Uji Asumsi Analisis Data

57

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari pengujian hipotesis yang berkaitan dengan keefektifan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning maupun pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar siswa. Jika kedua pembelajaran ini masing- masing efektif terhadap aspek yang diukur maka dilakukan uji lanjut dengan hipotesis mengenai perbedaan keefektifan. Jika hipotesis ini menunjukkan ada perbedaan maka dilannjutkan lagi dengan uji perbandingan.

a. Uji Asumsi

Asumsi normalitas dan homogenitas dari data yang diperoleh untuk prestasi belajar siswa harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis. Hasil yang diperoleh sebelum perlakuan berupa skor awal pretest serta perlakuan berupa skor akhir posttest baik untuk kelompok eksperimen mauupun kelompok kontrol. Dari data tersebut akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. 1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas juga dilakukan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas dilakukan terhadap 58 nilai pretest dan posttest prestasi belajar siswa. Hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut. H : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data Hasil Uji Normalitas Kelompok Data Uji Normalitas α Hasil Sig. Interpretasi Eksperimen Pretest 0,081 H diterima 0,05 Normal Posttest 0,076 H diterima 0,05 Normal Kontrol Pretest 0,079 H diterima 0,05 Normal Posttest 0,066 H diterima 0,05 Normal Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk masing- masing data lebih dari α 0,05, maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan Lampiran 4.4. 2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians masing-masing variabel secara terpisah. Untuk menguji kesamaan varians pretest untuk masing-masing variabel digunakan uji Lavene’s. Uji homogenitas dilakukan pada nilai pretest prestasi belajar. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. 59 H : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians homogen H 1 : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians tidak homogen Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data Hasil Uji Homogenitas Data Uji Homogenitas α Hasil Sig. Interpretasi Pretest Prestasi Belajar Siswa 0,304 H diterima 0,05 Homogen Posttest Prestasi Belajar Siswa 0,414 H diterima 0,05 Homogen Berdasarkan Tabel 8, didapatkan signifikansi untuk kedua data lebih dari α 0,05, maka H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas bersifat homogen. Hasil uji homogenitas pretest prestasi belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.5 Setelah dilakukan uji asumsi selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Kriteria keefektifan dalam pengujian hipotesis adalah pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata skor posttest siswa minimal mencapai KKM, yaitu 77. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut. 60 3 Uji Hipotesis Setelah hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan kemampuan awal untuk menentukan penggunaan uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data pretest. Uji perbedaan rata-rata antara kedua kelompok bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata atau tidak. Uji ini digunakan apabila asumsi normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Kedua asumsi ini telah terpenuhi untuk data yang diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Karena asumsi-asumsi tersebut telah terpenuhi, maka analisis data dilakukan dengan menerapkan statistik dengan hipotesis untuk variabel prestasi belajar sebagai berikut. H : µ � = µ � : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. H 1 : µ � ≠ µ � : Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria keputusan hipotesis tersebut adalah H ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 61 Pengujian hipotesis menggunakan uji perbedaan rata-rata Independent Sample Test dilakukan menggunakan bantuan Software SPSS 17. Hasil analisis dengan Independent Sample Test sebelum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan Variabel Kelompok Rata-rata Sig. Prestasi belajar Eksperimen 42,43 0,059 Kontrol 48,47 Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software SPSS 17 diperoleh signifikansi 0,059 lebih dari 0,05 untuk variabel prestasi belajar. Ini menunjukkan H diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap prestasi belajar. Analisis Keefektifan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa. 1 Pengujian Hipotesis Pertama Uji hipotesis pertama adalah untuk menguji keefektifan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Dalam hal ini pendekatan saintifik dikatakan efektif jika rata- rata skor posttest siswa minimal mencapai KKM, yaitu 77. Namun dalam merumuskan hipotesis dipilih skor 76,9 sebagai µ nilai yang dihipotesiskan, hal ini dilakukan supaya mendapat bentuk atau rumusan hipotesis statistik 62 yang memenuhi tujuan dari pengujian hipotesis penelitian, yaitu menolak H 0, sehingga hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut. H : µ 1 ≤ 76,9 : Pendekatan saintifik tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H : µ 1 76,9 : Pendekatan saintifik efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Hasil uji One-Sample T Test dengan bantuan software SPSS untuk prestasi belajar siswa disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil uji One-Sample T Test keefektifan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar Kelompok Variabel t df Sig. Pendekatan Saintifik Prestasi belajar 2,412 35 0,021 Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa signifikansi hasil uji One- Sample T Test yang diperoleh bahwa kelompok pendekatan saintifik untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,021. Signifikansi aspek prestasi belajar tersebut kurang dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik efektif terhadap prestasi belajar siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.6. Analisis Keefektifan Pendekatan Saintifik Berbasis Problem Based Learning ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa. 2 Pengujian Hipotesis Kedua Uji hipotesis kedua adalah untuk menguji keefektifan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning ditinjau dari prestasi belajar siswa. 63 Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Dalam hal ini pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dikatakan efektif jika rata-rata skor posttest siswa minimal mencapai KKM, yaitu 77. Namun dalam merumuskan hipotesis dipilih skor 76,9 sebagai µ nilai yang dihipotesiskan, hal ini dilakukan supaya mendapat bentuk atau rumusan hipotesis statistik yang memenuhi tujuan dari pengujian hipotesis penelitian, yaitu menolak H 0, sehingga hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut. H : µ 1 ≤ 76,9 : Pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa H : µ 1 76,9 : Pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Hasil uji One-Sample T Test dengan bantuan software SPSS untuk prestasi belajar siswa disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil uji One-Sample T Test keefektifan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning ditinjau dari prestasi belajar Kelompok Variabel t df Sig. Pendekatan Saintifik berbasis Problem Based Learning Prestasi belajar 4,255 34 0,000 Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa signifikansi hasil uji One- Sample T Test yang diperoleh bahwa kelompok pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,000. Signifikansi aspek prestasi belajar tersebut kurang dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning efektif 64 terhadap prestasi belajar siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.6. Analisis perbandingan Keefektifan Pendekatan Saintifik berbasis Problem Based Learning dan Pembelajaran Saintifik ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa. 3 Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil uji hipotesis pada rumusan masalah yang pertama diperoleh bahwa pendekatan saintifik efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua diperoleh bahwa pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa. Sehingga dilanjutkan pengujian hipotesis ketiga, yaitu untuk menjawab manakah yang lebih efektif antara pendekatan saintifik dan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. Setelah data tes menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya adalah uji perbedaan rata-rata skor gain prestasi belajar siswa. Data yang dianalisis adalah data skor gain yang diperoleh dari perbandingan antara selisih nilai posttest dan pretest. Karena asumsi-asumsi yang menjadi prasyarat telah terpenuhi, maka analisis data dilanjutkan dengan pengujian beda rata-rata skor gain prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini kelompok yang dibandingkan adalah kelompok dengan pendekatan saintifik dan kelompok dengan pendekatan saintifik 65 berbasis Problem Based Learning. Hipotesis yang digunakan untuk uji beda rata-rata prestasi belajar adalah sebagai berikut. H : µ � = µ � : Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. H 1 : µ � ≠ µ � : Terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria keputusan hipotesis yaitu H ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pengujian hipotesis menggunakan uji perbedaan rata-rata Independent Sample Test yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 17. Hasil analisis dengan Independent Sample Test setelah perlakuan disajikan pada tabel 12 berikut. Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan Variabel Kelompok Rata-rata Sig. Prestasi belajar Eksperimen 84,57 0,001 Kontrol 80,56 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 12, nilai signifikansi uji perbedaan rata-rata untuk variabel prestasi belajar adalah 0,001 ini menunjukkan bahwa H ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir kedua kelompok pada aspek prestasi belajar berbeda. 66 Setelah uji prasyarat dan uji perbedaan rata-rata terpenuhi, maka dilanjutkan uji hipotesis untuk rumusan masalah ketiga yaitu menentukan metode pembelajaran mana yang lebih efektif antara pendekatan saintifik dan kelompok dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning ditinjau dari prestasi belajar siswa. Adapun hipotesis untuk rumusan masalah ketiga adalah sebagai berikut. H : µ ≤ µ : Pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning tidak lebih efektif atau sama dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. H 1 : µ µ : Pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning lebih efektif daripada pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Kriteria keputusan hipotesis yaitu H ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis dengan Independent Sample Test setelah perlakuan disajikan pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Data Hasil Uji Perbandingan Rata-rata antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data Signifikansi α Hasil Skor akhir prestasi belajar siswa 0,001 0,05 H ditolak Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa signifikansi hasil uji Independent Sample Test yang diperoleh bahwa kelompok pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning untuk variabel prestasi belajar 67 sebesar 0,001. Signifikansi aspek prestasi belajar tersebut kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar siswa. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada 4.6.

B. Pembahasan 1. Keefektifan Pendekatan Saintifik Ditinjau dari Prestasi Belajar

Siswa Pendekatan saintifik merupakan aspek yang sangat penting dalam kurikulum 2013 yang digunakan sekarang. Meskipun ada beberapa sekolah yang sudah tidak menggunakan kurikulum 2013, namun pendekatan saintifik sendiri memiliki karakteristik yang cocok untuk diterapkan dalam suatu metode pembelajaran. Pendekatan saintifik bukanlah suatu metode pembelajaran, akan tetapi lebih berperan dalam langkah-langkah proses pembelajaran yang di dalamnya bisa juga dipadukan dengan metode-metode pembelajaran. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Upaya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Secara teoritis pengertian pendekatan saintifik dan langkah- langkahnya telah dibahas pada Bab II. Langkah-langkah dengan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Discovery Learning (Dl) Dan Problem Based Learning (Pbl) Ditinjau Dari Komunikasi Matematika (Kelas VIII Semester Genap D

0 4 11

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 1 12

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT), Numbered Head Together (NHT), dan Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Operasi dan Faktorisasi Bentuk Aljabar ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa

0 1 7

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Operasi Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MIND MAPPING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI OPERASI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

1 1 17

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN.

0 2 388

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI OPERASI ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KARANGANYAR | Cahyani | 8

0 0 8