Pengertian Pembiayaan Analisis prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta 3945

Adapun perbedaan sistem bagi hasil pada bank syariah dengan sistem bunga pada bank konvensional terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini: Perbedaan Sistem Bagi Hasil Dengan Sistem Bunga Sistem bagi hasil Sistem bunga 1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi 1. Penentuan bunga di buat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. 2. Besarnya persentase tergantung pada jumlah uang 3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan bila perusahaan merugi, kerugian akan ditanggung kedua belah pihak 3. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi. 4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan 4. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonom sedang booming 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil 5. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua Agama Sumber : Syafii , 2001

G. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip Islam dengan

karakteristik sebagai berikut : a. Pelarangan riba dalam bentuk apapun b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang time value of money c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan komoditas d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif. e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang. f. Tidak diperkenankan dua transaksi satu akad.

H. Karakter dan ciri utama bank syariah :

a. Berdimensi keadilan dan pemerataan melalui sistem bagi hasil. Dengan sistem bagi hasil, pihak pemberi modal dan peminjam menanggung bersama risiko laba ataupun rugi. Hal ini membuat kekayaan tidak hanya beredar pada satu golongan. Terjadi proses penyebaran modal yang juga berarti penyebaran kesempatan berusaha dan ini pada akhirnya membuat pemerataan dapat terlaksana. Berbeda dengan bank konvensional, yang ada hanyalah penumpukan modal pada pemilik modal, akan selalu tercipta jurang antara si kaya dan si miskin. b. Jaminan Bank syariah menjadikan proyek yang sedang dikerjakan sebagai jaminan, sementara bank konvensional dengan bunga menjadikan kekayaan si peminjam sebagai jaminannya, sehingga hanya orang-orang kaya dan mampu sajalah yang dapat meminjam pada bank, sementara si fakir dan lemah tidak dapat meminjam pada konglomerat selalu ditawari kredit, sementara pengusaha lemah tidak pernah mendapat bagian. c. Menciptakan rasa kebersamaan Bank syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi risiko secara adil. Dan rasa kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan baik.