17
cara yakni: 1. Zat - zat penekan peristaltik sehingga memberikan banyak waktu untuk
resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus: candu dan alkaloidnya, derivat - derivat petidin difenoksilat dan loperamid, dan antikolinergika
atropin, ekstrak belladona. 2. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak
tanin dan tanalbumin, garam - garam bismut dan aluminium. 3. Adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang permukaannya dapat
menyerap adsorpsi zat - zat beracun toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau yang berasal dari makanan udang, ikan.
4. Spasmolitika, yakni zat - zat yang dapat melepaskan kejang - kejang otot yang mengakibatkan nyeri perut pada diare, antara lain papaverin, dan
oksifenonium Tan dan Rahadja, 2007.
2.5 Loperamid Hidrokloridum
Loperamid merupakan derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang 2 - 3 kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap SSP, sehingga tidak
mengakibatkan ketergantungan. Zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi - sekresi dari sel - sel mukosa, yaitu memulihkan sel - sel yang berada
dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali Tan dan Rahardja, 2007.
Loperamid memperlambat motilitas saluran cerna melalui efek pada otot sirkular dan longitudinal usus. Efek samping yang paling umum
ditimbulkan adalah kram abdomen. Dosis lazim 4 - 8 mg per hari, dosis
Universitas Sumatera Utara
18
hariannya tidak boleh melebihi 16 mg Goodman dan Gilman’s, 2012.
2.6 Metode - Metode Pengujian Antidiare
Aktivitas antidiare ditujukan terbatas pada aktivitas obat yang dapat memperlambat peristaltik usus, sehingga mengurangi frekuensi defekasi dan
memperbaiki konsistensi feses. Ada dua metode uji yang bisa digunakan, yaitu metode intestinal transit dan metode proteksi terhadap diare yang disebabkan
oleh oleum ricini. a.
Metode intestinal transit Metode intestinal transit dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
obat antidiare, laksansia, antispasmodik, berdasarkan pengaruhnya pada rasio jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap
panjang usus keseluruhan pada hewan percobaan mencit dan tikus. Obat antidiare akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan obat
antispasmodik akan memperbesar rasio ini dibandingkan rasio hewan tanpa perlakuan. Sampel, penginduksi diare dan norit diberikan pada hewan uji.
Kemudian dalam rentang waktu tertentu hewan dikorbankan, diukur panjang usus keseluruhan. Hitung persen lintasan norit dengan cara membandingkan
panjang lintasan norit dengan panjang usus. Jika persen yang didapat lebih kecil dari kontrol bahwa dapat disimpulkan sampel uji memiliki efek antidiare
KKIPM, 1993. b.
Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini Kandungan utama dari oleum ricini, yakni trigliserida dari asam
risinoleat akan mengalami hidrolisis di dalam usus halus oleh lipase pankreas
Universitas Sumatera Utara
19
menjadi gliserida dan asam risinoleat. Sehingga surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorpsi cairan dan elektrolit serta menstimulasi peristaltik
usus, sehingga berkhasiat sebagai laksansia berdasarkan kerja ini. Obat yang berkhasiat antidiare akan melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare
yang diinduksi dengan oleum ricini tersebut KKIPM, 1993.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Penelitian meliputi pengambilan dan pengolahan bahan tumbuhan, identifikasi
tumbuhan, karakteristik simplisia, skrining fitokimia simplisia, pembuatan ekstrak dengan cara maserasi, skrining fitokimia ekstrak, penyiapan hewan
percobaan dan pengujian efek antidiare ekstrak etanol umbi sarang semut diberikan secara oral pada hewan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis
secara ANAVA analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji beda rata - rata Duncan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service
Solution versi 17. 3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat - alat
Alat - alat yang digunakan terdiri dari: alat - alat gelas laboratorium, pisau, talenan, lemari pengering, blender Philip, oven Memmert, neraca
listrik Mettler Toledo, mikroskop Olympus, ayakan, kaca objek, pipet tetes, neraca hewan Presica Geniweigher GW - 1500, rotary evaporator Heidolph
WB 2000, krus porselin, spuit, oral sonde, lumpang dan stamfer, waterbath, freeze dryer Edward, aluminium foil, kertas saring, spatula, seperangkat alat
bedah hewan, meja bedah, kandang tikus.
3.1.2 Bahan - bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah umbi
Universitas Sumatera Utara