2 Seksi Verifikasi Pendapatan mempunyai tugas menyelenggarakan akuntansi
penerimaan kas, Verifikasi bukti transaksi, pencatatan penerimaan kaspendapatan ke dalam buku, pelaporan penerimaan kaspendapatan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBK. 3
Seksi Verifikasi Pembiayaan mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan pencatatan pengikhtisaran, Verifikasi bukti transaksi pengeluaranbelanja,
pencatatan transaksi pengeluaran kasbelanja kedalam buku, pelaporan pengeluaran kasbelanja dalam rangka pertanggung jawaban APBK.
E. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Langsa Tahun 2009
NO SEKSI JUMLAH
1 Kepala DPKA
1 orang 2
Sekretaris 1 orang
3 Bid. Pendapatan
10 orang 4
Bid. Anggaran 10 orang
5 Bid. Aset dan Investasi
10 orang 6
Bid. Akuntansi 10 orang
7 Sub. Bag Keuangan
10 orang 8
Sub. Bag Bina Program Evaluasi dan Pelaporan 10 orang
9 Sub. Bag Umum, Kepegawaian dan
10 orang
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi 10
Sie. Pemeliharaan 5 orang
11 Sie. Retribusi
5 orang 12
Sie. Belanja Pegawai 5 orang
13 Sie. Pajak
5 orang 14
Sie. Akuntansi 10 orang
15 Sie. Inventarisasi
10 orang 16
Sie. Verifikasi Pendapatan 10 orang
17 Sie. Penghapusan
5 orang 18
Sie. Perbendaharaan 5 orang
19 Sie. Pendapatan Lain-Lain
3 orang 20
Sie. Anggaran 5 orang
21 Sie. Verifikasi Pembiayaan
5 orang 22
Bendaharawan Penerimaan 5 orang
23 Bendaharawan Pengeluaran
5 orang JUMLAH PEGAWAI DPKA
155 orang
Universitas Sumatera Utara
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DPKA
KOTA LANGSA
BIDANG AKUNTANSI
DAN VERIFIKASI
BIDANG PENDAPATAN
BIDANG ASET DAN
INVESTASI
SEKSI PAJAK
SEKSI RETRIBUSI
SEKSI PENDAPATAN
LAIN-LAIN
SEKSI PENGHAP
USAN SEKSI
INVENTA RISASI
SEKSI PEMELIH
ARAAN
UPTD BIDANG
ANGGARAN SUB BAG
BINA PROGRAM,
EVALUASI, DAN
PELAPORA N
SUB BAG
KEUA NGAN
SUB BAG UMUM,K
EPEGAW AIAN
DAN DOKUME
NTASI SEKRETARIAT
KEL. JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA DINAS
SEKSI ANGGARAN
SEKSI BELANJA
PEGAWAI
SEKSI PERBENDAHAR
AAN
SEKSI VERIFIKA
SI PENDAPA
TAN SEKSI
AKUNTA NSI
SEKSI VERIFIKA
SI PEMBIAY
AAN
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
A. Pengertian Pajak
Hotel A.1
Definisi Pajak dan Pajak Daerah
Sebelum membahas mengenai gambaran data pajak hotel ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang definisi pajak. Batasan atau definisi pajak
bermacam-macam, untuk lebih jelasnya penulis menguraikan beberapa pendapat para ahli dibidang perpajakan yang beraneka ragam mengenai pajak yang pada hakekatnya
mempunyai tujuan yang sama, antara lain :
1. PJA. Adriani
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi secara
langsung, yang dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran rutin. Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah.
35
Universitas Sumatera Utara
Salah satu jenis pajak daerah adalah pajak kabupatenkota yang terdiri dari : pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, parkir, penerangan jalan, pajak pengambilan
bahan galian golongan C.
A.2 Fungsi Pajak
Pemerintah Daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap ‘menempatkan’ sesuai dengan fungsinya. Fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu : a.
Fungsi Budgeter Pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. b.
Fungsi Reguler Pajak dipergunakan sebagai suatu alat mengatur atau melaksanakan kebijakan
dalam bidang sosial dan ekonomi, misalnya; pajak minuman keras dimaksudkan agar rakyat menghindari atau mengurangi konsumsi minuman
keras.
A.3 Definisi Pajak Hotel dan Hotel
Adapun definisi tentang Pajak Hotel yang selanjutnya disebut pajak atas pelayanan hotel.
Adapun pengertian tentang hotel, antara lain : a.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Langsa No. 8 Tahun 2009 Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan untuk menginap dan istirahat, memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pelayanan, dan atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
b. Menurut SK Menhub No.PM 10-301Phb 77.
Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman.
c. Menurut Hotel Proprietors Act, 1956.
Hotel dapat diberi pengertian sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, yang mampu membayar pantas sesuai dengan
fasilitas yang ditawarkan dengan tidak membuat perjanjian khusus.
B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Daerah
Kota Langsa
Pelaksanaan Undang-undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-undang No. 33 tahun 2004 telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan
hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang dikenal
sebagai era otonomi daerah. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat
melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah diantaranya dengan menetapkan Undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah,
diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya PP No. 65 tahun 2001
tentang pajak daerah. Dalam melaksanakan PP No. 65 tahun 2001, pemerintah Kota Langsa diberi
wewenang untuk membuat sebuah peraturan daerah dalam rangka menggali sumber pemasukan daerah. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Perda No. 7 tahun
2001 tentang pajak hotel.
Ketentuan Umum
1. Daerah adalah Kota Langsa.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Langsa beserta perangkat daerah otonom
lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3.
Kepala Daerah adalah Bupati Langsa. 4.
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 5.
Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel.
7. Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan untuk menginap dan istirahat,
memperoleh layanan dan atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali pertokoan dan perkantoran.
8. Pengusaha hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha
hotel untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
Universitas Sumatera Utara
9. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. 10.
Surat Pemberitahuan pajak daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
11. Surat Setoran Pajak daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat
yang digunakan oleh wajib pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang di tempatkan oleh kepala daerah.
12. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya di singkat
SKPDKB adalah keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,
besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang telah di tetapkan. 13.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKPT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas
jumlah pajak yang telah di tetapkan. 14.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena junlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
15. Surat Tagihan Pajak daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
Universitas Sumatera Utara
16. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan comanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atu daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma,
kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap seta bentuk badan usaha lainnya.
17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak. 18.
Putusan Banding adalah penyelesaian sengketa pajak atas banding terhadap surat keputusan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak.
19. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak daerah, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan, surat ketetapan pajak daerah
lebih bayar, surat ketapan pajak nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.
20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah. 21.
Penyidik tindak pidana dibidang perpajakan daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya
disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
Universitas Sumatera Utara
itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
C. Objek dan subjek pajak hotel C.1 Objek pajak hotel