Operasional Perbankan Syariah Karakter dan ciri utama bank syariah :

pendapatan hasil investasi yang dilakukan pada bank atau mudharib yang bersangkutan. c. Prinsip jual beli dan margin keuntungan Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli di tambah keuntungan margin mark up d. Prinsip Sewa Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada 2 jenis : 1. Ijarah sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya operating lease, dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. 2. Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan pengabungan sewa dan beli, di mana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa financial lease e. Prinsip fee jasa Prinsip pendapatan di peroleh dari pemberian jasa dilakukan oleh bank kepada nasabah meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain. Secara syariah prinsip ini didasarkan pada konsep Al ajr wal umulah.

J. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian Musyarakah Antonio2004 mendefinisikan al-musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Pembiayaan musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu proyek, semua pihak berhak ikut serta dalam menejemen proyek. Proporsi pembagian laba tidak harus seimbang dengan presentase penyertaan modal, karena pada dasarnya penyertaan tidak hanya modal tetapi juga keahlian dan waktu, apabila terjadi kerugian masing- masing pihak bertanggung jawab sesuai proporsi modal masing-masing. Budisantoso dan sigit, 2006 : 172 Musyarakah berasal dari kata syirkah yang berarti pencampuran. Menurut fiqih, musyarakah berarti akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan Muhammad, 2008 :114 Dewan Syariah Nasinal MUI dan PSAK 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah atau kemitraan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad kontrak. Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. Gambar 2.1 Pembiayaan Musyarakah Gambar 2.2 Pembiayaan Musyarakah