IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENGERINGAN BEKATUL
Proses pengeringan bekatul dilakukan dengan pengering rak karena cocok untuk bahan padat, suhu udara dapat dikontrol, dan terdapat sirkulator
udara. Kipas sirkulator berfungsi untuk memasukkan udara kering, mengeluarkan udara jenuh, serta meratakan panas ke seluruh bagian.
Pengeringan dimaksudkan untuk meminimalkan kandungan air dalam bekatul sehingga bekatul memiliki bobot lebih ringan dan umur simpan lebih panjang.
Pengeringan dilakukan pada suhu 50ºC dengan tujuan untuk mempertahankan nutrisi bekatul selama proses pengeringan. Menurut Deman
1999, penggunaan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan nutrisi bekatul. Protein akan terdenaturasi dan terkoagulasi pada suhu 55-75ºC.
Belizt 2009 menambahkan bahwa denaturasi protein merupakan proses terjadinya perubahan ikatan tersier tanpa adanya pemotongan ikatan kovalen
kecuali ikatan sulfida. Sumber panas pengering rak berasal dari elemen pemanas yang berada
di sekeliling ruang pengering. Elemen pemanas yang dipanaskan akan memanaskan udara disekitarnya. Sirkulator dalam pengering akan menukar
udara panas dengan udara yang lebih dingin hingga panas merata ke seluruh bagian dalam pengering.
Panas di bagian dalam pengering akan kontak dengan seluruh permukaan bekatul dan memanaskan bekatul secara konveksi. Air di
permukaan bekatul menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didih air 100ºC karena perbedaan kandungan uap air di dalam bekatul dan di
lingkungan sekitar bekatul. Tekanan uap air di permukaan bekatul sangat tinggi dan tekanan udara
pengering rendah sehingga perbedaan uap air ini menyebabkan terjadinya perpindahan masa uap air dari bekatul ke udara dan tekanan uap air di
permukaan bekatul menurun. Ketika tekanan permukaan bahan menurun, massa air bagian dalam bekatul berpindah ke permukaan dan kemudian
menguap ke udara. Udara yang telah jenuh dikeluarkan melalui outlet dan
15 digantikan oleh udara dingin yang masih kering. Jumlah uap air yang
diuapkan selama 6 jam dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Laju pengeringan bekatul segar Gambar 6 menunjukkan bahwa laju pengeringan bahan mulai konstan
setelah 3 jam pengeringan. Tekanan uap air bekatul pada awal proses lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan uap air di dalam pengering. Lama
pengeringan mengakibatkan penurunan tekanan uap air bekatul. Hal tersebut menyebabkan jumlah air yang diuapkan per menit semakin lama semakin
mengecil. Laju pengeringan konstan terjadi ketika tekanan uap air bekatul sama dengan tekanan uap air pengering, sehingga kecepatan penguapan air
dari bahan sama dengan kecepatan aliran panas yang melalui permukaan bahan. Lama pengeringan mengakibatkan penurunan kadar air bekatul
Gambar 7.
Gambar 7. Penurunan kadar air bekatul segar selama pengeringan
y = 0.018lnx + 0.031 R² = 0.933
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20
100 200
300 400
jum lah
uap a ir
m g
Lama Pengeringan menit
y = 8.143x
-0.09
R² = 0.921 2.0
3.0 4.0
5.0 6.0
7.0 8.0
100 200
300 400
K ada
r ai
r
Lama Pengeringan menit
16 Selama pengeringan, dilakukan pengujian kadar air untuk mengetahui
waktu yang diperlukan untuk menurunkan kadar air bekatul dari 6,86 menjadi 5 . Bekatul mencapai kadar air 5 setelah dilakukan pengeringan
selama 4 jam Gambar 7. Penentuan lama pengeringan bekatul berdasarkan pada laju pengeringan
yang konstan dan kadar air yang diharapkan sebesar 5 . Laju pengeringan mulai konstan setelah 3 jam pengeringan. Kadar air bekatul mencapai 5
setelah 4 jam pengeringan. Oleh karena itu lama pengeringan yang digunakan adalah 4 jam. Lama pengeringan bekatul segar digunakan sebagai acuan pada
pengeringan bekatul terstabilisasi. Stabilisasi tepung bekatul dilakukan dengan metode pemanasan basah
dan pengeringan. Pemanasan basah dilakukan menggunakan autoklaf dengan tiga variasi lama pemanasan, yaitu selama 5, 10, dan 15 menit. Proses
pemanasan dan pengeringan mengakibatkan perubahan kadar air bekatul Tabel 2.
Tabel 2. Kadar air produk setelah pemanasan dan pengeringan Lama pemanasan
menit Kadar air
awal Kadar air setelah
pemanasan Kadar air setelah
pengeringan 5
6,86 9,00
4,94 10
6,86 9,76
5,15 15
6,86 10,73
5,30 Kadar air bekatul segar sebesar 6,86 Tabel 2. Pemanasan
menggunakan autoklaf dapat meningkatkan kadar air bekatul segar dari 6,86 menjadi 9 5 menit, 9,76 10 menit, dan 10,73 15 menit.
Bekatul bersifat higroskopis sehingga mampu menyerap uap air selama pemanasan. Uap panas akan berikatan dengan molekul penyusun bekatul
secara absorpsi serta mengisi rongga kosong kapiler. Semakin lama pemanasan, intensitas kontak bekatul dengan uap panas semakin tinggi
sehingga kadar air bekatul meningkat. Peningkatan kadar air bekatul selama pemanasan dapat meningkatkan
aktivitas enzim sehingga mempercepat terjadinya ketengikan. Oleh karena itu, dilakukan proses pengeringan untuk menurunkan kadar air bekatul.
17 Pengeringan selama 4 jam menurunkan kadar air bekatul dari 9 menjadi
4,49 , dari 9,76 menjadi 5,15 , dan 10,73 dari menjadi 5,3 Tabel 2.
Selama proses pengeringan terjadi perpindahan massa bahan. Proses perpindahan massa selama pengeringan disimulasikan pada Gambar 8
menggunakan bekatul hasil pemanasan selama 5 menit. Pada proses pengeringan, tiap pemanasan mempunyai efek yang berbeda terhadap jumlah
air yang menguap dan laju pengeringan bekatul Tabel 3.
Bekatul 200 g
Pengeringan 50
o
C, 4 jam Bekatul awet kering
191,45 g Uap air
Gambar 8. Neraca massa pengeringan bekatul hasil pemanasan 5 menit Air yang menguap selama 4 jam
= 200 g - 191,46 g = 8,54 g
Laju pengeringan = 8,54 g4 jam = 0,593 mgdetik
Tabel 3. Laju pengeringan produk pada lama pemanasan yang berbeda Lama
pemanasan menit
Umpan g
Produk g
Produk g
Laju pengeringan rata-rata
mgdetik 5
200 191,45
8,54 0,593
10 200
190,28
9,72 0,675
15 200
188,54 11,47
0,796
Laju pengeringan tertinggi pada pemanasan 15 menit, sebesar 0,796 mgdetik dan diikuti oleh pemanasan 10 dan 5 menit Tabel 3. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya air yang terikat dalam bahan berpengaruh terhadap laju pengeringan bahan yang semakin besar. Kadar air yang tinggi
pada pemanasan 15 menit memiliki tekanan uap yang tinggi pula, inilah yang menyebakan bekatul pemanasan 15 menit mempunyai laju pengeringan rata-
rata lebih tinggi dibandingkan dengan pemanasan 10 dan 5 menit.
18
B. KARAKTERISTIK BEKATUL SEGAR DAN TERSTABLISASI