PENGERINGAN UMUR SIMPAN TINJAUAN PUSTAKA A.

7 Stabilisasi menggunakan pendingin, modifikasi pH, dan penambahan bahan kimia telah diteliti. Penurunan suhu dapat menurunkan aktifitas hidrolisis lipase. Lajunya saja yang dihambat, lipase akan aktif kembali seriring peningkatan suhu. Penggunaan pendingin akan meningkatkan biaya dan untuk komersialisasi akan terhambat Orthoefer, 2001. Aktivitas lipase dan lipoxsigenase akan terhenti akibat denaturasi oleh panas selama stabilisasi bekatul. Panas dapat mengakibatkan rekasi oksidasi non enzimatik. Panas menyebabkan penyebaran kembali minyak, penghancuran endogenous dan peningkatan luas permukaan yang terpapar oksigen. Kerusakan oksidasi enzimatik dan non enzimatik di dalam pati dapat diperlambat dengan menjaga kadar oksigen yang rendah melalui pengemasan yang optimum selama penyimpanan Kao dan Luh, 1991. Autoklaf atau sering disebut sebagai panci bertekanan digunakan untuk meningkatkan tekanan sehingga titik didih cairan menjadi lebih tinggi. Efeknya, sterilisasi menjadi lebih efektif dan lama pemasakan menjadi lebih cepat Walker, 2007 .

C. PENGERINGAN

Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari padatannya Rahman, 1999. Pengeringan ditujukan untuk memperpanjang umur simpan produk segar tanpa dilakukan pendinginan selama pengiriman dan transportasi. Sasaran pengeringan adalah menurunkan kadar air atau aktivitas air a w hingga dapat menghambat kerusakan, pertumbuhan bakteri, menurunkan aktivitas enzim, menurunkan laju perubahan kimia yang tidak diinginkan Brennan, 2006 Penghilangan air biasanya dilakukan dengan pengeringan dengan panas. Penghilangan air pada bahan basah dapat dilakukan tanpa pemanasan, misalnya : pengepresan, penyaringan, penghilangan secara osmosis Maraolis dan Saravacos, 2003. Pengering rak terdiri dari dinding isolator, kipas angin, pemanas udara, dan rak tempat untuk meletakkan bahan. Ukurannya bermacam-macam mulai 8 dari skala perusahaan hingga berisi dua rak kecil. Udara dialirkan melewati permukaan rak dan makanan atau melewati lubang rak dan lapisan makanan atau keduanya. Udara jenuh dialirkan keluar pengering rak dan digantikan melalui pengatur Brennan, 2006. Gambar 4. Kurva laju pengeringan dan kadar air selama pengeringan McCabe et al., 1999 Pengering rak biasanya digunakan untuk mengeringkan produk curah yang berjumlah sedikit. Pemanas digunakan untuk memanaskan udara yang bersirkulasi dengan membawa energi panas. Produk dapat berupa potongan, bubuk atau pasta Maraolis dan Saravacos, 2003.

D. UMUR SIMPAN

Institut of food technologist mendefinisikan umur simpan produk pangan sebagai selang waktu antara saat produksi hingga saat konsumsi dimana produk berada dalam kondisi yang memuaskan pada sifat-sifat penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Menurut Kilcast dan Subramanian 1993, produk berada dalam kisaran umur simpan jika produk pangan masih aman, karakteristik organoleptik, kimia, fisik, dan mikroba masih dapat dipertahankan, dan sesuai dengan gizi yang telah ditetapkan. Menurut Kilcast dan Subramanian 1993, faktor yang mempengarui umur simpan dapat dikategorikan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik produk akhir, misalnya aktivitas air aw, pH, nutrisi, penggunaan bahan pengawet, dan biokimia alami produk enzim, komponen kimia. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi produk selama pengiriman hingga diterima konsumen. Faktor eksternal diantaranya 9 suhu penyimpanan, RH penyimpanan, RH proses, RH pengiriman, komposisi udara dalam kemasan, dan penanganan selama dikonsumen. Floros 1993 menyatakan umur simpan produk pangan dapat diduga dan kemudian ditetapkan waktu kadaluarsanya dengan menggunakan dua konsep studi penyimpanan produk pangan yaitu extended storage studies ESS dan accelerate storage studies ASS. ESS sering juga disebut sebagai metoda konvensional yaitu penentuan tanggal kadaluarsa dengan jalan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari dan dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya sehingga mencapai tingkat kadaluarsa. Pendugaan umur simpan produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak lagi dapat diterima konsumen. Metode ini akurat dan tepat, namun memerlukan waktu yang panjang, dan analisa parameter mutu yang relatif banyak. Metoda ESS sering digunakan untuk produk yang mempunyai kadaluarsa kurang dari 3 bulan Arpah, 2001. Metode ASS membutuhkan waktu pengujian yang relatif singkat, tetapi tetap memiliki ketepatan dan akurasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan, metoda ASS menggunakan suatu kondisi lingkungan yang dapat mempercepat accelerate rekasi deteriorasi produk pangan sehingga kerusakan yang berlangsung dapat diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol semua lingkungan produk dan mengamati parameter perubahan yang berlangsung Arpah, 2001. Model yang diterapkan pada penelitian akselerasi ini menggunakan pendekatan semi empiris dengan bantuan persamaan Arrhenius, yaitu suatu cara pendekatan yang menggunakan teori kinetika yang pada umumnya mempunyai ordo reaksi nol atau satu untuk produk pangan. Menurut Syarif dan Halid 1993, untuk menganalisa penurunan mutu dengan metode akselerasi diperlukan beberapa pengamatan yaitu harus ada parameter yang diukur secara kuantitatif.

III. METODOLOGI PENILITIAN A.