BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja 15 sampai 64 tahun yang sedang mencari pekerjaan namun belum mendapatkannnya, dan orang
yang tidak sedang mencari kerja. Contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa yang bersekolah, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidakbelum membutuhkan pekerjaan.
2.1.1 Jenis-jenis Pengangguran
Universitas Sumatera Utara
Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerja sama dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan
kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbullah pengangguran. Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak
optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pengangguran Terbuka Open Unemplyoment
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena belum mendapat
pekerjaan tetapi telah berusaha secara maksimal.
2. Pengangguran Terselubung Disguessed Unemployment
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Pengangguran terselubung juga dapat
terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut, hingga jumlah tertentu tetap
tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung biasa juga
Universitas Sumatera Utara
terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Misalkan pada sebuah perusahaan bagian pengepakan barang produksi terdapat 10 orang karyawan untuk mengepak barang tersebut. Padahal
sebenarnya dengan 5 orang karyawan sudah cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi
kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
3. Setengah menganggur Under Unemployment
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada juga yang mengatakan
setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya kurang dari 35 jam seminggu.
Misalnya seorang buruh bangunan telah menyelesaikan tugasnya mendirikan sebuah bangunan, maka dia akan menganggur sampai ada lagi
bangunan yang akan didirikan. Jika dilihat dari penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pengangguran Friksional Frictional Unemployment
Universitas Sumatera Utara
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran ini muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja
dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela. Pengangguran ini juga timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah
ke daerah lain, dari satu pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
Misalnya seseorang yang berhenti dari kerjaan yang lama, dan mencari kerjaan yang baru yang lebih baik.
b. Pengangguran Musiman Seasional Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
menganggur. Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Misalnya, penjual durian berjualan bekerja pada saat musim durian saja, jika
tidak musimnya mereka menganggur. Contohnya lainnya petani yang menunggu musim tanam.
Cara mengatasi pengangguran musiman : 1.
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan
waktu ketika menunggu musim tertentu.
c. Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran.
Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
d. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Misalnya pengepakan barang yang dulunya dikerjakan manusia sekarang sudah dapat digantikan oleh mesin.
e. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
Pengangguran ini disebabkan oleh : 1.
Permintaan berkurang
Universitas Sumatera Utara
2. Kemajuan dan penggunaan teknologi
3. Kebijakan pemerintah
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : 1.
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. 2.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat sektor yang kelebihan ketempat sektor ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
lowongan kerja yang kosong. 4.
Segera mandirikan industri padat karya di daerah yang mengalami pengangguran.
f. Pengangguran Siklikal atau siklus atau Konjungtural
Penganguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian resesi. Pengangguran siklus ini disebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat aggrerat demand.
Di suatu perusahaan ketika maju, butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya mulai mengalami kemunduran
maka akan terjadi pemecatan tenaga kerjanya. Pengangguran ini dapat diatasi dengan cara :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
2. Meningkatkan daya beli masyarakat.
g. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir disebabkan tidak cukup ketersediaan lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga
kerja lebih besar dari kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
2.1.2 Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut : 1.
Penduduk yang relatif banyak Banyaknya penduduk pada suatu wilayah dapat mengakibatkan pengangguran,
jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya penduduk.
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah.
Angakatan kerja yang tidak mempunyai ketrampilan sulit mendapatkan pekerjaan.
3. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyedia tenaga terdidik tidak
seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Karena belum
tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga
kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
5. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu Negara ke Negara lainnya.
6. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia
kerja. 7.
Teknologi yang semakin modern 8.
Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musiman. 9.
Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara. 10.
Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
2.1.3 Dampak Pengangguran
Universitas Sumatera Utara
a. Terhadap Suatu Negara