2. Perkembangan Perfilman Nasional
Setelah kita mengetahui bahwa pada tanggal 30 Maret 1950 telah di tetapkan sebagai kelahiran perfilman nasional dengan sejarah pengambilan
gambar untuk film Dara dan Doa Oleh Usmar Ismail. Saat ini iklim perfilman nasional berada dalam suasana yang
menggairahkan dari sisi produksi. Jumlah film yan g dibuat dari tahun ke tahun . sejak kebang kitan kembali film Indosensia tahun 2002 setelah mati suri
sepanjang satu dekade, terus menerus meningkat hingga pada tahun 2009 jumlah produksi mencapai 87 judul, tahun sebelumnya mencapai 77 judul, tahun
sebelumnya lagi 34 judul. Sekedar mengingat bahwa titik terendah produksi film Indonesia pada tahun 2000 yang hanya 2 judul.
47
Suasana perfilman nasional saat ini memang sedang dalam suasana pesta, eforia berproduksi atau membuat film, bahkan kalangan Kine Klub dan komunitas
film yang tumbuh menjamur, oreantasinya adalah menjadi film makers makers atau pembuat film, sementara masalah pembinaan penonton terasa kurang
mendapat perhatian. Ibarat dalam suasana pesta, semua pihak dalam perfilman sekarang ini
ingin nampak paling necis, paling manis, paling berjasa, juga saling ingin mendapatkan peluang menguntungkan sebagai buah manfaat adanya kebangkitan
perfilman nasional.
47
Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional , Tinjauan dan Retropeksi Jakarta. Panitia Hari Film Nasional Ke-60 Cet pertama hal.85
Setelah antara tahun 2004 sampai 2006 yang mengawali kebangkitan perfilman Indonesia banyak menampilkan para pelaku-pelaku industri film
pendatang baru dari kalangan muda, mulai penghujung 2007 seperti: 1.
Chand Parwez Servia Kharisma Starvision melahirkan film, Get Meried, Tentang Cinta, Love Is Cinta, Heart, Virgin, Kafir.
2. Raam Punjambi Multivision Pictures melahirkan film Kangen, Kuntil
anak, Buruan Cium Gue. Gope Santani 3.
Rafi Films melahirkan film Sundel Bolong, Merah itu Cinta, D’Bijis, Lentera Merah.
4. Leo Sutanto Sinemart melahirkan Cintacapucino, Mengejar Mas-Mas,
Mendadak Dangdut, Brownies, Di Sini Ada Setan. 5.
Shankers RS Indika Entertainment melahirkan film Horor, Terowongan Casablanca, Ekskul, Hantu Jeruk Purut, Rumah Pondok
Indah. 6.
Dedy Mizwar Demi Gasela Film melahirkan film Naga Bonar Jadi2, Ketika, Kiamat Sudah Dekat.
7. Ram Soraya Soraya Intercine Film melahirkan Apa Artinya Cinta,
Eiffel Am in Love. Hingga saat inipun perfilman Indonesia terus tumbuh tiada henti, dapat
dengan mudah dilihat dalam setiap gedung bioskop di Indonesia, saat ini
perfilman Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dengan padatnya produksi film di negeri ini.
40
BAB III GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT NASIONAL KINE KLUB
INDONESIA SENAKKI
A. Sejarah Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia
Sejarah kine klub di Indonesia dimulai pada tahun 1950 dengan berdirinya kine klub bernama liga film mahasiswa Universitas Indonesia LFM-UI di
Universitas Indonesia Salemba. Pada tahun 1960 berdiri liga film mahasiswa ITB LFM-ITB. Dan pada tahun 1969 lahirlah kine klub Dewan Kesenian Jakarta
yang kemudian dikenal sebagai kine klub Jakarta KKJ. Hingga menjelang tahun 1990 komunitas film dengan berbagai bentuk dan namanya, tumbuh di berbagai
daerah di Indonesia. Pada tanggal 19-22 september 1990, atas fasilitas Dewan Kesenian Jakarta
DKJ dilangsungkan sebuah pertemuan di pusat kesenian Taman Ismail Marzuki TIM Jakarta, dengan mengundang para aktivis perfilman dan perwakilan
komunitas-komunitas film. Pertemuan ini kemudian di berinama Musyawarah Besar Kine Klub Indonesia yang pertama.
48
Dari pertemuan ini peserta sepakat membentuk organisasi Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia SENAKKI sebagai Induk organisasi kine klub di
seluruh Indonesia.
48
http:kineklubindonesia.or.idabout