Adapun perbedaan sistem bagi hasil pada bank syariah dengan sistem bunga pada bank konvensional terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini:
Perbedaan Sistem Bagi Hasil Dengan Sistem Bunga
Sistem bagi hasil Sistem bunga
1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan
untung rugi 1.
Penentuan bunga di buat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi
2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah
keuntungan yang
diperoleh. 2.
Besarnya persentase tergantung pada jumlah uang
3. Bagi
hasil tergantung
pada keuntungan proyek yang dijalankan
bila perusahaan merugi, kerugian akan ditanggung kedua belah pihak
3. Pembayaran bunga tetap seperti
dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh
nasabah untung atau rugi. 4.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan 4.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan ekonom sedang booming
5. Tidak ada yang meragukan keabsahan
bagi hasil 5.
Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua Agama
Sumber : Syafii , 2001
G. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip Islam dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Pelarangan riba dalam bentuk apapun
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang time value of money
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan komoditas
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif.
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang.
f. Tidak diperkenankan dua transaksi satu akad.
H. Karakter dan ciri utama bank syariah :
a. Berdimensi keadilan dan pemerataan melalui sistem bagi hasil.
Dengan sistem bagi hasil, pihak pemberi modal dan peminjam menanggung bersama risiko laba ataupun rugi. Hal ini membuat kekayaan tidak hanya
beredar pada satu golongan. Terjadi proses penyebaran modal yang juga berarti penyebaran kesempatan berusaha dan ini pada akhirnya membuat
pemerataan dapat terlaksana. Berbeda dengan bank konvensional, yang ada hanyalah penumpukan modal pada pemilik modal, akan selalu tercipta jurang
antara si kaya dan si miskin. b.
Jaminan Bank syariah menjadikan proyek yang sedang dikerjakan sebagai jaminan,
sementara bank konvensional dengan bunga menjadikan kekayaan si peminjam sebagai jaminannya, sehingga hanya orang-orang kaya dan mampu
sajalah yang dapat meminjam pada bank, sementara si fakir dan lemah tidak dapat meminjam pada konglomerat selalu ditawari kredit, sementara
pengusaha lemah tidak pernah mendapat bagian. c.
Menciptakan rasa kebersamaan Bank syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan
peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi risiko secara adil. Dan rasa kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga
dapat mengerjakan proyeknya dengan baik.