11
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak teh hijau. Teh hijau diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas, Bogor. Bahan-bahan yang digunakan adalah lipase
pankreas babi tipe II Sigma L3126, p-nitrofenil laurat pNP laurat 61716-1G, CH
3
COONa, triton X-100, Tris buffer pH 8.2, air suling, HCl, NaOH, Folin-Ciocalteu 50 vv, etanol 95, Na
2
CO
3
5 wv, asam galat, butanol-HCL 95:5 vv, reagen Ferric 2 ferric ammonium sulfat di dalam HCL 2N, HCL 11.96 N, NaOH 10 N dan kertas Whatman No.42.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain botol semprot, gelas piala, neraca analitik, sendok, termometer, stopwatch, kain saring, gelas pengaduk, tabung sentrifus, sentrifus 3500
rpm dan 4000 rpm, hot plate, penyaring vakum, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet volumetrik, sudip, pipet tetes, mikropipet, bulb, pH meter, kuvet, UV-vis
spektrofotometer double-beam, waterbath, dan vortex.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembuatan ekstrak teh pada berbagai kondisi penyeduhan dan pengujian pengaruh simulasi pH pencernaan. Untuk setiap ekstrak teh awal
dan ekstrak teh hasil simulasi pH pencernaan dilakukan tiga analisis, yaitu kadar total fenol, kadar tanin terkondensasi, dan kemampuan inhibisi lipase. Analisis total fenol dan tanin terkondensasi
dilakukan sebagai uji pendukung guna menduga senyawa apakah dalam teh hijau yang dapat berperan sebagai inhibisi lipase. Diagram alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram alir penelitian Teh Hijau
Diseduh pada berbagai kondisi suhu awal penyeduhan 70, 85, 100 ˚C;
waktu penyeduhan 5, 10, 15 menit Ekstrak awal teh hijau
Diberi perlakuan simulasi pH sistem pencernaan treated extract
Ekstrak teh hijau simulasi sistem pencernaan
Dianalisis:
-
Total fenol
-
Tanin terkondensasi
-
Inhibisi lipase
12
B.1. Tahap Pembuatan Ekstrak Teh Awal
Teh hijau diblender kering sampai menghasilkan partikel halus 30 mesh yang homogen. Konsentrasi teh hijau dibuat sama, yaitu 0.02 gml 2 gram teh dilarutkan dengan 100 ml air. Proses
ekstraksi dilakukan menggunakan beberapa kondisi ekstraksi, yaitu ekstraksi pada suhu 70 ˚C, 85˚C,
dan 100 ˚C dan dengan waktu selama masing-masing 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Diagram alir
pembuatan ekstrak teh awal dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir pembuatan ekstrak teh hijau Sampel teh hijau ditimbang sebanyak 2 gram, kemudian diseduh dengan 100 ml air
destilata pada suhu 70 ˚C, 85˚C, 100˚C, selama 5 menit, 10 menit, 15 menit. Teh yang telah diseduh,
disaring menggunakan kain saring sebanyak 2 lapis dan kemudian disentrifus 3500 rpm pada suhu ruang selama 10 menit. Supernatan diambil untuk kemudian disaring menggunakan penyaring vakum
dengan kertas saring Whatman No.42. Setelah itu ekstrak teh ditepatkan hingga 100 ml dengan air destilata. Ekstrak teh hijau awal yang dihasilkan kemudian dianalisis kadar total fenol, kadar tanin
terkondensasi, dan kemampuan inhibisi lipase.
B.2. Tahap Pengujian Pengaruh Simulasi pH Sistem Pencernaan
Pada tahap ini, ekstrak teh awal diberi perlakuan yaitu pengaturan pH yang menyerupai pH sistem pencernaan manusia. Pada tahap awal dilakukan pengukuran nilai pH ekstrak awal teh hijau,
Serbuk teh hijau 2 gram Diseduh dengan 100 ml air bersuhu 70, 85, 100
˚C Didiamkan 5, 10, 15 menit
Disaring dengan kain saring Disentrifus 3500 rpm 10 menit
Disaring vakum
Ditepatkan hingga volume 100 ml Filtrat
Ekstrak awal teh hijau
13
lalu diatur pH nya hingga menjadi pH 2, kemudian didiamkan selama 30 menit, dan dinaikkan menjadi pH 6.8. Ekstrak yang telah diberi perlakuan simulasi pencernaan ini kemudian dianalisis
total fenol, kadar tanin terkondensasi, dan inhibisi lipase.
C. ANALISIS