68 Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
diperoleh baik untuk variabel kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar lebih dari 0,05 yakni 0,391 untuk aspek kemampuan pemecahan
masalah dan 0,715 untuk aspek motivasi belajar siswa. Ini berarti variansi kelompok pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen baik
pada variabel kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa. Output SPSS 21 untuk uji homogenitas univariat dapat dilihat pada lampiran
4.4 halaman 241. Setelah asumsi normal dan homogen pada posttest kemampuan
pemecahan masalah dan angket akhir motivasi belajar siswa terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut.
a. Keefektifan Model Pembelajaran Generatif dalam Seting Team
Accelerated Instruction
TAI ditinjau
dari Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar Siswa
Uji one sample t-test yang dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 21 bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran
menggunakan model pembelajaran generatif dalam seting TAI terhadap kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa. Taraf signifikansi
yang digunakan adalah 0,05. Hasil analisis dengan one sample t-test untuk kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa
disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 17. Hasil Uji One Sample t-test Kelas Eksperimen
Kelompok Variabel
t df
Sig Sig2
Eksperimen Kemampuan Pemecahan
Masalah 6,839
30 0,000
0,000
Motivasi Belajar 6,196
30 0,000
0,000 Berdasarkan tabel 17, menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
dibagi 2 berdasarkan hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelompok eksperimen untuk variabel kemampuan pemecahan masalah sebesar
0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran generatif dalam seting team accelerated
instruction TAI efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
69 siswa. Nilai signifikansi yang dibagi 2 berdasarkan hasil uji one sample t-test
yang diperoleh untuk kelompok eksperimen untuk variabel motivasi belajar sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran generatif dalam seting team accelerated instruction TAI efektif terhadap motivasi belajar siswa. Uji hipotesis
selengkapnya dapat dilihat di lampiran 4.6 halaman 246.
b. Keefektifan Metode Ekspositori ditinjau dari Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar Siswa
Uji one sample t-test yang dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 21 bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran
menggunakan metode ekspositori terhadap kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa. Taraf signifikansi
yang digunakan adalah 0,05. Hasil analisis dengan one sample t-test untuk kemampuan pemecahan
masalah matematis dan motivasi belajar siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 18. Hasil Uji One Sample t-test Kelas Kontrol
Kelompok Variabel
t df
Sig Sig2
Kontrol Kemampuan Pemecahan
Masalah 4,402
31 0,000
0,000
Motivasi Belajar -0,295
31 0,770
0,385 Berdasarkan tabel 18, menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
dibagi 2 berdasarkan hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelompok kontrol untuk variabel kemampuan pemecahan masalah sebesar
0,000 kurang dari 0,05. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori efektif terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Nilai signifikansi yang dibagi 2 berdasarkan hasil uji one sample t-test yang diperoleh untuk kelompok kontrol untuk variabel
motivasi belajar sebesar 0,385 lebih dari 0,05. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori tidak efektif
terhadap motivasi belajar siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat di lampiran 4.6 halaman 247.
70
c. Perbandingan Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Model