Gambaran Umum Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Langsa Tahun 2009 Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Daerah

2 Seksi Verifikasi Pendapatan mempunyai tugas menyelenggarakan akuntansi penerimaan kas, Verifikasi bukti transaksi, pencatatan penerimaan kaspendapatan ke dalam buku, pelaporan penerimaan kaspendapatan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBK. 3 Seksi Verifikasi Pembiayaan mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan pencatatan pengikhtisaran, Verifikasi bukti transaksi pengeluaranbelanja, pencatatan transaksi pengeluaran kasbelanja kedalam buku, pelaporan pengeluaran kasbelanja dalam rangka pertanggung jawaban APBK.

E. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Langsa Tahun 2009

NO SEKSI JUMLAH 1 Kepala DPKA 1 orang 2 Sekretaris 1 orang 3 Bid. Pendapatan 10 orang 4 Bid. Anggaran 10 orang 5 Bid. Aset dan Investasi 10 orang 6 Bid. Akuntansi 10 orang 7 Sub. Bag Keuangan 10 orang 8 Sub. Bag Bina Program Evaluasi dan Pelaporan 10 orang 9 Sub. Bag Umum, Kepegawaian dan 10 orang Universitas Sumatera Utara Dokumentasi 10 Sie. Pemeliharaan 5 orang 11 Sie. Retribusi 5 orang 12 Sie. Belanja Pegawai 5 orang 13 Sie. Pajak 5 orang 14 Sie. Akuntansi 10 orang 15 Sie. Inventarisasi 10 orang 16 Sie. Verifikasi Pendapatan 10 orang 17 Sie. Penghapusan 5 orang 18 Sie. Perbendaharaan 5 orang 19 Sie. Pendapatan Lain-Lain 3 orang 20 Sie. Anggaran 5 orang 21 Sie. Verifikasi Pembiayaan 5 orang 22 Bendaharawan Penerimaan 5 orang 23 Bendaharawan Pengeluaran 5 orang JUMLAH PEGAWAI DPKA 155 orang Universitas Sumatera Utara BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DPKA KOTA LANGSA BIDANG AKUNTANSI DAN VERIFIKASI BIDANG PENDAPATAN BIDANG ASET DAN INVESTASI SEKSI PAJAK SEKSI RETRIBUSI SEKSI PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI PENGHAP USAN SEKSI INVENTA RISASI SEKSI PEMELIH ARAAN UPTD BIDANG ANGGARAN SUB BAG BINA PROGRAM, EVALUASI, DAN PELAPORA N SUB BAG KEUA NGAN SUB BAG UMUM,K EPEGAW AIAN DAN DOKUME NTASI SEKRETARIAT KEL. JABATAN FUNGSIONAL KEPALA DINAS SEKSI ANGGARAN SEKSI BELANJA PEGAWAI SEKSI PERBENDAHAR AAN SEKSI VERIFIKA SI PENDAPA TAN SEKSI AKUNTA NSI SEKSI VERIFIKA SI PEMBIAY AAN Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

A. Pengertian Pajak

Hotel A.1 Definisi Pajak dan Pajak Daerah Sebelum membahas mengenai gambaran data pajak hotel ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang definisi pajak. Batasan atau definisi pajak bermacam-macam, untuk lebih jelasnya penulis menguraikan beberapa pendapat para ahli dibidang perpajakan yang beraneka ragam mengenai pajak yang pada hakekatnya mempunyai tujuan yang sama, antara lain :

1. PJA. Adriani

Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi secara langsung, yang dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2. Rochmat Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran rutin. Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. 35 Universitas Sumatera Utara Salah satu jenis pajak daerah adalah pajak kabupatenkota yang terdiri dari : pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, parkir, penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C. A.2 Fungsi Pajak Pemerintah Daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap ‘menempatkan’ sesuai dengan fungsinya. Fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Fungsi Budgeter Pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. b. Fungsi Reguler Pajak dipergunakan sebagai suatu alat mengatur atau melaksanakan kebijakan dalam bidang sosial dan ekonomi, misalnya; pajak minuman keras dimaksudkan agar rakyat menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras. A.3 Definisi Pajak Hotel dan Hotel Adapun definisi tentang Pajak Hotel yang selanjutnya disebut pajak atas pelayanan hotel. Adapun pengertian tentang hotel, antara lain : a. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Langsa No. 8 Tahun 2009 Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan untuk menginap dan istirahat, memperoleh Universitas Sumatera Utara pelayanan, dan atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. b. Menurut SK Menhub No.PM 10-301Phb 77. Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman. c. Menurut Hotel Proprietors Act, 1956. Hotel dapat diberi pengertian sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, yang mampu membayar pantas sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan dengan tidak membuat perjanjian khusus.

B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Daerah

Kota Langsa Pelaksanaan Undang-undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-undang No. 33 tahun 2004 telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang dikenal sebagai era otonomi daerah. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah diantaranya dengan menetapkan Undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah, diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk Universitas Sumatera Utara mengumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya PP No. 65 tahun 2001 tentang pajak daerah. Dalam melaksanakan PP No. 65 tahun 2001, pemerintah Kota Langsa diberi wewenang untuk membuat sebuah peraturan daerah dalam rangka menggali sumber pemasukan daerah. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Perda No. 7 tahun 2001 tentang pajak hotel. Ketentuan Umum 1. Daerah adalah Kota Langsa. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Langsa beserta perangkat daerah otonom lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Langsa. 4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel. 7. Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan untuk menginap dan istirahat, memperoleh layanan dan atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali pertokoan dan perkantoran. 8. Pengusaha hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. Universitas Sumatera Utara 9. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. 10. Surat Pemberitahuan pajak daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 11. Surat Setoran Pajak daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang di tempatkan oleh kepala daerah. 12. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya di singkat SKPDKB adalah keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang telah di tetapkan. 13. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKPT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah di tetapkan. 14. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena junlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 15. Surat Tagihan Pajak daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Universitas Sumatera Utara 16. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan comanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atu daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap seta bentuk badan usaha lainnya. 17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 18. Putusan Banding adalah penyelesaian sengketa pajak atas banding terhadap surat keputusan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak. 19. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak daerah, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan, surat ketetapan pajak daerah lebih bayar, surat ketapan pajak nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak. 20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan daerah. 21. Penyidik tindak pidana dibidang perpajakan daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti Universitas Sumatera Utara itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. C. Objek dan subjek pajak hotel C.1 Objek pajak hotel