pada skala usaha rumah tangga, kecil, mikro dan menengah.

Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur merupakan koperasi sekunder yang didirikan pada tanggal 9 Juli 2007 oleh Koperasi-Koperasi Primer yang berbasis pada komunitas Ormas Islam Kabupaten Cianjur sebagai bentuk responsi terhadap Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung


(62)

hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah, seperti BMT dan koperasi syariah.

Pendirian badan usaha koperasi ini didasarkan pada semangat tujuan koperasi yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33, yaitu suatu proyeksi usaha yang dijiwai oleh semangat kerja sama dan tolong-menolong (ta’awun) di antara orang-orang kecil yang lemah ekonominya untuk dapat bertahan dan meningkatkan derajat kesejahteraan hidupnya. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya :

* +7 + ﺙ9

ﻥ+- 2 + 3 45 + 6' !

ﻥ+- 2+

:-4

7 7; < * <

42 +

US

“…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”.(Q.S. Al-Maidah : 2)

Obyek sasaran operasional yang menjadi perjuangan Puskopsyah Sakinah Kabupaten Cianjur adalah menjadikan Puskopsyah sebagai instrumen jihad dalam mengikhtiarkan pembangunan kemaslahatan ekonomi ummat bagi para pelaku usaha skala rumah tangga, mikro, kecil dan menengah yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur dengan pola layanan berdasarkan prinsip-prinsip sistem syariah.


(63)

K. Visi Puskopsyah

Puskopsyah sebagai pelaku dan pengendali ekonomi ummat.

L. Misi Puskopsyah

a. Membangun Majelis Permanen

b. Menjadi salah satu instrumen jihad membangun kemaslahatan ummat c. Penguatan Pelaku Ekonomi Mikro dan Rumah Tangga

d. Mewujudkan lembaga keuangan yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh pelaku ekonomi mikro dan rumah tangga

M.Maksud Dan Tujuan Puskopsyah

Maksud dari pengelolaan dana perguliran dengan sistem penjaminan

pola syariah ini adalah untuk menggerakkan kegiatan kelompok Usaha

Rumah Tangga, Mikro Dan Kecil (URTMK), di Kabupaten Cianjur dengan pola layanan sistem syariah.

Sedangkan tujuannya adalah untuk :

1) Meningkatkan produktifitas dan kontinyuitas perekonomian masyarakat (Koperasi, Usaha Rumah Tangga, Mikro, Kecil dan Menengah)

2) Mendorong terciptanya kegiatan usaha ekonomi umat melalui KUKM yang terjamin kehalalannya oleh prinsip nilai syariat Islam, yang pada akhirnya mendatangkan keberkahan dan kemashlahatan dunia akhirat..


(64)

3) Mengikhtiarkan penurunan angka kemiskinan yang diakibatkan oleh terbatasnya fasilitas lapangan kerja dan layanan modal usaha.

4) Mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Cianjur, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi ummat, dengan mengikutsertakan peranan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan.

5) Meningkatkan Pendapatan Daerah

N. Strategi Puskopsyah

1) Penyusunan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah 2) Penerapan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah 3) Penguasaan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah

O. Proyeksi Program Prioritas Puskopsyah

1) Sosialisasi ekonomi syariah dan model-model layanan ekonomi syariah 2) Membangun Jaringan dan Akses Modal Sendiri (melalui program

kemitraan dengan Pemerintah, Koperasi Primer, BAZ, Aghniya dan institusi terkait lainnya).

3) Fasilitasi pemasaran produk Koperasi Primer dan UMRT

4) Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Manajemen Koperasi Primer


(65)

5) Pembentukan Unit-Unit Usaha Otonom

b Unit Jasa Pembiayaan (Mudharabah, Murabahah, Musyarakah, Rahn, Ijarah, Qordhul Hasan)

b Unit Jasa Umum b Unit Perdagangan

b Unit Produksi (Pertanian, Perikanan Pertanian, dll) b Unit Industri dan Manufaktur

6) Pendidikan dan Pengembangan Kader Da’i Muamalah

7) Penyiapan Pembangunan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Ekonomi Syariah

8) Pembentukan Lembaga Keuangan (Bank Puskosyah) untuk jangka panjang

P. Struktur Pengurus Puskopsyah

1. Kepengurusan Pusat Koperasi Syariah

Susunan Pengurus dan Pengawas Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah Kabupaten Cianjur, berdasarkan Anggaran Dasar untuk masa bakti 2007 – 2010 adalah sebagai berikut :

a. Pengurus

Ketua Umum : M. WAWAN RIDWAN Ketua I : DAELAMI MUCHTAR


(66)

Ketua II : ASEP SOPYAN HALIM, S.Ag. Sekretaris I : HILMAN SAUKANI

Sekretaris II : SOLIHIN

Bendahara I : H. YOSEP UMAR ABDURAHMAN, S.Ag. Bendahara II : H. ASEP RIDWAN, S.Ag.

b. Pengawas Syariah

Ketua : Drs. DJAMALUDIN

Anggota : Drs. BAMBANG EKO SP, MM

c. Manajer Umum : AHMAD YANI, S.IP. Manajer Operasional & Keuangan : KANKAN ISKANDAR Manajer Kejama’ahan : ASEP SOFYAN HALIM

Staf Keuangan : NINE

Jumlah Karyawan : 12 Orang.

2. Keanggotaan

Jumlah Anggota Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) SAKINAH Kabupaten Cianjur, yang terdiri dari Koperasi-koperasi primer yang menjalankan kegiatan usahanya dengan pola syariah sebanyak 42 koperasi yang menyebar di 30 Kecamatan di Kabupaten Cianjur.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pusat Koperasi Syariah (PUSKOPSYAH) Sakinah adalah sebagai berikut:


(67)

Q. Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang akan dan sedang dijalankan oleh Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Kabupaten Cianjur meliputi :

PENGURUS

RAPAT ANGGOTA DEWAN SYARIAH DEWAN

PENASEHAT

MANAJER UMUM

HUKUM/HUMAS LITBANG/DIKLAT

SDM

KARO KEUANGAAN

DIV. PRODUKSI

DIV. PERDAGANGAN

DIV. INDUSTRI

DIV. JASA UMUM

DIV. PEMBIAYAAN

KOORDINATOR WILAYAH

KOPERASI PRIMER

PENGAWAS


(68)

1. Pembiayaan usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Unit Jasa Keuangan Syariah yang pelaksanaannya bekerjasama dengan koperasi-koperasi primer sebagai anggota Puskopsyah dengan sasaran kegiatan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT).

a. Layanan Penjaminan Pembiayaan

Layanan Penjaminan pembiayaan usaha merupakan layanan jasa penjaminan yang disediakan oleh Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah yang menjembatani Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pembiayaan.

b. Kegiatan Usaha yang diberi Penjaminan.

Kegiatan Usaha yang diberi Penjaminan adalah Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang bersifat produktif dan diperkenankan secara syariah.

c. Model Layanan.

1) Penguatan Usaha Mikro dan Usaha Rumah Tangga

a) Penguatan Modal Lancar dengan Sistem Bagi Hasil Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah

Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah adalah model produk layanan ekonomi syariah berupa bantuan modal kerjasama usaha bergulir dengan pola bagi hasil (Mudharabah Muqoyadah) diperuntukkan khusus bagi usaha rumah tangga,


(69)

dengan dasar perhitungan penetapan nilai perkiraan sebagian komponen indeks kebutuhan hidup minimum perorangan; dengan sub komponen kebutuhan hidup mendasar khususnya pangan, pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan sebagian transportasi serta besarnya beban tanggungan rumah tangga. (1) Maksud dan Tujuan Model Layanan Usaha Ekonomi

Rumah Tangga (UERT) Sakinah a. Maksud

Model produk layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah adalah memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat pelaku usaha harian untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi yang didasari dengan nilai-nilai syariah.

b. Tujuan

b Pelaku usaha harian dapat bertahan dengan kekuatan modal yang sangat minimal.

b Pelaku usaha harian dalam keadaan yang sangat sulit dapat saling menghidupi dan saling membantu pelaku usaha harian lainnya.

b Pelaku usaha harian membiasakan diri memperlakukan pesaing menjadi mitra usaha.


(70)

b Pelaku usaha harian dapat meningkatkan kemampuan modal.

b Para pengusaha yang berada di tingkat paling rendah dapat memiliki lembaga keuangan tersendiri yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah.

(2) Sasaran Model Layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah

Sasaran model layanan UERT adalah pelaku usaha harian yang dapat memanfaatkan model layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah adalah pelaku usaha yang memiliki kegiatan usaha yang sudah berjalan dengan perputaran usaha harian.

Model Layanan ini diperuntukan khusus untuk penguatan modal usaha harian dari pelaku usaha dan tidak diperkenankan digunakan untuk perkuatan modal tetap, alat-alat usaha, tempat usaha, barang-barang cadangan atau hal-hal lain yang bersifat bukan modal lancar yang berputar setiap hari.

b) Penyiapan alat-alat usaha bagi usaha mikro dan rumah tangga dengan skim murabahah.


(71)

Model layanan berbasis syariah ini merupakan bantuan modal bagi para pelaku usaha dengan menggunakan skim murahabah (beli angsur), diperuntukan bagi para pelaku usaha mikro dan rumah tangga yang tidak sanggup membeli secara tunai alat-alat usaha untuk menunjang kelangsungan usahanya.

2) Pengelolaan Gadai Syariah (rahn)

Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah menyediakan jasa gadai berdasarkan nilai-nilai syariah.

1) Maksud dan Tujuan a) Maksud

Model Layanan Gadai Syariah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mempertahankan kegiatan ekonominya yang bersifat produktif tanpa kehilangan asset yang dimilikinya.

b) Tujuan

1. Mengembalikan lapangan kerja.

2. Memerdekakan pemegang hak yang assetnya dikuasai oleh orang lain.


(1)

10.Faktor apa yang menjadi penghambat Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?

Lampiran 2

Hasil Wawancara dengan Ahmad Yani S.IP, Manajer Puskopsyah tanggal 27 Agustus 2008 di Puskopsyah Sakinah Cianjur

1 Tanya: Jawab:

Bagaimana sejarah pendirian Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur? Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan komunitas Ormas Islam Kabupaten Cianjur terhadap masalah tingginya angka kemiskinan dikalangan umat Islam yang diakibatkan oleh hegemoni praktek layanan sistem ekonomi kapitalisme dan terbatasnya fasilitas lapangan kerja serta masih belum berpihaknya skebijakan pemerintah secara serius dalam pemberian layanan modal usaha bagi para pelaku kegiatan usaha produktif pada skala usaha rumah tangga, kecil, mikro dan menengah. Pada tanggal 9 Juli 2007 oleh Koperasi-Koperasi Primer yang berbasis pada komunitas Ormas Islam Kabupaten Cianjur sebagai bentuk responsi terhadap Keputusan Menteri negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 september 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah,


(2)

seperti BMT dan koperasi syariah.

2 Tanya: Jawab:

Apa Visi dan Misi Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur? Visi Puskopsyah :

Puskopsyah sebagai pelaku dan pengendali ekonomi ummat Misi puskopsyah :

e.Membangun Majelis Permanen

f.Menjadi salah satu instrumen jihad membangun kemaslahatan ummat

g. Penguatan Pelaku Ekonomi Mikro dan Rumah Tangga

h. Mewujudkan lembaga keuangan yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh pelaku ekonomi mikro dan rumah tangga

3 Tanya:

Jawab:

Upaya apa yang dilakukan Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur untuk membantu ekonomi ummat

• Layanan penyadaran masyarakat akan pentingnya usaha yang halal, manajemen permodalan

• Memberikan bantuan dana sebagai modal kerjasama usaha dengan pola bagi hasil

• Pengajian tiap minggu guna menambah pengetahuan tentang ekonomi syariah sehingga dalam usaha yang dilakukan tidak melenceng dari ajaran islam.


(3)

4 Tanya:

Jawab:

Bagaimana perkembangan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) yang dikembangkan pada koperasi primer syariah?

Secara global layanan ini belum maksimal karena masih banyak mental masyarakat yang belum memahami dan mau menjalankan ekonomi syariah. Namun di sebagian besar lainnya layanan ini sudah berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungn yang diharapkan.

5 Tanya:

Jawab:

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan dengan Koperasi Simpan Pinjam?

1. Mengajak koperasi primer terutama koperasi simpan pinjam tersebut guna menggunakan pola syariah

2. Mendesak pemerintah daerah terutama dinas koperasi kab. Cianjur untuk mengaudit koperasi simpan pinjam

3. Mensosialisasikan ekonomi syariah sebagai dakwah 6 Tanya:

Jawab:

Bagaimana strategi yang dilakukan Puskopsyah dalam menghadapi nasabah anggota koperasi primer yang mengalami keterlambatan dalam melakukan pembayaran?

1. titipan yang tidak amanah atau tidak digunakan untuk usaha akan dijerat oleh hokum

2. pembinaan dan pendekatan dengan misi penyadaran akan pentingnya usaha yang halal


(4)

medapatkan pembiayaan.

Untuk pembinaan da'i muamalah yang dilakukan Puskopsyah kepada karyawan yaitu dengan mengadakan kegiatan syiar muharram, lomba bahtsul kutub, ceramah ekonomi Islam pelatihan Badan Kordinasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), Koperasi Siswa, Koperasi Mahasiswa yang kegiatannya dilakukan di masing-masing kecamatan

7 Tanya:

Jawab:

Apakah layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) memberikan solusi terhadap masalah perekonomian ummat?

Kembali mengenai mentalitas umat akan ekonomi Islam, sebagian masih ada yang kesulitan dan kebingungan menggunakan layanan ini. Namun, sebagian lain sudah menjalankan layanan UERT ini dan ada contoh sudah mampu menambah roda/gerobak sampai 5 buah.

8 Tanya:

Jawab:

Apakah layanan UERT sudah dapat difahami dan sudah dijalankan oleh koperasi-koperasi primer?

Tergantung koperasi nya, jika koperasi itu aktif mengikuti kegiatan Puskopsyah sudah faham dan menajalankan layanan UERT ini, namun ada juga yang sedang dalam perkembangan.

9 Tanya: Jawab:

Faktor apa yang mendukung Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur? a. Sumber daya manusia yang memiliki semangat dan motivasi


(5)

b. Reputasi SDM yang baik dalam memberikan pelayanan kepada koperasi dan anggota koperasi

10 Tanya:

Jawab:

Faktor apa yang menjadi penghambat Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?

d. Mentalitas masyarakat yang masih kurang terhadap ekonomi syariah sehingga mereka enggan melakukan sistem ekonomi Islam e. Dengan mentalitas yang kurang dari masyarakat banyak dana yang

digulirkan kepada mereka dijadikan dana penutup utang kepada rentenir.

f. Kurang adanya dorongan dari pemerintah di bidang permodalan.

Cianjur, 27 Agustus 2008

Yang mewawancarai, Yang diwawancarai,


(6)