Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 227
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
A. Pengantar
Memasuki Tahun 2013 akan segera diberlakukan pembelajaran Tematik Terpadu bagi peserta didik mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran dimaksud adalah dengan
menggunakan Tema yang akan menjadi pemersatu berbagai mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah scientific appoach dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan
nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran antara lain meliputi langkah-langkah pokok
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Mengolah
6. Menyajikan
7. Menyimpulkan dan
8. Mengkomunikasikan
Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, terlebih pada pembelajaran Tematik Terpadu, dimana pembelajarannya menggunakan Tema sebagai pemersatu. Sementara
setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu agar pembelajaran bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar dapat
lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan pendekatan scientific.
B. Pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu penyajian pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dengan Tema
sebagai pemersatunya. Sementara karakteristik keilmuan dari setiap materi pelajaran tidaklah sama maka khusus untuk penyajian pembelajaran dapat disajikan langkah dalam pendekatan
ilmiah sebagai berikut:
HO – 2.2-2
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 228
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
1. Mengamati
Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik Kelas I Sekolah Dasar perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik
masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan
media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh Tema Kegiatanku. Peserta didik diajak mengamati gambar, kemudian mereka diajak
mengidentifikasi, tentang ciri-ciri rumah. Apakah termasuk rumah yang bersih, dan apa syaratnya atau kriterianya rumah yang sehat. Dengan mengamati gambar, peserta didik akan
dapat secara langsung dapat menceritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut dalam kompetensi dasar dan indikator, dan mata pelajaran apa saja yang dapat dipadukan dengan
media yang tersedia. Kegiatan apa yang harus dilakukan dengan kondisi rumah yag diamati.
2. Menanya
Peserta didik yang masih duduk di kelas I Sekolah Dasar tidak mudah diajak bertanya jawab apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya
mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan
untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal. Dengan media gambar peserta didik diajak bertanya jawab kegiatan apa saja yang harus dilakukan peserta didik agar rumah dan lingkungannya menjadi
bersih dan sehat sekaligus membedakan rumah yang bersih dan yang tidak bersih. Eksplorasi
Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri rumah yang sehat?
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 229
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru, maka sudah memadukan dan
mengakomodasi mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk aspek mendengarkan, dan berbicaranya, membaca gambar serta menulis hasil identifikasi ciri-ciri rumah bersih dan
sehat. Bagi peserta didik yang masih duduk di kelas I Sekolah Dasar yang belum lancar membaca tulisan akan diganti dengan membaca gambar. Sedangkan konten yang yang
sedang dibahas merupakan substansi dari mata pelajaran Bahasa Indonesiadi dalamnya memuat IPA. Lebih lanjut dapat dipadukan dengan mata pelajaran Matematika tentang
bangun datar dan bangun ruang.
3. Menalar
Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan
dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan
dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara
pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Eksplorasi dan Elaborasi Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan gambar-gambar sebagai berikut:
No Gambar
Kegiatan di rumah
Kegiatan di sekolah
Kegiatan di lingkungan masyarakat
1. √
2.
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 230
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
3.
4.
5.
Peserta didik akan mengamati dan mengerjakan tugas dari guru dengan cara memberikan tanda cek √
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas I SDMI misalnya, peserta didik harus memahami konsep- konsep IPA yang ada di dalam Bahasa Indonesia dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: 1 menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum; 2 mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; 3 mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-
hasil eksperimen sebelumnya; 4 melakukan dan mengamati percobaan; 5 mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; 6 menarik simpulan atas hasil
percobaan; dan 7 membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Eksplorasi dan elaborasi
Contoh: Peserta didik bisa diajak berdiri di tengah lapangan untuk mencoba dan mempraktekkan
apakah bayang-bayang tubuh manusia bisa berjalan? Dan pada pukul berapa bayang-bayang manusia menyatu dengan tubuh manusia?
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 231
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
5. Mengolah
Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat
direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh
tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati,
saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara bersama-
sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari Kegiatan Elaborasi.
Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru
6. Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri
setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
7. Menyajikan
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio
kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil
pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang di basukkan ke dalam file atau Map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 232
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
8. Mengkomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil
kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah
jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
C. Penutup
Pendekatan ilmiah atau scientific dalam pembelajaran Tematik Terpadu akan semakin bagus apabila dilakukan secara alami, mengalir begitu saja, kontekstual dan terkait dengan
pengalaman hidup sehari-hari peserta didik. Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan sehari-hari yang pada
muaranya akan berdampak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Referensi:
Shelly Frei, 2008, Teaching Mathematics Today, Huntington Beach, CA 92649-1030: Shell Education
Sudarwan, Prof., 2013, Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta
http:www.the-scientist.com?articles.viewarticleNo24488titleThe-Scientific-Approach: diakses 16 Februari 2013
http:ariasusman.wordpress.com20090706pendekatan-ilmiah : diakses 16 Februari 2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 233
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Submateri Pelatihan 2.3: Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran
Langkah Kegiatan Inti
Kegiatan Interaktif
Diskusi Kelompok
Paparan Materi
15 Menit 50 Menit
20 Menit
Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.
Diskusi materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.
Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan
bahan tayang PPT-2.3
Paparan materi Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.33.2.
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 234
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 235
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 236
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 237
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 238
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 239
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
Materi Pelatihan 2 Analisis Materi Ajar – SD Kelas I | 240
SD
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK
A. Definsi dan Makna Asesmen Autentik