Jurnal Munari 2001, “Beberapa faktor Yang Mempengaruhi Transient Hotel , adalah hotel yang terletak di tengah kota dengan jenis Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah- Kerangka Pikir

Equation Modeling, dan penelitian sekarang menggunakan alat uji analisis regresi linier berganda. Sedangkan Persamaan penelitian sekarang dan penelitian terdahulu adalah menggunakan obyek penelitian hotel dan lokasi obyek penelitian di kota Surabaya.

g. Jurnal Munari 2001, “Beberapa faktor Yang Mempengaruhi

TingkatPenjualan KamarHunian Pada Hotel Berbintang 3 Di Jawa Timur” , Berdasarkan hasil pengujian secara simultan variable bebas dalam penelitian ini yaitu Nilai Tarif Kamar Rata-rata X1, Fasilitas Hotel X2, Pelayanan Hotel X3 Kenyamanan Hotel X4, Lokasi Hotel X5 dan yang merupakan variabel yang signifikan adalah Variabel Kenyamanan Hotel X4 sebagai pedoman pengelola hotel didalam meningkatkan penjualan kamarhunian kamar. Jadi perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel, tahun penelitian, obyek penelitian. Penelitian terdahulu menggunakan variabel Nilai Tarif Kamar Rata-rata X1, Fasilitas Hotel X2, Pelayanan Hotel X3 Kenyamanan Hotel X4, Lokasi Hotel X5, sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel Jumlah Hotel X1, Jumlah Kamar X2, Tingkat Hunian Kamar X3 , Tingkat Kunjungan Wisatawan MancanegaraX4, dan PDRB Sub Sektor HotelX5, tahun penelitian terdahulu selama 1 tahun 2001, sedangkan tahun penelitian sekarang selama 15 tahun 1992-2006 dan obyek penelitian terdahulu di Jawa Timur dan penelitian sekarang di kota Surabaya. Sedangkan Persamaan penelitian sekarang dan penelitian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terdahulu adalah sama-sama menggunakan menggunakan alat uji analisis regresi linier berganda dan sama-sama menggunakan obyek penelitian hotel.

2.2. Landasan

Teori 2.2.1. Pembangunan Ekonomi dan Kesempatan Kerja Masalah pembangunan ekonomi di negara – negara sedang berkembang merupakan masalah yang tidak pernah terselesaikan. Di negara yang sedang berkembang, masalah penduduk sangat serius, kepadatan penduduk relatif tinggi serta pertumbuhan relatif cepat. Oleh karena itu, para ahli pembangunan dan para perencana pembangunan dari dulu hingga sekarang telah mencoba untuk mengemukakan teori – teori dan konsep pembangunan, namun hingga kini masih terasa bahwa teori – teori dan konsep pembangunan yang muncul tampak masih mencari format dan sedang dalam proses pengujian secara empiris. Dan barangkali memang tak ada rumus standar atau model sederhana yang mampu menjawab segala macam tantangan pembangunan yang muncul. Sementara itu Djoyohadikusumo 1997 : 39, mengatakan bahwa pembangunan ekonomi ialah usaha memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill. Dalam pembangunan ekonomi penduduk mempunyai dua peranan. Pertama dari segi permintaan dan yang kedua dari segi penawaran. Dari segi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen, sementara dari segi penawaran bertindak sebagai produsen. Sebagai konsumen penduduk harus dapat merasakan dan menikmati hasil pembangunan secara adil dan merata. Sementara sebagai produsen penduduk harus dapat dibina dan diarahkan secara tepat baik dan segi kualitas ataupun kuantitasnya. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi modal dasar bagi pembangunan yang potensial Djoyohadikusumo, 1997 : 202. Tambahan jumlah penduduk akan menambah potensi masyarakat untuk menghasilkan atau berproduksi sekaligus juga merupakan sumber permintaan baru. Menurut Djoyohadikusumo 1997 : 203, apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah pula. Dan akhimya, pertambahan penduduk dapat menciptakan dorongan untuk mengembangkan teknologi. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jumlah penduduk yang besar tersebut harus diiringi dengan peningkatan kualitas penduduk sehingga penduduk dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja yang berkualitas dan berketrampilan. Jadi pembangunan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara menyeluruh, terarah dan terpadu di berbagai bidang yang mencakup terutama kesehatan, perbaikan gizi, pendidikan dan latihan kerja serta penyediaan lapangan kerja. Dengan demikian dapat ditingkatkan kualitas manusia serta Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendayagunaan jumlah penduduk yang besar sebagai salah satu modal dasar pembangunan.

2.2.1.1. Pengertian Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja mengandung suatu pengertian adanya waktu yang tersedia dan beberapa orang yang di tampung untuk melaksanakan aktivitas yang dinamakan bekerja pada suatu instansi atau perusahaan. Kesempatan kerja ini akan dapat terwujud dalam menampung semua tenaga kerja yang ada apabila tersedia “Lapangan Kerja” yang cukup memadai sehingga memungkinkan dilaksanakannya bentuk aktivitas yang dinamakan bekerja tersebut. Lapangan usaha sebagai sebagai bidang kegiatan dan perusahaan tempat seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan usaha ini dibagi dalam sepuluh sektor, Anonim, 1995:32 a. Pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan b. Pertambangan dan penggalian c. Industri pengolahan d. Listrik, gas, dan air e. Bangunan f. Perdagangan, rumah makan dan hotel g. Angkutan, pergudangan dan komunikasi h. Keuangan, asuransi dan usaha persewaan bangunan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. i. Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan j. Kegiatan atau yang tidak belum jelas. Meskipun lapangan kerja yang ada di Indonesia telah banyak dan terbagi dalam beberapa golongan atau sektor, namun banyak angkatan kerja yang masih belum banyak tertampung. Hal ini disebabkan. pertambahan angkatan tidak seimbang dengan lapangan usaha yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah pokok dalam pembangunan ekonomi adalah memaksimumkan penciptaan lapangan kerja produktif secara berkelanjutuan.

2.2.1.2. Pengertian Tentang Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting peranannya dalam proses produksi, karena didalam menghasilkan man power suatu barang atau jasa manusialah yang menggerakkan sumber-sumber lain atau faktor- faktor produksi lain dalam menghasilkan barang atau jasa. Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau mulai sering dipergunakan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut terakhir pencari kerja bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. India misalnya, menggunakan batasan umur 14 sampai 60 tahun. Sedangkan orang yang berumur 14 tahun atau diatas 60 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Tujuan dan pemilihan batas umur adalah supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Tiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja dimasing - masing negara juga berbeda. Simanjuntak, 2001:2. Di Indonesia sendiri, dipilih batas umur minimum 10 tahun dan tanpa adanya batas umur maksimum. Jadi tenaga kerja didefinisikan penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Pemilihan sepuluh tahun sebagai batas umur minimum di dasarkan kenyataan bahwa pada umur tersebut sudah banyak penduduk yang berumur muda yang sudah bekerja atau mencari pekerjaan, yang umumnya terjadi di desa-desa dan pada sektor informal di perkotaan. Di Indonesia tidak mempunyai batas umur maksimum, dikarenakan negara kita belum mempunyai jaminan sosial nasional, akibatnya hanya sebagian kecil penduduk yang menerima tunjangan dihari tuanya, yakni pegawai negeri dan sebagian kecil pegawai perusahaan swasta. Namun pendapatan itu tidak seluruhnya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tenaga kerja pada negara-negara yang baru berkembang sebagian besar tidak terlatih dan tidak berpendidikan, sekalipun demikian menurut pengalaman yang diperoleh, tenaga kerja pada negara-negara demikian dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menyesuaikan diri dengan teknik yang agak kompleks. Seorang insiyur efisiensi dan sebuah perusahaan besar di Jakarta memberikan laporan bahwa efisiensi rata-rata perjam kerja, pekerja Indonesia tidak banyak berbeda dengan standar Eropa. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu misalnya mengepak atau membungkus dengan tangan. Kekurangan tenaga kerja yang berpendidikan kini merupakan penghalang utama dalam setiap rencana pembangunan, dan sebab utama adalah tingkat pendidikan rendah dan rakyat keseluruhan. Winardi, 1993:99- 100. Tenaga kerja adalah mereka yang bersedia dan sanggup bekerja baik yang bekerja untuk diri sendiri. Para anggota keluarga yang tidak menerima bayaran upah berbentuk uang serta mereka yang bekerja untuk gaji dan upah. Golongan tenaga kerja juga meliputi mereka yang menganggur, namun sesungguhnya mereka mampu dan bersedia untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja. Anonim, 1995: 9. Proses-proses sosial ekonomi yang menimbulkan masalah lapangan kerja membutuhkan waktu lama untuk mengubahnya. Oleh karena itu perlu ada usaha-usaha yang taat asas bukan saja dalam satu repelita tetapi beberapa repelita. Dalam kaitan ini maka amatilah penting bahwa dalam GBHN Garis- Garis Besar Haluan Negara 1988-1993 sasaran-sasaran yang ingin di usahakan selama pelaksanaan repelita V satu sama lain saling mendukung, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. masalah lapangan kerja dapat diselesaikan secara mendasar. Djoyohadikusumo, 1997:516.

2.2.1.3. Permintaan Tenaga Kerja

Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar tenaga kerja. Seseorang dalam pasar kerja berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi. Apakah dia sedang bekerja atau mencari pekerjaan. Menurut Suroto 1992 : 21, Permintaan tenaga kerja adalah kebutuhannya yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai imbalannya. Jadi dalam permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat, atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Pengusaha perlu memperkirakan tambahan hasil output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang karyawan. Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal atau physical product dan karyawan MPP L . pengusaha menghitung jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut. Jumlah uang ini dinamakan penerimaan marjinal atau marginal revenue, yaitu nilai dan MPP L tadi. Jadi marginal revenue sama dengan nilai dan MPP L , yaitu besarnya MPPL dikalikan dengan harganya per unit P. Simanjuntak, 2001:89. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1. Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja gantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, hal.9 = W 1 . Nilai ini lebih besar daripada tingkat Sumber : Simanjuntak, 2001, Pen 0. Penerbit LPFE UI, Jakarta. Garis DD melukiskan besarnya nilai hasil marjinal karyawan value marginal physical product of labour atau VMPP L untuk setiap tingkat penempatan. Bila jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke-100 dinamakan VMPP L - nya dan besarnya sama dengan MPP L x P upah yang sedang berlaku W. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Di titik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP L x P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan. Penambahan tenaga kerja yang lebih besar daripada ON misalkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. OB akan mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah dalam tingkat yang berlaku W, padahal nilai hasil marjinal yang diperolehnya hanya sebesar W 2 yang lebih kecil daripada W. Penambahan karyawan yang lebih besar daripada ON dapat dilaksanakan hanya bila pengusaha yang bersangkutan dapat membayar upah di bawah W dan atau bila at produktivitas masing-masing faktor dan efisiensi di tiap-tiap perusahaan. .1.4 cnaw ganya apabila kepadanya diberikan upah sekian rupiah pengusaha mampu menaikkan harga jual barang. Gambar 2.1 melukiskan fungsi perrnintaan dan satu perusahaan terhadap karyawan. Fungsi ini dapat berbeda untuk setiap perusahaan, tergantung dan tingk

2.2 . P

aran Tenaga Kerja Menurut Suroto 1992 : 22, persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan faktor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upah. Dalam hal mi pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu, atau menawarkan tena setiap waktunya. Misalkan jumlah tenaga kerja yang memenuhi syarat kemampuan yang ada dalam masyarakat seluruhnya berjumlah 650 orang, jika upahnya cukup tinggi semuanya bersedia memenuhi permintaan perusahaan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bekerja padanya. Namun karena upah yang disanggupi oleh perusahaan lebih rendah dan yang diharapkan, maka yang bersedia menerima pekerjaan, atau yang bersedia menawarkan tenaganya hanyalah 550 orang saja. Dari uraian diatas menjadi jelas, bahwa persediaan tenaga kerja merupakan penawaran Gambar 2.2. Kerja Untuk Suatu Negara mencakup beberapa daerah potensial. Penawaran Dan Permintaan Tenaga Sumber : Simanjuntak, 2001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, l. 106. Penerbit LPFE UI, Jakarta. ha Penawaran tenaga kerja untuk suatu daerah adalah perjumlahan penawaran dan seluruh keluarga yang ada di daerah tersebut Sn. Demikian juga permintaan akan tenaga kerja dan suatu perusahaan merupakan fungsi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tingkat upah yang berlaku. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di suatu daerah tertentu, adalah perjumlahan permintaan dan seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut Dn. Jumlah penawaran Sn dan permintaan Dn di daerah yang bersangkutan kembali menentukan tingkat upah dan jumlah enemp n baik oleh keluarga maupun oleh pengusaha di daerah yang tiap-tiap daerah atau dan seluruh perusahaan yang ada di negara tersebut. p atan untuk waktu-waktu berikutnya. Perpotongan antara penawaran Sn dan permintaan Dn disebut titik ekuilibrium, menentukan besarnya penempatan atau jumlah orang yang bekerja Ln dan tingkat upah yang berlaku Wn yang kemudian dipakai sebagai patoka bersangkutan. Sn dan Dn pada gambar 2.2 dapat dipandang sebagai penawaran dan permintaan untuk negara. Penawaran tenaga kerja untuk negara dapat dipandang sebagai perjumlahan penawaran dan tiap-tiap daerah dalam negara itu atau perjumlahan penawaran dan seluruh keluarga yang ada di negara tersebut. Permintaan untuk suatu negara dapat dipandang sebagai jumlah permintaan dan

2.2.1.5. Pendekatan Angkatan Kerja dan Penggunaan Tenaga Kerja

Pendekatan angkatan kerja hanya membedakan antara bekerja dan menganggur. Padahal dikalangan yang tergolong bekerja masih terdapat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. masalah besar dalam bentuk setengah menganggur yang kentara maupun tidak kentara. Pendekatan penggunaan tenaga kerja mencoba mengungkapkan masalah yang dihadapi oleh terutama mereka yang setengah menganggur. Angka setengah menganggur yang kentara misalnya dapat dianggap sebagai petunjuk tambahan kesempatan yang diperlukan untuk penganggur terbuka. Dalam hal ini memang masih perlu diselidiki lebih lanjut berupa permintaan efektif di kalangan setengah penganggur kentara tersebut. Karena sebagian eka cukup bermanfaat atau kurang diperhatikan dalam analisa tradisional. Simanjuntak, 2001:18. mer . mungkin menghendaki kerja tak penuh part time. Informasi mengenai jumlah tenaga kerja yang mempunyai produktifitas rendah merupakan petunjuk akan kebutuhan latihan, perbaikan dalam cara-cara penempatan orang dalam pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, dan atau perbaikan organisasi serta penyediaan sarana penunjang lainnya. Demikian juga informasi mengenai tingkat pendapatan dapat memberikan petunjuk mengenai cara-cara pemerataan pendapatan. Walaupun jumlah setengah penganggur berdasarkan produktivitas kerja dan penghasilan rendah tersebut belum dapat di hitung secara tepat, namun perhitungan kasar bahkan informasi yang sifatnya yang relatif dan kualitatif untuk memberikan arah kebijaksanaan yang akan di ambil. Adanya perbedaan jumlah jam kerja, usaha kerja, kualitas kerja dan tingkat pendapatan seperti diuraikan diatas tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.3. Komposisi Penduduk Dan Tenaga Kerja mber: Duma ekerjaan namun untuk ment punyai pekerjaan, tidak mempunyai pekerjaan dan yang mencari pekerjaan. Penduduk Su iry, 1997, Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Bandung. Yang termasuk angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai p se ara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang mem Tenaga Kerja Bukan Tenaga kerja Sekolah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Mengurus Rumah Tangga Tidak Kentara Penerima Pendapatan Bekerja Penuh Bekerja Kentara Set ngah e Pengangguran Menganggur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.6. Penciptaan Lapangan Kerja dan Pariwisata

Untuk pekerjaan musiman pariwisata merupakan sumber pokok dan pekerjaan dan tingkat regional. Akan tetapi jumlah dan jenis pekerjaannya bermacam-macam dan berbeda antara daerah dan tergantung pada struktur nya 55.042 orang yang bekerja di kan pengaruh terhadap penciptaan kerja di dalarn ekonomi industri pariwisata, khususnya. Meskipun sektor hotel dan akomodasi terlihat padat karya, paling tidak apabila dibandingkan dengan sektor industri skala besar dan sedang, sumbangan nyatanya terhadap kesempatan kerja pada tahun 1985 sangatlah rendah. Keseluruhannya hanya berjumlah 87.516 orang yang bekerja di semua kelas hotel. Dan jumlah tersebut ha hotel-hotel berbintang. Spillane, 1995:52 Melihat lebih kecilnya jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor hotel berbintang, maka dapat disimpulkan setiap pertumbuhan sektor ini, yang disebabkan oleh pertumbuhan baik wisata domestik maupun orang asing, tidak banyak memberi keseluruhannya. Rasio lapangan kerja terhadap jumlah wisatawan mancanegara adalah 0,42, apabila dianggap bahwa pengeluaran wisatawan mancanegara pada tahun 1988 sebesar tahun 1980 dalam nilai riil rupiah, maka kesempatan kerja sebagai akibat kunjungan 1,25 juta wisatawan mancanegara pada tahun 1988 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. akan melebihi jumlah 500000. ini merupakan sumbangan yang tidak berarti dalam usaha menciptakan lapangan kerja baru bagi 11,9 juta selama repelita V. Spi utama kebijaksanaan kesemp tan kerja dalam repelita V. Spillane, 1995:54.

2.2.2.1. Penger

ajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa ad ging Industry bahwa, tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis. llane, 1995:53 Peran penting sektor pariwisata pada repelita V, dalam penciptaan lapangan kerja tidak hanya dalam arti kuantitatif akan tetapi juga dalam arti kualitas lapangan kerja yang bersedia. Sektor perhotelan dan sangat mungkin juga lain-lain komponen indutri pariwisata adalah sektor yang sesuai bagi penyediaan lapangan kerja swasta yang menantang bagi lulusan sekolah menengah dan tinggi, yang akan merupakan tugas a

2.2.2. Hotel tian Hotel :

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukuan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang w anya perjanjian khusus. Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lod yang utama hotel terbagi menjadi tiga 3 jenis yaitu :

a. Transient Hotel , adalah hotel yang terletak di tengah kota dengan jenis

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-

rumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan.

c. Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi ditempat

wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya. Sedangkan arti dari akomodasi adalah wahana untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Sulastyono 1999:5-7.

2.2.2.2. Fasilitas Usaha Hotel :

Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang menurut Keputusan Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersilkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 1 Kamar Tidur 2 Makanan dan Minuman 3 Pelayanan-pelayanan peninjang lain seperti : a Tempat-tempat rekreasi b Fasilitas Olah raga c Fasilitas doby laundry,dsb. Hotel merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolannya, dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para tamu selama 24 jam untuk hotel bintang 4 dan 5. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Disamping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha, ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan tempat untuk menginap, makandan minum,serta hiburan. Sulastyono 1999:11

2.2.2.3. Klasifikasi Usaha Hotel :

Untuk dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan menginap dihotel tentang standar fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing jenis dan tipe hotel maka bisa menggolongkan suatu hotel dengan penggolongan hotel. Penggolongan hotel tersebut ditandai dengan bintang,yang disusun mulai dari hotel berbintang 1 sampai dengan yang tertinggi adalah hotel dengan bintang 5. Secara garis besar kriteria yang digunakan untuk penggolongan hotel tersebut didasarkan pada unsur-unsur persyaratan sebagai berikut :

a. Phisik :

1. Besarkecilnya hotel atau banyaksedikitnya jumlah kamar tamu ; a. Hotel Kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang. b. Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar. c. Hotel Menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih 100 dan kurang dari 300 kamar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Hotel Besar, hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar. 2. Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan. 3. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerima tamu, dapur, toilet, dan telepon umum. 4. Perlengkapan yang tersedia, baik bagi karyawan, tamu, maupun pengelola hotel. 5. Kualitas Bangunan yang dimaksud adalah kualitas bahan- bahan bangunan yang dipergunakan, seperti kualitas lantai, dinding, termasuk juga tingkat kekedapan terhadap api, dan kualitas kekedapan suara yang datang dari dalam atau luar hotel. 6. Tata letak ruang, dan ukuran ruang. b. Operasionalmanajemen : 1. Struktur organisasi dengan uraian tugas dan manual kerja secara tertulis bagi masing-masing jabatan yang tercantum dalam organisasi. 2. Tenaga kerja, spesialisasi dan tingkat pendidikan karyawan disesuaikan dengan persyaratan peraturan penggolongan hotel. c. Pelayanan : 1. Keramah tamahan, sopan dan mengenakan pakaian seragam hotel. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Pelayanan diberikan mengacu pada kebutuhan-kebutuhan dan keinginan tamu. 3. Untuk hotel bintang 4 dan 5, pelayanan dibuka 24 jam.Sulastyono 1999;11-13

2.2.2.4. Kegiatan Pemasaran

Kegiatan Pemasaran yang berhasil terdiri dari kegiatan utama yakni kegiatan untuk mengembangkan produk atau kegiatan untuk mempromosikan produk itu. Akomodasi yang berhasil biasanya sudah mengembangkan suatu produk yang di inginkan dalam arti fasilitas dan pelayanan. Biasanya hanya sedikit perhatian yang dicurahkan oleh pemilik akomodasi terhadap kegiatan promosi dan penjualan. Meskipun kenyataanya tanggung jawab untuk menjual kamar- kamar hotel atau jenis akomodasi lainnya, namun hal ini kerap kali tidak di lakukan kecuali hotel-hotel besar. Apabila suatu kegiatan promosi dilakukan untuk sebuah hotel yang kecil, namun upaya penjualan biasanya di arahkan hanya para pengunjung yang sudah tiba di daerah wisata itu. Wahab, 1998,335 2.2.3. Jumlah Kamar 2.2.3.1. Karakteristik Kamar : Tujuan dari setiap usaha perhotelan adalah mencari keuntungan dengan menyewakan fasilitas dan atau menjual pelayanan kepada para Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tamunya, dan berdasarkan pada pengertian hotel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dalam menjalankan usahanya selalu melakukan kegiatan- kegiatan sebagai berikut :

1. Penyewaan Kamar :

Kegiatan utama dari suatu usaha hotel adalah menyewakan kamar kepada tamu. Untuk bisa memberikan kepuasan kepada tamu, keadaan kamar yang disewakan harus berada dalam keadaan bersih, nyaman, menarik, dan aman terbebas dari berbagai kemungkinan terjadinya kecelakaan, pencurian, dan penyakit. Jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya bisa dibedakan atas : a. Single Room : Kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang. b. Twin Room : Kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing berukuran single. c. Double Room : Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double untuk dua orang. d. Double-Double : Kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu,dan dengan tempat tidur berukuran Double untuk dua orang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing-masing jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kamar mandi private bathroom. 2. Tempat tidur. 3. Ruang tidur. 4.Almari pakaian cupboard. 5. Radio dan Televisi. 6. Meja riastulis dressing table. 7. Rak untuk menyimpan koper luggage rack. 8. Asbak, Korek api, handuk, alat tulis stationeries. Jenis-jenis kamar menurut fasilitas yang tersedia adalah berbeda dari satu hotel dengan hotel yang lainnya, hal tersebut karena harga kamar selalu dikaitkan dengan kelengkapan fasilitas kamar,maka makin mahal pula harganya. Adapun contoh jenis kamar menurut fasilitasnya, antara lain ; Standart Room, Superior, Moderate, Suite Room, Executive Suite Room, dan Penhouse.

2. Penjualan makanan dan minuman

3. Penyediaan pelayanan-pelayanan penunjang lain yang bersifat

komersial. Sulastyono 1999:25-26 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2. Pelayanan Pemesanan Kamar :

Pelayanan pemesanan kamar dilakukan oleh bagian pemesanan kamar, bagian tersebut merupakan bagian yang pertama dihubungi oleh tamu sebelum tamu tersebut datang menginap di hotel. Memesan kamar lebih dulu sering dilakukan oleh tamu yang akan menginap untuk memastikan apakah kamar yang dikehendaki oleh tamu masih tersedia atau tidak. Adapun ruang lingkup kegiatan operasional bagian pemesanan kamar meliputi : a. Melayani seluruh pemesanan kamar hotel dari berbagai sumber dan cara pemesanan. b. Melaksanakan proses pekejaan pemesanan kamar termasuk memberikan konfirmasi kamar. c. Mengarsipkan pesanan kamar sesuai dengan tanggal, bulan kedatangan tamu. d. Melakukan pengecekan situasi jumlah dan jenis kamar yang terjual dan yang belum terjual. Sulastyono 1999: 64 Untuk meyakinkan agar tamu bisa mendapatkan kamar, maka biasanya tamu tersebut terlebih dahulu ke hotel dimana tamu akan menginap. Pemesanan kamar dapat dilakukuan oleh tamu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelumnya. Pada mulanya pemesanan kamar banyak dilakukan oleh tamunya sendiri yang menghubungi secara langsung ke hotel yang dikehendaki dengan melalui telepon, surat, faksimili, ataupun melalui e- Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mail. Cara lain dapat juga dilakukan melalui biro-biro perjalanan Travel Agent Wahab 1998:333.

2.2.3.3. Tarif Kamar :

Kategori tarif kamar minimum minimum room rate biasanya adalah untuk kamar standarekonomi, sedangkan tarif kamar maksimum maksimum room rate biasanya untuk jenis kamar deluxe atau suite. Setiap kategori kamar mempunyai tarif normal normal rate, yang mana tarif normal biasanya ditentukan oleh manajemen hotel. Tarif spesial special Rate biasanya diberikan kepada tamu rombongan group dan tamu-tamu tertentu dengan tujuan promosi atau untuk memelihara tingkat huni kamar pada periode waktu-waktu tertentu rendah. Beberapa contoh tarif kamar special, antara lain: 1 Tarif kamar yang diberikan pada perusahaan-perusahaan besar disebut juga corporate atau Commerce rate. 2 Untuk mempromosikan hotel, tarif kamar special juga diberikan kepada group leaders, meeting planners, tour operator dan setiap tamu yang potensial dapat mendatangkan keuntungan bagi hotel. 3 Tarif kamar juga diberikan pada travel agent. 4 Tarif kamar normal untuk suatu keluarga dan anak-anaknya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 Perencanaan paket Package plans dimana tarif kamar sudah termasuk makan, transportasi, tips, dll. Adalah merupakan bagian dari total pelayanan. Sulastyono 1999:106.

2.2.3.4. Demand dan Supply

Bila permintaan demand atas produk melebihi penawaran supply, keadaan ini dapat disebut a defict exist. Artinya persediaan barang kurang dari yang diperlukan pelanggan. Sebaliknya kalau persediaan lebih besar dari permintaan, keadaan ini disebut sebagai a surplus exist, atau terjadi kelebihan persediaan. Dalam bisnis perhotelan, terjadinya a room surplus exist kalau jumlah kamar yang tersedia pada hotel lebih banyak dari banyaknya tamu yang menginap. Contoh, ada 4 kawasan wisata memiliki 500 kamar. Penjualan tiap tahun sebanyak 146.000 kamar permintaan rata-rata terhadap kamar tiap tahun adalah: RATA-RATA PERMINTAAN = 146.000 : 365 = 400 KAMAR. Dari perhitungan diatas dapat dikethaui bahwa rata-rata kamar terjual tiap hari sebanyak 400 kamar. Karena itu, setiap hari terjadi kelebihan kamar sebanyak 100 kamar yang tidak terisi atau tidak terjual. Karena itu, perlu diusahakan agar tamu lebih banyak datang dan menginap pada hotel-hotel yang ada di kawasan wisata tersebut. Salah satu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. caranya adalah dengan meningkatkan sales promotion yang lebih efektif, sehingga tamu tertarik berkunjung ke kawasan wisata itu Yoeti 2001: 118-119.

2.2.3.5. Standar Perlengkapan Kamar Tamu :

Perlengkapan kamar tamu untuk setiap hotel tentu tidaklah sama, hal ini tergantung dari jenis hotel dan kemampuan setiap hotel. Namun demikian, sekalipun perlengkapan kamar tamu di setiap hotel adalah berlainan, tetapi untuk setiap jenis kamar yang sama dalam satu hotel, diusahakan memiliki standar fasilitas yang sama. Dengan demikian seorang tamu harus menetapkan hotel yang akan di tempati untuk memiliki standar dengan menetapkan keseragaman jenis, jumlah, dan cara penempatan perlengkapan yang akan disediakan di setiap kamar. Dengan memiliki standar, maka pelaksanaan pembersihan dan penataan kamar serta pengawasan terhadap jumlah ataupun jenis perlengkapan, dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pada dasarnya, penataan perlengkapan kamar tamu berlaku untuk setiap jenis kamar, baik kamar yang terisi occupied, kamar kosong vacant maupun kamar yang tamunya telah meninggalkan kamar check out. Penataan perlengkapan kamar dilakukan pada waktu pembersihan kamar, dan pengawasannya dilaksanakan oleh pengawas kamar room Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. supervisor pada waktu pemeriksaan kamar inspection. Sulastyono 1999:239. 2.2.4. Tingkat Hunian Kamar 2.2.4.1. Pengertian Tingkat Hunian Kamar Tingkat hunian kamar juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri, seorang konsumen atau tamu akan menginap kembali di hotel yang sama jika ia memperoleh kepuasan atas jasa pelayanan dan produk hotel tersebut. Secara otomatis mi akan menaikkan tingkat hunian kamar hotel. Pada dasarnya kebutuhan konsumen terbagi menjadi dua kebutuhan pokok yaitu: a. Kebutuhan fisik, misalnya makan, minum tidur dan lain-lain. b. Kebutuhan Psikologi, misalnya ketenangan, kenyamanan, keramahan keindahan dan lain-lain. Penghunian kamar hotel oleh tamu itu dihitung dengan tingkat penghunian kamar atau room occupancy rate, yaitu presentase kamar yang laku per malam roomnight dan seluruh kamar malam untuk jangka waktu tetentu. Biasanya diambil jangka waktu satu tahun. Untuk hotel dengan seratus kamar, misalnya, jumlah kamar permalam yang tersedia seluruhnya ialah 365 x 100 = 36.500 kamarmalam. Kalau dikatakan tingkat penghunian ataü occupancy rate-nya 60, maka ini berarti bahwa selama setahun itu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terjual 60. dan 36.500 kamarmalam atau 2190 kamarmalam. Jadi rata-rata setiap hari terjual 2190 kamarmalam 365 = 60 kamarmalam ini berdasarkan perhitungan single occupancy, artinya setiap kamar dihuni oleh seorang. Kalau sekamar dihuni dua orang double occupancy jumlah kamarmalam yang terjual adalah 30. Pada tingkat penghunian tertentu, misalnya 55, terjadilah ‘titik impas’ break oven point dalam pengusahaan hotel, artinya dalam tingkat penghunian itu hotel tidak rugi dan tidak untung. Keuntungan baru terjadi pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. Untuk hotel kelas bawah keuntungan sudah dapat bisa di raih dengan tingkat penghunian di bawah 50. untuk hotel berbintang, keuntungan itu baru dapat di raih pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. misal pada sangkut-pautnya dengan kebijaksanaan penentuan tarif hotel yang mempengaruhi jumlah dan kelas wisatawan yang menggunakan jasa di hotel. Akan tetapi, indikasi penghunian hotel berdasarkan kamarmalam yang terjual itu kelihatannya akan menjadi tidak tetap dengan adanya kecenderungan untuk menjual kamar sesering mungkin, tidak hanya sekali dalam dua puluh empat jam. Soekadijo, 1997:101. Sebagian besar tamu manca negara yang datang ke Indonesia tinggal di hotel, yaitu 62,10 sementara yang tinggal di rumah teman relatif kecil yaitu 3,03 dan total tamu manca negara. Sedangkan tamu manca negara yang tinggal dengan akomodasi lainnya adalah 10,54. Tidak terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perubahan yang berarti bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat penghunian hotel merupakan yang terbesar yaitu 86,95, tinggal ditempat teman 3,03 dan di perusahaan akomodasi lainnya 13,07. Yoeti, 1996:190. 2.2.5. Definisi Wisatawan 2.2.5.1. PengertianWisatawan Orang yang datang berkunjung pada tempat atau Negara biasanya disebut sebagai pengujung yang terdiri dari banyak orang dengan berbagai macam motivasi kunjungan, termasuk di dalamnya wisatawan. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan Menurut F.W. Ogilive, wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu yang pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, kedua bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut. Sihite, 2000; 49. juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh Negara yang dikunjunginya Yoeti, 1982;123 Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata itu dilakukan, maka jenis wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Wisatawan asing Foreign Tourist : Orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang dating memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negaranya dimana biasa mereka tinggal. 2. Wisatawan Domestik Domestic Foreign Tourist: Orang yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal. 3. Wisatawan Dalam Negeri Domestic Tourist: Seseorang warga suatu negara yang melakukan perjalanan dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. 4. Indegenous Tourist: Warga Negara suatu Negara tertentu yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri, pulang kenegara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. 5. Transit Tourist: Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu Negara tertentu yang menumpang kapal laut, udara dan kereta api yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan airport station Yoeti, 1982;132 Dengan banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara otomatis uang yang dibelanjakan oleh wisatawan akan meningkatkan pemasukan daerah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Jumlah kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain ; 1. Faktor hukum dan perundang-undangan Faktor-faktor ini mempersiapkan semua peraturan yang menyangkut pasar- pasar wisata yang sangat diperlukan untuk menetapkan kemungkinan pemanfaatan pasar-pasar wisata itu, misal seandainya pada suatu Negara tertentu peraturan yang ketat dalam membatasi warga negaranya bepergian ke luar negeri karena alasan kesulitan ekonomi dalam Negara, jelas Negara itu bukan menjadi suatu pasar sumber wisatawan yang baik dan karena itu, tentu akan sia-sia menyediakan anggaran promosi wisata ke negara itu. 2. Faktor politik Situasi politik sangat berperan dsatawan akan menuru secara drastis ke dalam daerah atau tujuan wisata dalam pariwisata, selain jumlah arus wisatawan yang terjadi krisis politik atau peperangan, juga negara-negara sumber wisatawan akan terkena akibatnya. Tambahan pula juga negara-negara sumber wisatawan dengan negara kunjungan akan membawa dampak positif terhadap peningkatan arus wisatawan antara kedua negara itu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Faktor Teknologi Kemudahan-kemudahan pencapaian yang baik ke suatu daerah kunjungan dan tersedianya bermacam-macam sarana angkutan akan sangat mempengaruhi pengembangan arus wisatawan. Otomatisasi bidang informasi misal dan sarana komputer akan membawa dampak yang berguna dalam menyebarkan informasi untuk meningkatkan minat berwisata dan merangsang peningkatan dan kedatangan wisatawan. 4. Faktor Budaya Diantara kekuatan-kekuatan yang sangat efektif memberi bentuk arus wisatawan yaitu faktor pendidikan, adat istiadat, dan ilmu pengetahuan mengenai bidang-bidang lain dunia ini, dengan begitu pantaslah kalau kita katakan bahwa kegiatan perjalanan wisata lebih terasa dikalangan masyarakat berbudaya dan berpendidikan Wahab, 1989;58. 2.2.6. Produk Domestik Regional Bruto PDRB 2.2.6.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB Menurut BPS, PDRB adalah total nilai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah regional tertentu dalam waktu tertentu biasanya 1 tahun. PDRB yang dirinci menurut lapangan usaha merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam suatu propinsi dalam jangka waktu tertentu. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat dinilai atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran PDRB. PDRB dapat diartikan satu persatu yaitu sebagai berikut, dinamai produk oleh karena yang dijumlahkan adalah nilai tambah produk yang berbentuk barang dan jasa. Dinamai domestik oleh karena produk yang dihitung itu adalah yang dihasilkan dalam batas-batas suatu negara. Dinamai regional oleh karena produk itu dihasilkan di wilayah tertentu di suatu negara. Dinamai bruto oleh karena didalamnya termasuk sejumlah penyusutan barang-barang modal yang digunakan untuk berproduksi Partadiredja, 1985:45. Sedangkan definisi PDRB menurut lapangan usaha Hotel adalah Sub sector ini mencakup semua hotel baik berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam tamu dan tarifnya, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survey khusus pendapatan nasional. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah dengan outputnya BPS, 2000:

2.2.6.2. Cara Menghitung PDRB

Produk Domestik Regional Bruto dapat diukur atau dihitung dengan tiga macam pendekatan, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Pendekatan produksi Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu 1 tahun. Unit produksi tersebut dibedakan menjadi 11 sektor, yaitu: a. Pertanian b. Pertambangan dan penggalian c. Industri pengolahan d. Listrik, gas dan air minum e. Bangunan f. Perdagangan g. Pengangkutan dan komunikasi h. Bank dan lembaga keuangan lainnya i. Sewa rumah j. Pemerintahan k. Jasa-jasa 2. Pendekatan pendapatan Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu 1 tahun. Balas jasa produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang dimaksud meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. 3. Pendekatan pengeluaran a. Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi: Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan b. Pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok c. Pengeluaran konsumsi pemerintah d. Ekspor netto yaitu ekspor dikurangi impor dalam jangka waktu 1 tahun Dumairy, 1997:38. Dari beberapa penjelasan diatas tentang pengertian Produk Domestik Regional Bruto, maka dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu total nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional terentu dan dalam waktu tertentu.

2.3. Kerangka Pikir

Perusahaan-perusahaan yang dapat dikelompokkan dalam industri pariwisata, yaitu: Travel agent, perusahaan pengangkutan, akomodasi perhotelan, bar dan restioran, souvenirshop dan perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan, seperti postcard, kantor pos, money changer, dan sebagainya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Diantara perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata, akomodasi perhotelan khususnya hotel berbintang merupakan komponen utama yang besar peranannya baik dalam perkembangan kepariwisataan, perluasan lapangan usaha maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Yoeti, 1996:147 Dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan perhotelan sehingga para pengusaha dapat meningkatkan sarana, jumlah dan fasilitas hotel lebih lanjut, maka pemerintah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan yaitu dengan memberikan pelbagai fasilitas PMA, PMDN, kredit bank dan sebagainya, sehingga dengan perangsang-perangsang seperti itu kemungkinan besar akan terjadi investasi yang sedemikian besar yang pada akhirnya dapat merehabilitasi dan meningkatkan hotel-hotel tersebut. Dengan adanya pembangunan hotel tersebut dan fasilitasnya diharapkan kebutuhan akan tenaga kerja akan meningkat yang berarti jumlah tenaga kerja yang terserap akan bertambah Spillane, 1987:101. Begitu pula dengan jumlah kamar dihotel meningkat, yang disebabkan adanya perluasan lapangan kerja maka akan dapat meningkatkan kesempatan kerja pada hotel berbintang, sehingga permintaan kebutuhan akan tenaga kerja akan meningkat yang pada akhirnya jumlah tenaga kerja yang terserap akan meningkat. Adanya fasilitas dan pelayanan yang memuaskan hanya ada di hotel berbintang, Semakin banyak jumlah bintangnya maka persyaratan, fasilitas, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan pelayanannya semakin lengkap. Hal ini menjadi alasan mengapa wisatawan asing yang datang ke Indonesia merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan meningkatnya tingkat hunian kamar, khususnya pada hotel berbintang. Termasuk adanya pelayanan yang diberikan oleh tenaga kerja operasional yang terlatih,sehingga kenyamanana bisa dirasakan oleh wisatawan yang datang, yang pada akhirnya dapat menambah kesempatan kerja pada hotel berbintang.Soekardijo, 1997:89 Begitu juga apabila dalam upaya meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke daerah-daerah wisata, kegiatan promosi harus lebih ditingkatkan dan bersamaan dengan itu pula pelayanan di bidang jasa wisata perlu ditingkatkan. Sehingga diharapkan Wisatawan Mancanegara merasa nyaman dan betah berada di daerah wisata dan akan kembali lagi untuk menikmati wisatanya di lain waktu. Yang perlu diusahakan adalah bagaimana agar lebih banyak wisatawan yang datang dan yang paling penting ialah kesempatan kerja pada hotel berbintang lima, sehingga penyerapan tenaga kerja bisa meningkat Yoeti, 1996:226 PDRB yang mengalami peningkatan cenderung akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Dengan naiknya produktivitas tenaga kerja maka akan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat sehingga permitaan barang dan jasa akan mengalami kenaikan. Hal ini akan mempengaruhi peningkatan jumlah tenaga kerja Mankiw, 2000;19. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.4. Paradigma Kesempatan Kerja Jumlah Hotel Berbintang Lima X 1 Jumlah Kamar X 2 Tingkat Hunian Kamar X 3 Perluasan Lapangan Kerja Tenaga Kerja Operasional Penyerapan Tenaga Kerja Y Pelayanan Hotel Tingakat Kunjungan Wisatawan Mancanegara X 4

2.4. Hipotesis