53
yaitu lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil uji classification result kemampuan fungsi diskriminan untuk memprediksi kondisi financial distress sebesar 69,4
hampir mendekati 70 yang berarti fungsi diskriminan tersebut dianggap baik dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan.
2. Kemampuan Variabel Current Ratio dalam Memprediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Rumusan hipotesis alternatif kedua adalah “Current ratio berpengaruh negatif
terhadap kondisi financial distress perusahaan”. Hasil uji diperoleh nilai
signifikansi 0,515 lebih besar dari 0,05 yang berarti current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan.
Variabel current ratio mengukur perbandingan aset lancar terhadap hutang lancar, jadi semakin tinggi current ratio perusahaan maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila current ratio 1:1 atau 100 berarti bahwa aset lancar dapat menutupi semua hutang
lancar. Rasio ini lebih aman jika berada di atas satu atau 100 artinya aset lancar akan mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa menggangu operasi
perusahaan. Variabel current ratio dalam penelitian ini tidak berpengaruh atau tidak mampu memprediksi financial distress. Berdasarkan data penelitian dapat
disimpulkan bahwa ternyata ada beberapa perusahaan yang memiliki current ratio yang tinggi akan tetapi perusahaan tersebut mengalami delisting, sedang
perusahaan yang dianggap memiliki current ratio kecil pada periode berikutnya
54
ternyata tidak mengalami delisting. Namun demikian penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu dalam hal periode yang digunakan untuk memprediksi hanya 2
tahun, sehingga kondisi tersebut belum mampu untuk memprediksi kondisi kesulitan keuangan pada periode selanjutnya atau periode prediksi. Penelitian ini
mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widarjo dan Setiawan 2009.
3. Kemampuan Variabel Quick Ratio dalam Memprediksi Kondisi Financial
Distress Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Rumusan hipotesis alternatif ketiga adalah “Quick ratio berpengaruh negatif
terhadap kondisi financial distress perusahaan”. Hasil uji diperoleh nilai
signifikansi 0,351 lebih besar dari 0,05 yang berarti quick ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan.
Variabel quick ratio mengukur perbandingan aset lancar yang dikurangi persediaan terhadap hutang lancar. Hal ini disebabkan karena persediaan
merupakan unsur aset lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga sehingga menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi, jadi quick
ratio menunjukkan kemampuan aset lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Hal ini berarti perusahaan yang memiliki quick ratio
yang tinggi maka perusahaan tersebut lebih likuid, yang berarti perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dan mampu membiayai
operasional perusahaan. Variabel quick ratio dalam penelitian ini tidak