Tingkat Hunian Kamar 1. Pengertian Tingkat Hunian Kamar

supervisor pada waktu pemeriksaan kamar inspection. Sulastyono 1999:239. 2.2.4. Tingkat Hunian Kamar 2.2.4.1. Pengertian Tingkat Hunian Kamar Tingkat hunian kamar juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri, seorang konsumen atau tamu akan menginap kembali di hotel yang sama jika ia memperoleh kepuasan atas jasa pelayanan dan produk hotel tersebut. Secara otomatis mi akan menaikkan tingkat hunian kamar hotel. Pada dasarnya kebutuhan konsumen terbagi menjadi dua kebutuhan pokok yaitu: a. Kebutuhan fisik, misalnya makan, minum tidur dan lain-lain. b. Kebutuhan Psikologi, misalnya ketenangan, kenyamanan, keramahan keindahan dan lain-lain. Penghunian kamar hotel oleh tamu itu dihitung dengan tingkat penghunian kamar atau room occupancy rate, yaitu presentase kamar yang laku per malam roomnight dan seluruh kamar malam untuk jangka waktu tetentu. Biasanya diambil jangka waktu satu tahun. Untuk hotel dengan seratus kamar, misalnya, jumlah kamar permalam yang tersedia seluruhnya ialah 365 x 100 = 36.500 kamarmalam. Kalau dikatakan tingkat penghunian ataü occupancy rate-nya 60, maka ini berarti bahwa selama setahun itu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terjual 60. dan 36.500 kamarmalam atau 2190 kamarmalam. Jadi rata-rata setiap hari terjual 2190 kamarmalam 365 = 60 kamarmalam ini berdasarkan perhitungan single occupancy, artinya setiap kamar dihuni oleh seorang. Kalau sekamar dihuni dua orang double occupancy jumlah kamarmalam yang terjual adalah 30. Pada tingkat penghunian tertentu, misalnya 55, terjadilah ‘titik impas’ break oven point dalam pengusahaan hotel, artinya dalam tingkat penghunian itu hotel tidak rugi dan tidak untung. Keuntungan baru terjadi pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. Untuk hotel kelas bawah keuntungan sudah dapat bisa di raih dengan tingkat penghunian di bawah 50. untuk hotel berbintang, keuntungan itu baru dapat di raih pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. misal pada sangkut-pautnya dengan kebijaksanaan penentuan tarif hotel yang mempengaruhi jumlah dan kelas wisatawan yang menggunakan jasa di hotel. Akan tetapi, indikasi penghunian hotel berdasarkan kamarmalam yang terjual itu kelihatannya akan menjadi tidak tetap dengan adanya kecenderungan untuk menjual kamar sesering mungkin, tidak hanya sekali dalam dua puluh empat jam. Soekadijo, 1997:101. Sebagian besar tamu manca negara yang datang ke Indonesia tinggal di hotel, yaitu 62,10 sementara yang tinggal di rumah teman relatif kecil yaitu 3,03 dan total tamu manca negara. Sedangkan tamu manca negara yang tinggal dengan akomodasi lainnya adalah 10,54. Tidak terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perubahan yang berarti bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat penghunian hotel merupakan yang terbesar yaitu 86,95, tinggal ditempat teman 3,03 dan di perusahaan akomodasi lainnya 13,07. Yoeti, 1996:190. 2.2.5. Definisi Wisatawan 2.2.5.1. PengertianWisatawan