Mulut Faring Esofagus Lambung Usus halus Usus besar

12 2. Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 3. Digesti, adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50°C. 4. Infus, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 - 98°C selama waktu tertentu 15 - 20 menit. 5. Dekok, adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.

2.3 Uraian Farmakologi

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan dipersiapkan untuk diserap oleh tubuh melalui proses pencernaan pengunyahan, penelanan dan pencampuran dengan enzim dan zat cair mulai dari mulut oris sampai anus Syaifuddin, 2006. Saluran pencernaan terdiri dari:

2.3.1 Mulut

Mulut merupakan jalan masuk yang dilalui makanan pertama kali pada sistem pencernaan. Rongga mulut dilengkapi dengan alat pencernaan gigi dan lidah serta kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan Tarwoto dkk., 2009. Universitas Sumatera Utara 13

2.3.2 Faring

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan esofagus. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil amandel yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit yang merupakan pertahanan tubuh terhadap infeksi Tarwoto dkk., 2009.

2.3.3 Esofagus

Esofagus merupakan bagian saluran pencernaan sepanjang ± 25 cm dan berdiameter 2 cm. Esofagus berbentuk seperti tabung berotot yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Fungsi esofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esofagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung Tarwoto dkk., 2009.

2.3.4 Lambung

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak. Fungsi lambung adalah menerima makanan dari esofagus dan bekerja sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah lambung Handoyo, 2008.

2.3.5 Usus halus

Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya sekitar 3 m dengan lebar 2,5 cm, walaupun tiap orang memiliki ukuran yang berbeda - beda, dan merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan Syaifuddin, 2006. Universitas Sumatera Utara 14 Usus halus sering disebut dengan usus kecil karena ukuran diameternya lebih kecil jika dibandingkan dengan usus besar. Usus halus ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum disebut usus 12 jari panjangnya ± 25 cm, jejunum panjangnya ± 2,5 m, serta ileum panjangnya ± 3,6 m Tarwoto dkk., 2009. Fungsi dari usus halus adalah menerima zat - zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler - kapiler darah dan saluran - saluran limfe, menyerap protein dalam bentuk asam amino, serta karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida Syaifuddin, 2006.

2.3.6 Usus besar

Panjang usus besar ± 180 cm dan terdiri atas sekum, apendiks, kolon, rektum, dan anus. Bahan makanan masuk dalam sekum masih setengah cair, kemudian dalam kolon menjadi setengah padat. Fungsi usus besar adalah absorpsi cairan, mensekresi mukus lendir, dan berfungsi sebagai pelumas. Pelumasan ini penting karena cairan diabsorpsi dan feses menjadi lebih keras sehingga kemungkinan merusak mukosa menjadi lebih besar Tambayong, 2001.

2.4 Definisi Diare

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia Tuberosa Jack. Var Versteegii.)

3 49 77

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

2 67 86

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 18 64

Cover Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 15

Abstract Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 2

Chapter I Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 6

Chapter II Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 13

Reference Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 4

Appendix Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 1

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa Jack. var versteegii) SKRIPSI

0 0 15