Uji R Analisis Hasil Penelitian

Indeks Harga Konsumen IHK yang berlaku di Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta. Musim merupakan faktor yang berpengaruh dalam ketersediaan kubis. Musim di sini meliputi musim tanam dan juga musim panen. Musim tanam kubis biasanya antara bulan Januari-April hal ini akan berpengaruh terhadap menurunnya stok kubis di pasar khususnya Pasar Cepogo. Musim panen juga memberikan pengaruh besar terhadap jumlah stok kubis di pasaran, karena pada saat produksi tinggi harga kubis akan turun dan pada saat produksi rendah harga kubis akan meningkat. IHK memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan harga riil. Pada saat penelitian digunakan IHK dengan tahun dasar yang berbeda yaitu tahun dasar 2002 dan tahun dasar 2007 sehingga terjadi perbedaan yang cukup signifikan pada besarnya IHK kelompok sayuran baik di Kabupaten Boyolali maupun di Kota Surakarta. Penggunaan tahun dasar yang berbeda tersebut karena Biro Pusat Statistik yang merupakan institusi yang berwenang dalam menghitung besarnya IHK dan inflasi telah melakukan survey biaya hidup SBH yang menjadi dasar dalam menghitung diagram timbang dasar. Survey biaya hidup untuk 2007 menunjukkan bahwa terjadi parubahan yang signifikan dalam pola konsumsi masyarakat di Kota Surakarta. Sehingga dari hasil perhitungan diagram timbang ditentukan tahun dasar baru untuk perhitungan IHK dengan tahun dasar 2007. Perubahan tahun dasar tersebut akan dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang berbeda, perbedaan jumlah paket komoditas barang yang dikonsumsi, perubahan kualitas dan kuantitas barang yang dikonsumsi, serta tren yang berlaku pada saat itu.

4. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan matriks korelasi yaitu hubungan antara berbagai variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Jika nilai Pearson Correlation 0,8 dan nilai Eigenvalue Colinearity diagnostik mendekati nol maka model yang diestimasi terjadi multikolinearitas. Dari hasil analisis regresi antara Pasar Cepogo Kabupaten Boyolali dengan Pasar Legi Kota Surakarta diperoleh nilai Pearson Correlation 0,8 dan nilai Eigenvalue Colinearity diagnostik tidak mendekati nol. Hal ini berarti bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

5. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui melalui metode grafik, yaitu dengan melihat diagram pencar scatterplot dan dengan menggunakan Uji Park. Dari diagram scatterplot dapat terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur Dapat dilihat pada lampiran 4. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama homoskedastisitas. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan dari Uji Park diketahui nilai signifikansi dari ketiga variabel lebih besar dari 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

6. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Dari hasil analisis memberikan nilai Durbin Watson sebesar 2,338. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai d pada tingkat  = 5 didapatkan nilai du =1,65, sehingga diperoleh du d 4-du 1,65 2,338 2,35 maka dapat simpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif. Dengan tidak terjadinya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi, maka persamaan regresi yang dihasilkan telah memenuhi asumsi klasik sehingga koefisien regresi yang dihasilkan merupakan pemerkira yang terbaik, linier, dan tidak bias.