Pengertian Pengangguran Peramalan Jumlah Pengangguran Di Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2012 Dengan Menggunakan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja 15 sampai 64 tahun yang sedang mencari pekerjaan namun belum mendapatkannnya, dan orang yang tidak sedang mencari kerja. Contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa yang bersekolah, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidakbelum membutuhkan pekerjaan.

2.1.1 Jenis-jenis Pengangguran

Universitas Sumatera Utara Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerja sama dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbullah pengangguran. Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Pengangguran Terbuka Open Unemplyoment Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena belum mendapat pekerjaan tetapi telah berusaha secara maksimal. 2. Pengangguran Terselubung Disguessed Unemployment Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut, hingga jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung biasa juga Universitas Sumatera Utara terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal. Misalkan pada sebuah perusahaan bagian pengepakan barang produksi terdapat 10 orang karyawan untuk mengepak barang tersebut. Padahal sebenarnya dengan 5 orang karyawan sudah cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan. 3. Setengah menganggur Under Unemployment Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada juga yang mengatakan setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya kurang dari 35 jam seminggu. Misalnya seorang buruh bangunan telah menyelesaikan tugasnya mendirikan sebuah bangunan, maka dia akan menganggur sampai ada lagi bangunan yang akan didirikan. Jika dilihat dari penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi : a. Pengangguran Friksional Frictional Unemployment Universitas Sumatera Utara Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran ini muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela. Pengangguran ini juga timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda. Misalnya seseorang yang berhenti dari kerjaan yang lama, dan mencari kerjaan yang baru yang lebih baik. b. Pengangguran Musiman Seasional Unemployment Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur. Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Misalnya, penjual durian berjualan bekerja pada saat musim durian saja, jika tidak musimnya mereka menganggur. Contohnya lainnya petani yang menunggu musim tanam. Cara mengatasi pengangguran musiman : 1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain. Universitas Sumatera Utara 2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu. c. Pengangguran Politis Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK. d. Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Misalnya pengepakan barang yang dulunya dikerjakan manusia sekarang sudah dapat digantikan oleh mesin. e. Pengangguran Struktural Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Pengangguran ini disebabkan oleh : 1. Permintaan berkurang Universitas Sumatera Utara 2. Kemajuan dan penggunaan teknologi 3. Kebijakan pemerintah Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : 1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. 2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat sektor yang kelebihan ketempat sektor ekonomi yang kekurangan. 3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan lowongan kerja yang kosong. 4. Segera mandirikan industri padat karya di daerah yang mengalami pengangguran. f. Pengangguran Siklikal atau siklus atau Konjungtural Penganguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian resesi. Pengangguran siklus ini disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat aggrerat demand. Di suatu perusahaan ketika maju, butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya mulai mengalami kemunduran maka akan terjadi pemecatan tenaga kerjanya. Pengangguran ini dapat diatasi dengan cara : Universitas Sumatera Utara 1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. 2. Meningkatkan daya beli masyarakat. g. Pengangguran Deflatoir Pengangguran deflatoir disebabkan tidak cukup ketersediaan lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja lebih besar dari kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

2.1.2 Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut : 1. Penduduk yang relatif banyak Banyaknya penduduk pada suatu wilayah dapat mengakibatkan pengangguran, jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya penduduk. 2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Angakatan kerja yang tidak mempunyai ketrampilan sulit mendapatkan pekerjaan. 3. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 4. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyedia tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Karena belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia. 5. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu Negara ke Negara lainnya. 6. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. 7. Teknologi yang semakin modern 8. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musiman. 9. Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara. 10. Struktur lapangan kerja tidak seimbang.

2.1.3 Dampak Pengangguran

Universitas Sumatera Utara

a. Terhadap Suatu Negara

Dokumen yang terkait

Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda (Linier Satu Parameter dari Brown) dan Metode Box-Jenkins dalam Meramalkan Curah Hujan di Kota Medan

6 78 78

Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Satu Parameter Terhadap Peramalan Jumlah Guru & Jumlah Murid Sekolah Menengah Atas Tahun 2012-2015 Di Kecamatan Galang

2 29 71

Metode Eksponensial Smoothing Untuk Peramalan Jumlah Air Minum Yang Disalurkan PDAM Tirtanadi Medan Tahun 2014

0 45 75

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial dan ARIMA (Box-Jenkins) sebagai Metode Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

7 55 68

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Peramalan Produksi Karet PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para Tahun 2010 - 2012.

12 69 83

Peramalan Jumlah Air Minum Yang Disalurkan Pdam Tirta Wampu Kabupaten Langkat Tahun 2008-2010 Dengan Metode Pemulusan (Smoothing)Eksponensial Ganda

0 27 67

Aplikasi Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Untuk Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara III Tahun 2010 Dan 2011

0 23 65

Peramalan Banyaknya Jumlah Air Minum Yang Diproduksi Pdam Tirtauli Pematangsiantar Tahun 2008-2010 Dengan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda

1 29 69

Peramalan Banyaknya Jumlah Air Minum Yang Disalurkan Berdasarkan Pelanggan PDAM Tirtanadi Medan Tahun 2009-2010 Dengan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda

0 31 64

Perbandingan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Dua Parameter Dari Holt Dan Metode Box-Jenkins Dalam Meramalkan Hasil Produksi Kernel Kelapa Sawit PT. Eka Dura Indonesia.

5 79 141