Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip Islam dengan

d. Bersifat mandiri Bank syariah bersifat mandiri dan tidak berpengaruh secara langsung oleh gejolak moneter, baik dalam negeri maupun internasional, karena kegiatan operasi bank ini tidak menggunakan perangkat bunga, karena itu bank sistem ini tidak berdampak inflasi, mendorong investasi, mendorong pembukaan lapangan kerja baru dan pemerataan pendapatan. e. Persaingan sehat Persaingan di antara bank syariah tidak saling mematikan tetapi saling menghidupi. Bentuk persaingan antara bank syariah adalah berlomba lomba lebih tinggi dari yang lain dalam memberikan porsi bagi hasil kepada nasabah. Sehingga mereka yang mampu membina peminjaman dengan baik akan berhasil dan kesempatan ini terbuka untuk semua bank syariah berbeda dengan bank konvensional, persaingan antara bank-bank mereka saling mematikan bank-bank besar dengan mudah memberikan bunga besar kepada nasabahnya, sementara yang kecil hanya melihat dengan kesedihan. Dan kesemuanya dipertegas dengan komitmen bank syariah untuk mengangkat kaum dhu’afa.

I. Operasional Perbankan Syariah

Bank syariah dalam menjalankan usahanya minimal mempunyai 5 lima operasional yang terdiri dari : a. Prinsip Simpanan Murni Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh iri Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dan untuk menyimpan dananya dalam bentuk Al Wadiah. Fasilitas Al Wadiah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito. b. Bagi hasil Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan tabungan dan deposito maupun pembiayaan, sementara musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. Menurut Gozali 2003, sistem bagi hasil adalah suatu kerjasama antara dua pihak dalam menjalankan usaha. Pihak pertama yaitu pengusaha yang memberikan andil dalam keahlian, ketrampilan, sarana dan waktu untuk mengelola usaha tersebut. Sedangkan pihak kedua yaitu pemodal investor yang memiliki andil dalam mendanai usaha itu agar dapat berjalan, baik itu modal kerja saja atau modal secara keseluruhan. Prinsip utama sistem bagi hasil adalah pada tata cara ketentuan pemberian imbalan yaitu realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda setiap bulannya tergantung dari