28
binatang dapat menjadi alternatif untuk mengurangi tekanan yang berlebih yang dialami di kantor. Bermain dengan binatang peliharaan dikatakan dapat
memberikan perasaan nyaman dan tenang ketika sedang stres di dalam pekerjaan. Hal ini bertepatan dengan masyarakat Jepang yang dikenal sebagai masyarakat
yang memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Di posisi ketiga dengan persentase 29,4 beralasan dikarenakan binatang
peliharaan tersebut adalah pemberian dari orang lain. Sedangkan dengan persentase 14,9 responden menjawab alasan mereka memiliki binatang
peliharaan adalah untuk belajar membesarkan anak. Dengan persentase sebesar 5,6 responden memberikan alasan karena dengan memelihara binatang dapat
mengurangi rasa sepi di rumah sehingga keadaan rumah menjadi ramai. Selain alasan memelihara binatang peliharaan tersebut, penulis membagi
faktor-faktor berkembangnya fenomena pet boom menjadi dua, yaitu kegemaran kaum muda terhadap binatang peliharaan dan kegemaran lansia terhadap binatang
peliharaan.
3.1.1 Kegemaran Kaum Muda Terhadap Binatang Peliharaan di Jepang
Untuk mengurangi rasa sepi setelah pulang dari sekolah atau pun kantor, banyak anak muda di Jepang memilih untuk memelihara binatang peliharaan.
Binatang yang paling banyak dipelihara adalah anjing dan kucing. Kehadiran binatang peliharaan dalam kehidupan mereka memiliki nilai tersendiri. Nilai
tersebut dapat berupa nilai saling setia dan nilai persahabatan.
Binatang anjing merupakan binatang yang dikenal secara luas sebagai binatang yang setia pada pemiliknya. Kesetiaan anjing ini dapat dilihat dari cerita
29
Hachiko Monogatari. Hachiko Monogatari menceritakan seekor anjing yang setia menunggu majikannya hingga bertahun-tahun di depan stasiun kereta api Shibuya,
meskipun ternyata sang majikan telah meninggal Hachiko tetap menunggu hingga akhir hidupnya. Kesetiaan Hachiko membuat dirinya dikenal diseluruh Jepang
maupun dunia. Patung anjing Hachiko pun menjadi landmark dan meeting point
terkenal di Shibuya.
Selain nilai kesetiaan, binatang peliharaan juga dapat memberikan nilai persahabatan yaitu dengan menjadikan binatang peliharaan tersebut sebagai teman.
Pada saat ini, tidak heran apabila melakukan perjalanan di luar rumah, sering dijumpai pasangan atau kaum muda Jepang yang berjalan bersama binatang
peliharaan mereka. Hal ini membuktikan bahwa binatang peliharaan tersebut telah menjadi sahabat bagi sebagian kaum muda di Jepang yang pada saat ini sebagian
dari mereka hidup dalam keadaan sepi di rumah karena ditinggal oleh kedua orang tuanya sibuk bekerja. Selain itu, banyak dari kaum muda di Jepang yang sudah
bekerja juga memelihara binatang, karena dengan kehadiran binatang peliharaan dapat mennghilangkan rasa lelah setelah seharian bekerja dengan bermain
bersama binatang peliharaan. Kaum muda ini senang membawa binatang peliharaannya jalan-jalan di taman atau pun pergi berbelanja ke supermarket.
3.1.2 Kegemaran Lansia Terhadap Binatang Peliharaan di Jepang
Memasuki masa tua, para lansia banyak yang kurang mendapatkan perhatian dan kurangnya komunikasi dengan keluarga karena anak selalu disibukkan dengan
pekerjaan sendiri. Banyaknya jumlah lansia yang hidup sendiri juga merupakan salah satu pendorong berkembangnya fenomena pet boom di Jepang.
Berkurangnya hubungan sosial antar individu dalam sebuah keluarga, seseorang
30
akan memilih untuk memelihara binatang peliharaan sebagai teman di rumah. Binatang tersebut tidak menggantikan sosok keluarga sepenuhnya, tetapi dapat
menjadi teman bermain serta dapat membantu menjalani kehidupan sehari-hari bagi seorang lansia. Karena dengan sifat binatang peliharaan yang dikenal setia
dan menjaga tuannya dapat menimbulkan rasa nyaman bagi pemiliknya. Hubungan keluarga yang merenggang dan menyebabkan hubungan sosial
yang tidak intim membuat seseorang kekurangan social companionship. Kebutuhan manusia akan social companionship menjadi alasan lain mengapa
seseorang memelihara binatang sebagai teman hidupnya. Walaupun memiliki binatang peliharaan sebagai teman dalam hubungan social companionship
menjadi sebuah pilihan yang tepat karena meskipun tidak berkomunikasi secara aktif, namun keberadaan binatang tersebut dapat memberikan rasa ‘tidak sendiri’.
Masahiro Yamada, memberikan alasan berkembangnya tren memelihara binatang peliharaan adalah karena
to the human longing to be needed, a longing ironically undermined by society’s greatesr triuphs – freedom and independence. Independence breeds indifference, which is
contagious. Only our pets need and love us unconditionally”. Terjemahan: untuk memenuhi kerinduan manusia, ironisnya keinginan masyarakat dirusak
oleh kemenangan terbesar – kebebasan dan kemerdekaan. Kemerdekaan melahirkan ketidakpedulian yang menular. Hanya binatang peliharaan kita yang membutuhkan dan
mencintai kita tanpa syarat.
Perkembangan globalisasi yang semakin maju menjadikan masing-masing individu semakin bebas dan merdeka untuk menentukan pilihan hidupnya.
Tentunya dengan persaingan hidup yang semakin kuat, masing-masing individu
31
menjadi lebih fokus pada tujuan hidupnya dan secara disengaja ataupun tidak menimbulkan ketidakpedulian kepada individu dan makhluk hidup lain.
Tak hanya dari perkembangan globalisasi, kebebasan individu dan rasa individualisme seseorang akan lebih kuat dengan renggangnya hubungan sosial
dalam keluarganya. Kesibukan masing-masing individu dalam keluarga menimbulkan ketidakacuhan akan anggota keluarga yang lain, terutama dengan
minimnya interaksi diantara anggota keluarga. Adanya keadaan tersebut menjadikan seseorang memilih untuk memelihara
binatang peliharaan. Karena, seperti yang dikatakan Masahiro Yamada, binatang memberikan cinta tanpa syarat. Binatang juga dapat menerima keadaan manusia
apa adanya. Sehingga seseorang akan lebih memilih untuk memelihara binatang sebagai teman. Dengan memelihara seekor binatang, seseorang memilki social
companionship dan hubugan sosial yang menjadikan hidupnya tidak kosong. Selain itu, binatang peliharaan dapat menjadi salah satu tujuan hidup dari sang
pemilik binatang peliharaan tersebut. Seperti salah satu manfaat yang telah dijelaskan sebelumnya adanya binatang peliharaan membuat seseorang memiliki
tujuan hidup dan tentunya menambah kegiatan sang pemilik binatang peliharaan. Dengan demikian, rasa kosong dan kesendirian seseorang akan tersingkirkan dan
berkurang dengan adanya kegiatan dan teman dalam hidupnya. Terdapat berita dalam koran-koran Jepang, mengenai pernyataan beberapa
lansia akan kepemilikan binatang dalam kehidupan mereka. Huzikura Hatsuko 66 tahun
我が家を明るくしてくれる2匹と、これからも楽しく生活したいと 思います。
32 Mulai sekarang saya ingin hidup dengan senang dengan adanya dua anjing saya
yang menghidupkan suasana di rumah saya.
Lelaki yang memiliki anjing – Anonim 87 tahun
触っていたら感触を思い出した。心がなごむね。 Jika mengingat rasa sentuhan anjing. Hati terasa tenang.
Sakamoto Masako 64 tahun
犬は大切なパートナーで、心のよりどころ。こんなことを言うと、だんな さんが焼きもちをやくかもしれないけれどね。
Anjing adalah partner yang penting, sebagai inspirasi. Dikatakan seperti itu, suami saya terbakar rasa cemburu.
Pada pernyataan pertama di atas membuktikan bahwa dengan adanya anjing di rumahnnya, ia berharap hidupnya menjadi semakin menyenangkan dan dapat
merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidupnya. Ketika berinteraksi dengan anjing timbul rasa senang dan aman dalam diri lansia, yang dapat kita ketahui dari
pernyataan kedua. Pada pernyataan terakhir, anjing bagi pemiliknya merupakan inspirasi dan semangat hidupnya.
Pernyataan-pernyataan lansia yang berinteraksi dengan anjing di atas menunjukkan bahwa interaksi antar lansia dan binatang peliharaan merupakan
hubungan sosial yang penting. Dapat dikatakan penting karena dari pernyataan- pernyataan tersbut terlihat perasaan penyuka dan pemelihara anjing lebih senang,
tenang, dan semangat dalam menjalani hidup dengan keberadaan binatang peliharaan dalam kehidupan sehari-harinya.
33
3.2 Peran Binatang Peliharaan di Keluarga Jepang