Aktivitas Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia SENAKKI dalam

47

BAB IV PERAN SEKETARIAT NASIONAL KINE KLUB INDONESIA

A. Aktivitas Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia SENAKKI dalam

Perkembangan Perfilman Nasional Mengamati berbagai pengertian peran yang di kemukakan oleh beberapa tokoh diantaranya N. Grass Masson dan A W. Mc Tachern sebagaimana dikutip oleh David Berry. Dapat disimpulkan bahwa peran merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan hal-haltindakan yang diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaannya dan didalam pekerjaan-pekerjaan lain. Peran Sekretariat Nasional kine klub Indonesia dalam apresiasi dan pemberdayaan masyarakat untuk perfilman, menjadi pijakan operasional yang ada dalam kerangka visi dan misi menjadikan film sebagai karya cipta seni dan budaya sebagaimana yang diamanatkan UU No.8 tahun 1992 tentang perfilman. 53 Bentuk Apresiasi terhadap perfilman nasional yang dilaksanakan sekretariat nasional kine klub Indonesia yakni memberikan perhatian pada film- film. Karena kine klub adalah kelompok pecinta film maka sebuah kine klub akan mendalami dan mengkritisi film-film itu. Bukan hanya film-film yang ada di industri akan tetapi film-film yang tidak beredar di Indonesia dan film-film yang tidak beredar di bioskop film indie. 54 Awal periode 2006-2010 bentuk apresiasi terhadap perfilman di awali dengan pemutaran film yang di laksanakan pada tanggal 3 februari 2006. Pemutaran film itu dilaksanakan pada setiap hari jum’at di sinema kine klub. Lantai 2 gedung film. Adapun film yang di putar adalah: 53 Festival film Indonesia 2006 JCC 21 Desember 2006 hal.64 54 Wawancara pribadi dengan Akhlis Suryapati. Ketua umum SENAKKI 1. Judul : Tamu Agung Sutradara Usmar Ismail Produksi: Perfini 1955 Peraih penghargaan festival film Asia di Hongkong 1956 2. Judul : EXODUS: Wanita yang Berlari Sutradara: Sherman Ong.Durasi 27 menit 3. Judul : Turtle Can Fly Sutradara: Bahman Ghobadi Produksi: BAC Film mesir 2004. Film berlatar belakang masyarakat kurdistan saat invasi Amerika ke Irak, peraih penghargaan di Rotterdam film festival, Chicago film festival, Tokyo film festival. 4. Judul : Titian Serambut Dibelah Tujuh Sutradara: Chaerul Umam Produksi: KOFINA 1982. Peraih FFI 1983, Penghargaan PWI jaya seksi film 1983. 5. Judul : Everlasting Kretek Heritage Sutradara: Lasja Fauzi Produksi: Kuetnika. Film musik dan tari berdurasi 24 menit, menggambarkan kehidupan industri kretek Kudus. 6. Judul : Osama Sutradara: Siddig Barmak Produksi: Marina Golbahari Afghanistan. Peraih penghargaan film terbaik di Golden globe film festival 2004. 7. Judul : Ponirah Terpidana Sutradara: Slamet Rahardjo Produksi Sukma Putra Film 1983. Peraih penghargaan di ajang FFI 1984, Penghargaan juri festival film tiga benua III di Nates, Prancis,1984. 8. Judul : Sangat laki-laki Sutradara: Fajar Nugroho Produksi: Nugrosinema yogya 2004. Film berdurasi 70 menit, bercerita tentang olah raga sepak bola. 9. Judul : Musa Sutradara: Kim Seong Su Produksi: Sukma Intertainment Korea. Peraih penghargaan festival film Asia Pasifik di jakarta 2002. 10. Judul : Lewat Jam Malam Sutradara: Usmarr Ismail Produksi: Perfini, Persari 1954. peraih penghargaan di ajang FFI 1955. 11. Judul : Durian Sutradara: Farishad L Latjuba Produksi: Asta Entertainment. Film pendek berdurasi 15 menit. 12. Judul : Innocent Voices Sutradara: Luis Mandok Produksi: Lawrence Bandar Production Meksiko. Peraih penghargaan di berlin film festival, Mexican film festival Academy Awards. Peran SENAKKI dalam memberikan apresiasi pada perfilman nasional sudah dapat di lihat dari perhatian yang diberikan terhadap film dan perfilman. Hingga saat ini kegiatan dalam apresiasi masih berlangsung di tiap-tiap kine klub dan di ruang theater sekretariat kine klub Indonesia. Selain perannya memberikan apresiasi terhadap perfilman, sekretariat nasinal kine klub Indonesia juga melakukan pemberdayaan masyarakat, di mulai dari kine klub yang ada kemudian dilakukan pembinaan dan pengembangan kreativitas di tiap-tiap kine klub khususnya dan masyarakat perfilman pada umumnya. Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mncapai kehidupan yang lebih baik. ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupa mereka sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan. 55 55 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan pengembangan masyarakat dan intervensi komunitas, Jakarta; Fakultas ekonomi UI, 2000 cet ke 1,h.32-33 Dalam pemberdayaan masyarakat, sekreteriat nasional kine klub Indonesia melakukan pembinaan masyarakat atau penonton film Indonesia, dimulai dari menanamkan rasa cinta pada masyarakat penonton, dan itu harus dengan film berekspresikan budaya yang selaras dengan cita rasa yang dimiliki dan dibanggakan masyarakat. 56 Pemberdayaan masyarakat sering dilakukan secara individu dan kelompok. seperti melalui bimbingan, konseling pendidikan dan pelatihan produksi. Biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran pengetahuan, keterampilan dalam membantu perkembangan perfilman nasional kearah yang lebih baik. Membina penonton adalah menanamkan kecintaan masyarakat penonton atau konsumen pada film Indonesia. Negara-negara yang perfilman nasionalnya bisa kokoh, setidaknya bisa mampu mengimbangi dominasi Hollywood, adalah karena disana memiliki penonton yang mencintai film produksi bangsanya sendiri. 57 Dengan memberikan perhatian serta pembinaan masyarakat, dengan menanamkan kecintaan masyarakat terhadap perfilman yang telah dilakukan oleh sekretariat nasional kine klub Indonesia dapat mendorong masyarakat untuk lebih kritis, cerdas dan membantu industri film agar peredaran film Indonesia tumbuh berkembang dan berkualitas seperti apa yang diharapkan oleh semua masyarakat menjadi bagian dari tugas utama sekretariat nasional kine klub Indonesia. Kegiatan dalam aktivitas SENAKKI kerap dilakukan dengan metode yang sama halnya dakwah Rasullah seperti: 56 Apa kabar sensor film-meijuni 2010 hal.13 57 .Apa kabar sensor film-meijuni 2010 hal.12 1. Pendekatan personal Pendekatan personal ini terjadi dengan cara individual yaitu antara da’i dan mad’u langsung bertatap muka sehinga materi yang disampaikan langsung diterima dan biasanya reraksi yang ditimbulkan oleh mad’u akan langsung diketahui pendekatan semacam ini dilakukan SENAKKI dengan melakukan pendekatan personal kepada angota-anggotanya. 2. Pendekatan pendidikan Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada kalangan sahabat. Begitu juga pada masa sekarang ini, dapat dilihat pendekatan pendidkan teraplikasi dalam lembaga-lembaga termasuk SENAKKI. 3. Pendekatan diskusi Pendekatan diskusi pada saa ini sering dilakukan lewat berbagai diskusi, da’i sebagai narasumber sedangkan mad’u berperan sebagai audien. Kegiatan semacam ini dapat dilakukan di berbagai kine klub. 4. Pendekatan penawaran Cara ini dilakukan Nabi dengan memakai metode yang tepat tanpa paksaan sehingga mad’u neresponnya tanpa tekanan. Untuk menjadi anggota ataupun perserta dalam kegiatan SENAKKI tanpa paksaan. 5. Pendekatan misi Dapat di pahami untuk saat ini, ada banyak organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah mengirimkan da’i mereka tersebar luas kedaerah- daerah diluar tempat domisili. Angota SENAKKI ersebar luas ke wilayah Indonesia dan berjalan sesuai dengan membawa misi yang ada dalam organisasi. Amar ma’ruf nahi munkar, begitu juga yang dilakukan SENAKKI. Pembinaan penonton untuk lebih kritis dalam menentukan film yang baik. karena sebagai sarana komunikasi massa film sangatlah bergantung pada publik yang menerimanya. Baik dan buruknya film sudah diatur dalam kode etik perfilman yang dibuat oleh DFN dengan kriteria diantaranya, adanya nilai ketuhanan, larangan mengadu domba antar umat beragama dan suku, terdapat nilai kemanusiaan, mengandung unsur social budaya. 58

B. Aktivitas Progam Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia dalam