Sifat Anti-Alergi Air Susu Ibu Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian dermatitis atopik

rendah. Selain daripada itu sel T juga menghasilkan interferon. Populasi Sel B di dalam ASI, primer berasal dari sel-sel pada dinding usus dan mukosa lain dari ibu, terbukti bahwa prekursor dari sel B ini ditemukan di dalam sel mesenterium, antibodi yang terbentuk terutama adalah SIgA. c. Immunoglobulin Semua macam immunoglobulin dapat ditemukan di dalam ASI. Dengan teknik-teknik yang baru seperti immunoelectrophoresis, radioimmune assay, elisa dan sebagainya dapat diidentifikasikan lebih dari 30 macam immunoglobulin. Immunoglobulin terpenting dan terbanyak di dalam darah manusia adalah immunoglobulin G, kadar IgA hanya seperlima daripada kadar IgG. Sebaliknya di dalam ASI immunoglobulin A merupakan immunoglobulin terpenting, tidak saja karena konsentrasinya yang tinggi, juga karena aktivitas biologiknya. SIgA yang palin dominan, 90 daripada seluruh kadar immunoglobulin di dalam kolostrum maupun ASI matur. Fungsi utama SIgA ialah mencegah melekatnya kuman-kuman patogen pada didinding mukosa usus halus SIgA diduga dapat menghambat proliferasi kuman-kuma tersebut di dalam usus, meskipun tidak dapat membunuhnya. Immunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif terhadap bakteri dan virus terutama IgA dan bila bergabung dengan komplemen dan lisozim merupakan antibakterial yang langsung terhadap E. coli . Faktor lisozim dan komplemen ini adalah suatu antibakterial nonspesifik yang mengatur pertumbuhan flora usus Soetjiningsih, 1997

2.2.4 Sifat Anti-Alergi Air Susu Ibu

Penyakit alergi seperti eksema infantil atopic dermatitis banyak dijumpai di negara-negara Barat pada bayi dan anak-anak dibawah umur 2 tahun. Di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya angka kejadian alergi ini belum diketahui, mungkin tertutup oleh angka kejadian penyakit- Universitas Sumatera Utara penyakit infeksi yang masih tinggi prevalensinya. Tidak diragukan lagi bahwa banyak faktor yang dapat terlihat pada bayi dan anak yang alergi terhadap makanan. Protein susu sapi adalah yang paling utama, 23 daripada kasus-kasus alergi pada bayi berumur 1-2 bulan. Beberapa puluh tahun yang lalu dilaporkan bahwa kemungkinan terjadinya eksema infantil di Amerika Serikat karena susu sapi tujuh kali lebih sering dibandingkan pada bayi-bayi yang mendapat ASI. Dengan memproses susu sapi secara modern denaturasi maka kejadian alergi ini menurun tetapi tidak hilang sama sekali. Ternyata komponen protein susu sapi yang dapat menyebabkan gejala-gejala alergi tersebut adalah kasein 60, alfa laktabumin 53, beta laktaglobulin 62 dan serum albumin sapi 52. Gejala-gejala alergi bisa satu macam atau lebih, demikian juga penyebabnya dapat salah satu komponen atau lebih. Keterlibatan alfa- laktoglobulin dan serum albumin sapi sangat nyata dan kedua faktor tidak ditemukan di dalam ASI. Protei n sebagai antigen bersifat “species-specific”, berarti protein ASI bersifat non-alergenik Soetjiningsih, 1997

2.2.5 Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian dermatitis atopik

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Banyak kandungan gizi yang terdapat pada ASI. Oleh karena itu, banyak manfaat yang dapat diterima bila bayi mendapatkan asi eksklusif. Beberapa penelitian mengatakan salah satu manfaat dari pemberian ASI Ekslusif adalah pencegahan pada kejadian dermatitis atopik. Menurut Kalliomaki ada 2 teori tentang mekanisme ASI dalam mencegah dermatitis atopik, yaitu toleransi oral dan penundaan sensitisasi dini. Berbagai antigen makanan ditemukan dalam ASI, berkaitan dengan diet ibu. Antigen dalam jumlah kecil ini berikatan dengan antibodi spesifik dari ASI, menimbulkan efek protektif dengan cara menginduksi reaksi yang toleran terhadap antigen tersebut, yang disebut dengan toleransi oral. Penundaan sensitisasi dini terjadi melalui adanya SIgA di mukosa usus bayi Universitas Sumatera Utara yang menghalangi masuknya antigen ke mukosa, dan secara tidak langsung terjadi pada pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan Kalliomaki, 2001 Seperti yang telah dijelaskan diatas, SIgA menghalangi antigen masuk ke tubuh bayi. Selain daripada itu, SIgA yang ada pada ASI juga berkhasiat untuk mencegah absorpsi protein-protein asing dalam keadaan di mana SIgA pada bayi belum terbentuk. SIgA belum diproduksi pada umur minggu-minggu pertama. Pemberian ASI pada minggu-minggu pertama itu sangat bermanfaat untuk bayi. Oleh karena itulah, Pemberian ASI eksklusif dapat mempengaruhi kejadian dermatitis atopik dan menjadi faktor protektif pada dermatitis atopik. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Variabel independen Variabel Dependen Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Judul Penelitian : Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Dermatitis Atopik pada anak Playgroup dan TK di Happy Holy Kids a. Definisi Operasional : Pemberian ASI eksklusif merupakan suatu tindakan pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain dalam jangka waktu 6 bulan. Cara ukur :Wawancara Alat ukur : Kuesioner Hasil Pengukuran: 1. Ya, apabila bayi diberikan ASI saja selama 6 bulan 2. Tidak, apabila bayi tidak diberikan ASI saja selama 6 bulan Skala Pengukuran : Nominal b. Definisi Operasional : Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang khas, bersifat kronis yang ditandai dengan timbul eksim, kulit kering, terasa gatal dan dapat berupa papula, erosi atupun ekskoriasi. Cara ukur :Wawancara Kejadian Dermatitis Atopik pada Anak Playgroup dan TK Pemberian ASI Eksklusif Universitas Sumatera Utara