membangun dan menghasilkan sesuatu pencapaian yang lebih baik, yang sesuai dengan keinginan secara bersama-sama. Oleh sebab itu, organisasi perlu
menyediakan bagi bakat tersebut, sumber daya yang sesuai untuk inovasi.
4. Dasar-dasar organisasi yang baik
Untuk menyusun organisasi yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a Memiliki tujuan yang jelas
Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak
langkah organisasi. Jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan menimbulkan masalah pada organisasi di masa mendatang.
b Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang
Pendelegasian memiliki beberapa manfaat antara lain: pertama, pimpinan dapat memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana
strategis dan pengembangan organisasi. Kedua, bawahan memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaannya. Ketiga,
tingkat ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang. c
Memiliki struktur yang mendorong kreativitas anggota Era globalisasi mendorong kecepatan dalam merespon perubahan dan
pasar. Kecepatan anggota dalam merespon perubahan tersebut ter- gantung dari kreativitas anggota. Dalam pendekatan teori organisasi,
struktur organisasi dapat mendukung terciptanya kreativitas karyawan dan bawah.
d Memiliki satu kesatuan komando
Organisasi yang baik menyaratkan adanya satu kesatuan komando. Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan
konflik bawahan. Tiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar tidak tumpang-tindih, sehingga teratur dan terencana dengan baik.
e Ada pembagian tugas yang jelas
Organisasi yang baik juga memperhatikan pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas memiliki implikasi pada adanya keteraturan dan
kejelasan wewenang dan tanggung-jawab dalam suatu pekerjaan.
32
5. Organisai perfilman di Indonesia
Perfilman nasional tumbuh dan berkembang di iringi oleh semakin banyaknya Organisasi perfilman di Indonesia yang mempunyai peranannya
masing-masing, diantaranya adalah a. Lembaga Sensor Film LSF
Lembaga sensor film adalah sebuah lembagas yang berhak dan berwenang untuk menyensor ataupun memotong satu adegan di luar batas aturan yang
berlaku. Tak hanya itu LSF juga mempunyai wewenang meluluskan atau tidak diedarkannya, ataukah layak untuk di pertunjukan atau di tayangkan kepada
publik.
32
Siswanto dan Agus Sucipto, Teori dan Perilaku Organisasi: Sebuah Tinjauan Integratif, Malang; UIN-Malang Press, 2008, h. 62-63.
b. Badan Pertimbangan Perfilman Nasional BP2N Pada tahun 2006 Badan Pertimbangan Perfilman Nasional BP2N yang di
posisikan kembali menjadi Dewan Perfilman Indonesia DPI yang fungsinya adalah menjalankan kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, dan pihak asing
dalam rangka mendorong kebebasan berkarya-cipta di bidang perfilman untuk menongsong era persaingan bebas dan globalisasi.
c. Persatuan Artis Film Indonesia PARFI Sebagai sebuah organisasi perfilman PARFI juga mempunyai sebuah
tujuan yaitu menjadi perekat serta pemersatu keluarga besar film, menjadi rumah yang nyaman bagi insan perfilman nasional dan mencerminkan bagi pertumbuhan
dan perkembangan insan film yang kreatif dan berbudaya, berjuang untuk meningkatkan profesionalitas insan film agar terpandang, berwibawa, dan
bermartabat, mendorong tumbuhnya industri perfilman nasional yang dapat bermanfaat bagi upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan dan
pengangguran dengan memperluas lapangan kerja. d. Gabungan Pengusahaperusahaan Bioskop Seluruh Indonesia GPBSI
Aktivitas dari GPBSI yaitu membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan perusahaan bioskop dalam usaha mempertunjukan film,
menciptakan dan mengembangkan iklim usaha perbioskopan yang memungkinkan ke ikut sertaan perusahaan bioskop untuk berperan serta dalam pembangunan
nasional, menjadi wadah komunikasi dan konsultasi baik antara sesama perusahaan bioskop dengan pemerintah dan atau sebaliknya.
e. Gabungan Studio Film Indonesia GASFI GASFI bertujuan mengembangkan usaha di bidang jaa teknik perfilman
nasional pada umumnya dan dan pembangunan bidang perfilman pada khususnya dan berupaya melepaskan diri dari ketergantungan pada rekayasa dan teknologi
asing. Serta berusaha mewujudkan agar semua film nasional dapat dikerjakan di dalam negri sebagai karya utuh bangsa.
f. Asosiasi Import Rekaman Video ASIREVI Organisasi ini berupaya memberantas pembajakan dan penegakan hukum
di bidang Hak Cipta khususnya di bidang perfilman. Sebagai sebuah organisasi yang mewadahi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan
distribusi rekaman video. Program kerja dari ASIREVI didasarkan atas kepentingan anggotanya. Dalam kaitannya dengan pembajakan rekaman video,
dangan kepentingan melindungi anggotanya dari kerugian akibat pembajakan rekaman video.
g. SINEMATEK Indonesia Sebagai sebuah organisasi yang mengumpulkan dan merawat aset
perfilman nasional yang kemudian berupaya memberikan akses bagi masyarakat yang membutuhkan data atau informasi tentang perfilman.
33
h. Sekretariat Kine Klub Indonesia SENAKKI
33
SENAKKI dan strategi pemberdayaan masyarakat untuk perfilman ”
Festival Film Indonesia 2006 Hal.60-68
Sebagai sebuah induk organisasi kine klub indonesia SENAKKI mempunyai peran upaya apresiasi penonton terhadap perfilman nasional.
Pembinaan penonton menentukan kedepan perfilman nasional jauh lebih berkualitas.
Banyaknya organisasi perfilman di Indonesia tak menutup kemungkinan kemerosotan mudah terjadi, eksistensi anggotanya menjadi tanggung jawab besar
dalam peranannya masing-masing.
D. Pengertian Kine Klub