Strategi Dasar dan Operasional PUAP Prosedur Penyaluran BLM PUAP

D. Pola Dasar PUAP

Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif petani skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin. Komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP adalah keberadaan Gapoktan, keberadaan penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani, pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan, dan penyaluran BLM kepada petani pemilik dan atau penggarap, buruh tani dan rumah tangga tani Departemen Pertanian, 2011.

E. Strategi Dasar dan Operasional PUAP

Strategi Dasar dan Operasional PUAP adalah: 1. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP, rekrutmen dan pelatihan bagi PMT, pelatihan bagi pengurus Gapoktan, dan pendampingan bagi petani oleh penyuluh pendamping; 2. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin dan tertinggal dilaksanakan melalui identifikasi potensi desa, penentuan usaha agribisnis budidaya dan hilir unggulan, dan penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis unggulan; 3. Penguatan modal bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin kepada sumber permodalan dilaksanakan melalui penyaluran BLM PUAP kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan, fasilitasi pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan lainnya; Universitas Sumatera Utara 4. Pandampingan Gapoktan dilaksanakan melalui penempatan dan penugasan Penyuluh Pendamping di setiap Gapoktan, dan penempatan dan penugasan PMT di setiap kabupatenkota. Departemen Pertanian, 2011.

F. Prosedur Penyaluran BLM PUAP

Prosedur penyaluran BLM PUAP yaitu sebagai berikut: 1. Kuasa pengguna anggaran pusat pembiayaan pertanian melakukan proses penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang ditetapkan; 2. Penyaluran BLM PUAP dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung ke rekening Gapoktan; 3. Surat perintah membayar diajukan ke kantor pelayanan perbendaharaan negara KPPN Jakarta dengan lampiran: • Ringkasan keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan Gapoktan; • Rekapitulasi dokumen dari tim pembina PUAP provinsi; • Kwitansi yang sudah ditandatangani ketua Gapoktan dan diketahui atau disetujui oleh tim teknis kabupaten atau kota dengan materai Rp 6.000. Departemen Pertanian, 2011. Landasan Teori Anggota masyarakat bukan merupakan objek pembangunan. Anggota masyarakat perdesaan sebagian besar terdiri dari petani yang sebagian besar dari padanya merupakan petani kecil dan bahkan sebagai buruh tani. Kedudukan Universitas Sumatera Utara petani yang lemah ini harus dirubah menjadi kuat, maju dan mandiri, sehingga peranannya dalam pembangunan menjadi subjek pembangunan. Bertambah pentingnya kedudukan anggota masyarakat tersebut dapat diartikan pula bahwa anggota masyarakat diajak untuk untuk berperan secara lebih aktif dan didorong untuk berpartisipasi, namun pemerintah tetap perlu dilibatkan Adisasmita, 2006. Mikkelsen dalam Usman 2008, mengemukakan bahwa pembangunan menjadi positif apabila ada partisipasi masyarakat dan sebaliknya kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti adanya penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara eksternal terhadap pemerintah atau pelaksana program. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata Murtiyanto, 2011. Menurut Umboh dalam Irawaty 2009, pembangunan masyarakat desa merupakan gerakan pembangunan yang didasarkan atas peran serta dan swadaya gotong-royong masyarakat. Atas dasar hal tersebut maka kesadaran, peran serta dan swadaya masyarakat perlu ditingkatkan agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan dirasakan sebagai suatu kewajiban bersama. Dengan pastisipasi dan peran serta di sini bukan berarti masyarakat itu hanya berfungsi Universitas Sumatera Utara untuk memberikan dukungan dan keikutsertaan dalam proses pembangunan atau ikut berpartisipasi secara aktif sense of participation, tetapi juga menikmati hasil-hasil pembangunan itu sendiri. Dengan demikian akan tercipta rasa memiliki sense of belonging dan rasa tanggung jawab sense of responsibility dalam proses pembangunan menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Partisipasi berarti keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. Menurut Jnabrabota Bhattacharyya dalam Ndraha 1987 mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Partisipasi masyarakat yang idealnya terjadi apabila masyarakat memang mau secara sukarela mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan mendukung suatu kegiatan memang berkembang dari masyarakat di tingkat bawah sampai pada proses pengambilan keputusan. Partisipasi menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak, juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berarti kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat termasuk dalam berpartisipasi. Secara harafiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat didefinisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan. Partisipasi menurut Fithriadi,dkk adalah pokok utama dalam pendekatan pembangunan yang terpusat pada masyarakat dan berkesinambungan serta merupakan proses interaktif yang Universitas Sumatera Utara berlanjut. Prinsip dalam partisipasi adalah melibatkan atau peran serta masyarakat secara langsung dan hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian sejak dari awal, proses dan perumusan hasil Ginting, 2011. Menurut Davis 2005 yang dikutip oleh Stepan 2011, ada tiga unsur penting partisipasi, yaitu: 1. Bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, tidak hanya semata-mata keterlibatan secara jasmaniah; 2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok; 3. Unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota kelompok tani. Bentuk partisipasi yaitu : 1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan; 2. Partisipasi waktu adalah partisipasi dalam hal memberikan waktunya untuk menghadiri suatu kegiatan. 3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program; 4. Partisipasi ide lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat. Murtiyanto, 2011. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur skala partisipasi masyarakat dapat diketahui dari kriteria penilaian tingkat partisipasi untuk setiap individu anggota kelompok yang dikemukakan oleh Chapin dalam Surotinijo 2009 yaitu: 1. Keanggotaan dalam organisasi atau lembaga tersebut; 2. Frekuensi kehadiran attendence dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan; 3. Sumbanganiuran yang diberikan; 4. Keanggotaan dalam kepengurusan; 5. Kegiatan yang diikuti dalam tahap program yang direncanakan; 6. Keaktifan dalam diskusi pada setiap pertemuan yang diadakan. Menurut Slamet dalam Kusumaningtyas 2003, tumbuh kembangnnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi; 2. Adanya kemauan untuk berpartisipasi; 3. Adanya kemampuan untuk berpartisipasi. Masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika: 1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan; 2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan; 3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat; 4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat. Ndraha 1987 Universitas Sumatera Utara Hernanto dalam Iwan 2010 mengemukakan bahwa partisipasi terhadap kegiatan yang dijalankan dalam sebuah program dipengaruhi oleh karateristik sosial ekonomi. Karakteristik sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi yang berasal dari petani itu sendiri. Karateristik sosial ekonomi tersebut meliput i: 1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahataninya yaitu dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada. Mardikanto dalam Iwan 2010 menerangkan, pendidikan merupakan proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. 2. Luas lahan Menurut Kuswardhani 1998 yang dikuti oleh Iwan 2010, Luas lahan akan menentukan partisipasi petani terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk mengolah lahan. 3. Pengalaman Bertani Menurut Soekartawi 1999, pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula atau petani baru. Petani yang sudah lama berusaha tani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula dengan penerapan teknologi. Universitas Sumatera Utara 4. Umur Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima yang baru. Menurut Ajiswarman dalam Rona 1999, orang yang masuk pada golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai yang lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Orang yang berusia lebih tua mempunyai partisipasi yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang berusia muda. 5. Frekuensi mengikuti penyuluhan Menurut Soekartawi 1999, agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan menemukan cara mengubah struktur atas situasi yang menghalangi untuk mencapai mencapai tujuan tersebut. Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan penyuluhan pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. 6. Jumlah tanggungan Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani Soekartawi, 1999. Kerangka Pemikiran PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri yang melakukan penyaluran bantuan modal usaha dalam upaya menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran, yang diwujudkan dengan penerapan pola bentuk fasilitas bantuan penguatan modal usaha untuk petani Universitas Sumatera Utara anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Dana tersebut disalurkan melalui Gapoktan kepada kelompok tani dan diteruskan ke petani yang membutuhkannya. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya tidak terlepas dari adanya partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang telah direncanakan. Partisipasi petani pada program pengembangan usaha agribisnis perdesaan PUAP diharapkan dapat mendorong terwujudnya tujuan diadakannya program. Namun dalam pelaksanaannya partisipasi petani dalam mengikuti setiap kegiatan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Karakteristik yang mempengaruhi petani dalam berpartisipasi adalah karakteristik sosial ekonomi yaitu meliputi pendidikan, luas lahan, status kanggotaan, lama berusaha tani, umur dan frekuensi mengikuti penyuluhan. Partisipasi tersebut akan mendorong beberapa aspek yang perlu ditingkatkan yaitu tingkat partisipasi dalam program PUAP serta hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan pelaksanaan program PUAP. Dalam pelaksanaan program tersebut, terdapat masalah yang dihadapi di daerah penelitian. Dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Keterangan: = Menyatakan Proses = Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Petani Dalam Program Usaha Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP Petani Partisipasi Petani dalam Program Masalah Tingkat Partisipasi Cukup Tinggi Rendah Tinggi Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP: 1. Tingkat Pendidikan 2. Umur 3. Pengalaman bertani 4. Jumlah tanggungan 5. Luas lahan 6 Frekuensi mengikuti PUAP Gapoktan I Gapoktan II Kelompok Tani Kelompok Tani Petani Sangat Tinggi Sangat Rendah Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah: 1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam program PUAP di daerah penelitian adalah tinggi. 2. Terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan, dan frekuensi mengikuti penyuluhan pertemuan dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang dipilih karena kabupaten ini merupakan kabupaten penerima PUAP nomor dua terbesar di Sumatera Utara. Tabel 1. KabupatenKota Penerima BLM PUAP di Sumatera Utara, 2009 No KabupatenKota Jumlah DesaGapoktan SK Tahap I Jumlah DesaGapoktan SK Tahap II Jumlah DesaGapoktan SK Tahap III Jumlah DesaGapoktan SK Tahap IV Jumlah DesaGapoktan SK Tahap V Jumlah 1 Asahan 3 7 1 10 7 28 2 Batubara 3 4 2 5 3 17 3 Binjai 2 4 1 7 4 Dairi 8 4 1 13 5 Deli Serdang 3 41 14 58 6 Humbang Hasundutan 4 5 7 1 17 7 Karo 11 5 16 8 Kota Medan 4 3 1 1 9 9 Kota Padang sidimpuan 5 1 6 10 Kota Pematang Siantar 2 5 2 1 10 11 Kota Tanjung Balai 1 1 2 12 Kota Tebing Tinggi 3 3 13 Labuhan Batu 17 2 19 14 Labuhan Batu Selatan 3 6 1 10 15 Labuhan Batu Utara 9 2 1 12 16 Langkat 1 1 17 Mandailing Natal 12 3 1 16 18 Nias 4 2 2 1 9 19 Nias Selatan 11 3 1 15 20 Padang Lawas 14 1 15 21 Padang Lawas Utara 10 3 13 22 Pakpak Bharat 2 2 23 Samosir 8 5 3 16 24 Serdang Bedagai 3 42 6 51 25 Simalungun 5 9 37 9 3 63 26 Tapanuli Selatan 8 2 2 1 13 27 Tapanuli Tengah 6 2 7 15 28 Tapanuli Utara 10 4 2 1 17 29 Samosir 8 1 5 1 15 Jumlah 21 250 76 109 32 488 Sumber: BPTP Sumatera Utara, 2011 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten dengan jumlah desagapoktan penerima dana PUAP terbanyak kedua setelah Kabupaten Simalungun. Selain itu, jumlah desagapoktan yang bermasalah paling banyak terdapat di kabupaten ini dibandingkan dengan kabupaten lain. Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, pada tahun 2009 terdapat sembilan kecamatan yang memperoleh bantuan dana program PUAP. Adapun jumlah desagapoktan penerima dana PUAP sebanyak 24 desagapoktan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Desa Penerima BLM PUAP di Kabupaten Deli Serdang, 2009 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2011 No Kecamatan Nama Desa Nama Gapoktan Perkembangan Total Dana 1 Pantai Labu Bagan Serdang Bagan Sejahtera 6.000.000 106.000.000 2 Beringin Serdang Maju Tani 3.500.000 103.500.000 Sidourip Sri Abdi Tani 10.000.000 110.000.000 Tumpatan Tumpatan Bersatu 3.500.000 103.500.000 Pasar V Kebun Kelapa Serasi 2.000.000 102.000.000 3 Sibolangit Batu Mbelin Harapan Kita - - Bingkawan Bingkawan Simalem 4.480.000 104.480.000 Buah Nabar Sri Rejeki 17.000.000 117.000.000 4 Labuhan Deli Karang Gading Tunas Baru 4.000.000 104.000.000 Pematang Johar Johar Mulia Tani 3.000.000 103.000.000 5 Batang Kuis Mesjid Bersama 7.796.200 107.796.200 Tumpatan Nibung Lestari 3.500.000 103.500.000 6 Hamparan Perak Desa Lama Sepakat Tani 25.000.000 125.000.000 Kota Datar Namora 23.000.000 123.000.000 Kota Rantang Sinar Tani 2.500.000 102.500.000 7 STM Hilir Sidguji Maju Bersama 2.000.000 102.000.000 Gunung Rintih Karya Bersama 45.000.000 145.000.000 Penungkiren Aronta 4.000.000 104.000.000 8 Sibiru-biru Mardinding Julu Lorena - - Kuala Dekah Dalin Ersada 6.040.000 106.040.000 Tanjung Sena Mari Ersada 2.000.000 102.000.000 9 Kutalimbaru Suka Makmur Malam Tet 1.200.000 101.200.000 Perpanden Berdikaria 3.500.000 103.500.000 Sei Mencirim Tani Makmur 5.000.000 105.000.000 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 2, lokasi penelitian yang dipilih ada dua desa yakni Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa yang terletak di Kecamatan Beringin. Kecamatan Beringin dipilih berdasarkan hasil rata-rata perkembangan dana PUAP dari sembilan kecamatan. Sedangkan alasan memilih kedua desa ini sebagai daerah penelitian karena terdapat perbedaan jumlah perkembangan dana dimana perkembangan dana di desa Sidourip lebih tinggi dibandingkan dengan perkembangan dana di desa Pasar V kebun Kelapa. Kedua desa ini dipilih berdasarkan hasil rata-rata tertinggi dan terendah dari setiap perkembangan dana PUAP di kecamatan tersebut. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan secara sensus, yang berarti populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah petani penerima PUAP di desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Tabel 3.Jumlah Sampel Petani Penerima PUAP di Desa Mesjid dan Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Desa Gapoktan Sampel Sidourip Gapoktan I 54 Pasar V Kebun Kelapa Gapoktan II 41 Sumber: Penyuluh Pendamping desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar kuisoner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Balai Penyuluhn Universitas Sumatera Utara Pertanian Kec. Beringin, Kantor Kepala Desa Sidourip dan Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa. Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati perkembangan dana PUAP di daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan skoring yaitu berdasarkan 6 enam parameter. Setiap parameter diberi skor 1 untuk sangat rendah, skor 2 untuk rendah, skor 3 untuk sedang, skor 4 untuk tinggi dan skor 5 untuk sangat tinggi. Maka tingkat partisipasi dilihat dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu berada antara 6-30 apabila skor: • 6-10 = Tingkat partisipasi sangat rendah • 11-15 = Tingkat partisipasi rendah • 16-20 = Tingkat partisipasi sedang • 21-25 = Tingkat partisipasi tinggi • 26-30 = Tingkat partisipasi sangat tinggi Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, antara lain: Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Parameter Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP No. Parameter Pernyataan Skor 1. Bentuk partisipasi petani dalam a. Waktu, uang, pikiranide, dan tenaga 5 program PUAP b. Waktu, pikiranide, dan tenaga 4 c. Waktu dan pikiranide 3 d. Waktu 2 e. Tidak ada 1 2. Frekuensi petani dalam a. Selalu ≥4x 5 mengikuti penyuluhan b. Sering 3x 4 pertemuan c. Kadang-kadang 2x 3 d. Jarang 1x 2 e. Tidak pernah 1 3. Keterlibatan petani dalam a. Selalu ≥4x 5 mengingatkan petani lain dalam b. Sering 3x 4 hal membayar pinjaman c. Kadang-kadang 2x 3 d. Jarang 1x 2 e. Tidak pernah 1 4. Membayar iuran wajib a. Selalu 12 bulan 5 b. Sering 9-11 bulan 4 c. Kadang-kadang 5-8 bulan 3 d. Jarang 1-4 bulan 2 e. Tidak pernah 1 5. Keterlibatan petani dalam a. Selalu ≥4x 5 meminjam dana PUAP b. Sering 3x 4 c. Kadang-kadang 2x 3 d. Jarang 1x 2 e. Tidak pernah 1 6. Jumlah pinjaman yang sudah a. 100 5 dibayar petani b. 50 x 100 4 c. 50 3 d. 0 x 50 2 e. 0 belum membayar 1 Total 30 Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati perbandingan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman r s untuk membuktikan adanya keeratan hubungan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasinya dengan rumus: Rumus korelasi Rank Spearman r s adalah Dimana: r s = Koefisien korelasi Rank Spearman d i = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam progrma PUAP. N = Jumlah petani sampel Supriana dan Riantri, 2010. Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana 2009, berikut ini: Tabel 5. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien Korelasi Keterangan 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel antara 0,2 sd 0,4 Hubungan kedua variabel lemah antara 0,4 sd 0,7 Hubungan kedua variabel sedang antara 0,7 sd 0,9 Hubungan kedua variabel kuat antara 0,9 sd 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji z N30 dengan rumus: Universitas Sumatera Utara Dimana: z = nilai z hitung rs = koefisien korelasi spearman n = jumlah sampel penelitian Kriteria pengambilan keputusan adalah: • Z hitung Z tabel = Tolak H berarti ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP. • Z hitung ≤ Z tabel = Tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP. Irianto, 2004 Untuk identifikasi masalah 5, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP di daerah penelitian. Definisi dan Batasan Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai berikut: Definisi 1. Partisipasi adalah peran serta atau keterlibatan petani petani menerima PUAP. 2. Program pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran. Universitas Sumatera Utara 3. Gabungan kelompok tani Gapoktan PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha pertaniannya. 4. Gapoktan I adalah Gapoktan dengan nama Sri Abdi Tani yang berada di Desa Sidourip. 5. Gapoktan II adalah Gapoktan dengan nama Serasi yang berada di Desa Pasar V Kebun Kelapa. 6. Kelompok tani Poktan adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. 7. Bantuan Langsung Masyarakat BLM PUAP adalah dana bantuan sosial untuk petani kelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dala bentuk modal usaha. 8. Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP meliputi pendidikan, luas lahan, lama berusaha tani, jumlah tanggungan, umur, dan frekuensi mengikuti penyuluhan. 9. Tingkat Pendidikan X 1 adalah lama pendidikan yang ditempuh petani penerima PUAP di bangku sekolah tahun. 10. Umur X 2 adalah usia petani penerima PUAP yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai ditanyakan pada saat kuesioner. 11. Pengalaman bertani X 3 adalah lama petani penerima PUAP telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani tahun. Universitas Sumatera Utara 12. Jumlah Tanggungan X 4 adalah banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggunga responden jiwa. 13. Luas lahan padi sawah X 5 adalah keseluruhan lahan yang dimiliki petani penerima PUAP dalam usaha pertanian ha. 14. Frekuensi mengikuti penyuluhan X 6 adalah banyaknya atau rutinitas partisipan dalam mengikuti penyuluhan. Batasan Operasional 1. Lokasi penelitian adalah di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 2. Sampel penelitian adalah petani yang memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan BLM PUAP di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 3. Waktu penelitian adalah tahun 2011. Universitas Sumatera Utara DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian Desa Sidourip Luas dan Letak Geografis Desa Sidourip merupakan salah satu dari 11 sebelas desa yang ada di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa ini mempuyai luas wilayah ± 165 ha, yang terdiri dari: pemukiman seluas 37 ha, pekuburan seluas 0,4 ha, pekarangan 3 ha, sawah tadah hujan 103 ha dan lainnya 21,6 ha. Desa Desa Sidourip Kecamatan Beringin terdiri dari empat dusun yaitu: Dusun I A, Dusun I

B, Dusun 2 A, dan Dusun 2 B.