Demand dan Supply Cara Menghitung PDRB

5 Perencanaan paket Package plans dimana tarif kamar sudah termasuk makan, transportasi, tips, dll. Adalah merupakan bagian dari total pelayanan. Sulastyono 1999:106.

2.2.3.4. Demand dan Supply

Bila permintaan demand atas produk melebihi penawaran supply, keadaan ini dapat disebut a defict exist. Artinya persediaan barang kurang dari yang diperlukan pelanggan. Sebaliknya kalau persediaan lebih besar dari permintaan, keadaan ini disebut sebagai a surplus exist, atau terjadi kelebihan persediaan. Dalam bisnis perhotelan, terjadinya a room surplus exist kalau jumlah kamar yang tersedia pada hotel lebih banyak dari banyaknya tamu yang menginap. Contoh, ada 4 kawasan wisata memiliki 500 kamar. Penjualan tiap tahun sebanyak 146.000 kamar permintaan rata-rata terhadap kamar tiap tahun adalah: RATA-RATA PERMINTAAN = 146.000 : 365 = 400 KAMAR. Dari perhitungan diatas dapat dikethaui bahwa rata-rata kamar terjual tiap hari sebanyak 400 kamar. Karena itu, setiap hari terjadi kelebihan kamar sebanyak 100 kamar yang tidak terisi atau tidak terjual. Karena itu, perlu diusahakan agar tamu lebih banyak datang dan menginap pada hotel-hotel yang ada di kawasan wisata tersebut. Salah satu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. caranya adalah dengan meningkatkan sales promotion yang lebih efektif, sehingga tamu tertarik berkunjung ke kawasan wisata itu Yoeti 2001: 118-119.

2.2.3.5. Standar Perlengkapan Kamar Tamu :

Perlengkapan kamar tamu untuk setiap hotel tentu tidaklah sama, hal ini tergantung dari jenis hotel dan kemampuan setiap hotel. Namun demikian, sekalipun perlengkapan kamar tamu di setiap hotel adalah berlainan, tetapi untuk setiap jenis kamar yang sama dalam satu hotel, diusahakan memiliki standar fasilitas yang sama. Dengan demikian seorang tamu harus menetapkan hotel yang akan di tempati untuk memiliki standar dengan menetapkan keseragaman jenis, jumlah, dan cara penempatan perlengkapan yang akan disediakan di setiap kamar. Dengan memiliki standar, maka pelaksanaan pembersihan dan penataan kamar serta pengawasan terhadap jumlah ataupun jenis perlengkapan, dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pada dasarnya, penataan perlengkapan kamar tamu berlaku untuk setiap jenis kamar, baik kamar yang terisi occupied, kamar kosong vacant maupun kamar yang tamunya telah meninggalkan kamar check out. Penataan perlengkapan kamar dilakukan pada waktu pembersihan kamar, dan pengawasannya dilaksanakan oleh pengawas kamar room Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. supervisor pada waktu pemeriksaan kamar inspection. Sulastyono 1999:239. 2.2.4. Tingkat Hunian Kamar 2.2.4.1. Pengertian Tingkat Hunian Kamar Tingkat hunian kamar juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri, seorang konsumen atau tamu akan menginap kembali di hotel yang sama jika ia memperoleh kepuasan atas jasa pelayanan dan produk hotel tersebut. Secara otomatis mi akan menaikkan tingkat hunian kamar hotel. Pada dasarnya kebutuhan konsumen terbagi menjadi dua kebutuhan pokok yaitu: a. Kebutuhan fisik, misalnya makan, minum tidur dan lain-lain. b. Kebutuhan Psikologi, misalnya ketenangan, kenyamanan, keramahan keindahan dan lain-lain. Penghunian kamar hotel oleh tamu itu dihitung dengan tingkat penghunian kamar atau room occupancy rate, yaitu presentase kamar yang laku per malam roomnight dan seluruh kamar malam untuk jangka waktu tetentu. Biasanya diambil jangka waktu satu tahun. Untuk hotel dengan seratus kamar, misalnya, jumlah kamar permalam yang tersedia seluruhnya ialah 365 x 100 = 36.500 kamarmalam. Kalau dikatakan tingkat penghunian ataü occupancy rate-nya 60, maka ini berarti bahwa selama setahun itu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terjual 60. dan 36.500 kamarmalam atau 2190 kamarmalam. Jadi rata-rata setiap hari terjual 2190 kamarmalam 365 = 60 kamarmalam ini berdasarkan perhitungan single occupancy, artinya setiap kamar dihuni oleh seorang. Kalau sekamar dihuni dua orang double occupancy jumlah kamarmalam yang terjual adalah 30. Pada tingkat penghunian tertentu, misalnya 55, terjadilah ‘titik impas’ break oven point dalam pengusahaan hotel, artinya dalam tingkat penghunian itu hotel tidak rugi dan tidak untung. Keuntungan baru terjadi pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. Untuk hotel kelas bawah keuntungan sudah dapat bisa di raih dengan tingkat penghunian di bawah 50. untuk hotel berbintang, keuntungan itu baru dapat di raih pada tingkat penghunian yang lebih tinggi. misal pada sangkut-pautnya dengan kebijaksanaan penentuan tarif hotel yang mempengaruhi jumlah dan kelas wisatawan yang menggunakan jasa di hotel. Akan tetapi, indikasi penghunian hotel berdasarkan kamarmalam yang terjual itu kelihatannya akan menjadi tidak tetap dengan adanya kecenderungan untuk menjual kamar sesering mungkin, tidak hanya sekali dalam dua puluh empat jam. Soekadijo, 1997:101. Sebagian besar tamu manca negara yang datang ke Indonesia tinggal di hotel, yaitu 62,10 sementara yang tinggal di rumah teman relatif kecil yaitu 3,03 dan total tamu manca negara. Sedangkan tamu manca negara yang tinggal dengan akomodasi lainnya adalah 10,54. Tidak terdapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perubahan yang berarti bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat penghunian hotel merupakan yang terbesar yaitu 86,95, tinggal ditempat teman 3,03 dan di perusahaan akomodasi lainnya 13,07. Yoeti, 1996:190. 2.2.5. Definisi Wisatawan 2.2.5.1. PengertianWisatawan Orang yang datang berkunjung pada tempat atau Negara biasanya disebut sebagai pengujung yang terdiri dari banyak orang dengan berbagai macam motivasi kunjungan, termasuk di dalamnya wisatawan. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan Menurut F.W. Ogilive, wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu yang pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, kedua bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut. Sihite, 2000; 49. juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh Negara yang dikunjunginya Yoeti, 1982;123 Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata itu dilakukan, maka jenis wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Wisatawan asing Foreign Tourist : Orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang dating memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negaranya dimana biasa mereka tinggal. 2. Wisatawan Domestik Domestic Foreign Tourist: Orang yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal. 3. Wisatawan Dalam Negeri Domestic Tourist: Seseorang warga suatu negara yang melakukan perjalanan dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. 4. Indegenous Tourist: Warga Negara suatu Negara tertentu yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri, pulang kenegara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. 5. Transit Tourist: Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu Negara tertentu yang menumpang kapal laut, udara dan kereta api yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan airport station Yoeti, 1982;132 Dengan banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara otomatis uang yang dibelanjakan oleh wisatawan akan meningkatkan pemasukan daerah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Jumlah kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain ; 1. Faktor hukum dan perundang-undangan Faktor-faktor ini mempersiapkan semua peraturan yang menyangkut pasar- pasar wisata yang sangat diperlukan untuk menetapkan kemungkinan pemanfaatan pasar-pasar wisata itu, misal seandainya pada suatu Negara tertentu peraturan yang ketat dalam membatasi warga negaranya bepergian ke luar negeri karena alasan kesulitan ekonomi dalam Negara, jelas Negara itu bukan menjadi suatu pasar sumber wisatawan yang baik dan karena itu, tentu akan sia-sia menyediakan anggaran promosi wisata ke negara itu. 2. Faktor politik Situasi politik sangat berperan dsatawan akan menuru secara drastis ke dalam daerah atau tujuan wisata dalam pariwisata, selain jumlah arus wisatawan yang terjadi krisis politik atau peperangan, juga negara-negara sumber wisatawan akan terkena akibatnya. Tambahan pula juga negara-negara sumber wisatawan dengan negara kunjungan akan membawa dampak positif terhadap peningkatan arus wisatawan antara kedua negara itu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Faktor Teknologi Kemudahan-kemudahan pencapaian yang baik ke suatu daerah kunjungan dan tersedianya bermacam-macam sarana angkutan akan sangat mempengaruhi pengembangan arus wisatawan. Otomatisasi bidang informasi misal dan sarana komputer akan membawa dampak yang berguna dalam menyebarkan informasi untuk meningkatkan minat berwisata dan merangsang peningkatan dan kedatangan wisatawan. 4. Faktor Budaya Diantara kekuatan-kekuatan yang sangat efektif memberi bentuk arus wisatawan yaitu faktor pendidikan, adat istiadat, dan ilmu pengetahuan mengenai bidang-bidang lain dunia ini, dengan begitu pantaslah kalau kita katakan bahwa kegiatan perjalanan wisata lebih terasa dikalangan masyarakat berbudaya dan berpendidikan Wahab, 1989;58. 2.2.6. Produk Domestik Regional Bruto PDRB 2.2.6.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB Menurut BPS, PDRB adalah total nilai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah regional tertentu dalam waktu tertentu biasanya 1 tahun. PDRB yang dirinci menurut lapangan usaha merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam suatu propinsi dalam jangka waktu tertentu. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat dinilai atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran PDRB. PDRB dapat diartikan satu persatu yaitu sebagai berikut, dinamai produk oleh karena yang dijumlahkan adalah nilai tambah produk yang berbentuk barang dan jasa. Dinamai domestik oleh karena produk yang dihitung itu adalah yang dihasilkan dalam batas-batas suatu negara. Dinamai regional oleh karena produk itu dihasilkan di wilayah tertentu di suatu negara. Dinamai bruto oleh karena didalamnya termasuk sejumlah penyusutan barang-barang modal yang digunakan untuk berproduksi Partadiredja, 1985:45. Sedangkan definisi PDRB menurut lapangan usaha Hotel adalah Sub sector ini mencakup semua hotel baik berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam tamu dan tarifnya, sedangkan persentase nilai tambah diperoleh dari survey khusus pendapatan nasional. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah dengan outputnya BPS, 2000:

2.2.6.2. Cara Menghitung PDRB

Produk Domestik Regional Bruto dapat diukur atau dihitung dengan tiga macam pendekatan, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Pendekatan produksi Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu 1 tahun. Unit produksi tersebut dibedakan menjadi 11 sektor, yaitu: a. Pertanian b. Pertambangan dan penggalian c. Industri pengolahan d. Listrik, gas dan air minum e. Bangunan f. Perdagangan g. Pengangkutan dan komunikasi h. Bank dan lembaga keuangan lainnya i. Sewa rumah j. Pemerintahan k. Jasa-jasa 2. Pendekatan pendapatan Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu 1 tahun. Balas jasa produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang dimaksud meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. 3. Pendekatan pengeluaran a. Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi: Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan b. Pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok c. Pengeluaran konsumsi pemerintah d. Ekspor netto yaitu ekspor dikurangi impor dalam jangka waktu 1 tahun Dumairy, 1997:38. Dari beberapa penjelasan diatas tentang pengertian Produk Domestik Regional Bruto, maka dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu total nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional terentu dan dalam waktu tertentu.

2.3. Kerangka Pikir

Perusahaan-perusahaan yang dapat dikelompokkan dalam industri pariwisata, yaitu: Travel agent, perusahaan pengangkutan, akomodasi perhotelan, bar dan restioran, souvenirshop dan perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan, seperti postcard, kantor pos, money changer, dan sebagainya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.