Beranekaragamnya kondisi perairan menjadi faktor yang mengharuskan ikan beradaptasi terhadap lingkungan setempat.
Waduk merupakan sebuah danau buatan yang dihasilkan dari pembendungan aliran sungai. Pembangunan waduk ditujukan bagi kesejahteraan
manusia, dengan beragam fungsi. Fungsi-fungsi tersebut seperti, Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA, irigasi, pengendali banjir, air minum, budidaya
perikanan dan pariwisata. Keberadaan waduk mengakibatkan perubahan topografi dan hidrologi perairan. Perubahan topografi waduk akan berkaitan dengan
keanekeragaman spesies ikan yang ditemukan Oliveira et al. 2004. Waduk Cirata merupakan salah satu waduk utama di Indonesia, yang
terbentuk dari pembendungan aliran Sungai Citarum. Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang yang berada di Provinsi Jawa Barat. Jumlah spesies ikan yang
ditemukan di Sungai Citarum sebelum pembendungan berjumlah lebih dari 20 spesies ikan asli Krismono et al. 1987. Waduk Cirata dibangun sebagai sumber
energi listrik, irigasi dan kegiatan budidaya perikanan. Budidaya perikanan dilakukan pada kegiatan Keramba Jaring Apung KJA.
Keberadaan serta jumlah spesies ikan asli Sungai Citarum saat ini diduga semakin berkurang. Perubahan topografi dan hidrologi serta keberadaan spesies
asing akan berpengaruh pada keanekaragaman ikan di Waduk Cirata. Dalam penelitian ini, dipelajari keanekaragaman ikan di Waduk Cirata sebagai respon
penyesuaian terhadap keberadaan waduk.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan; bagaimanakah keanekaragaman, kelimpahan dan distribusi ikan di Waduk Cirata?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keanekaragaman, kelimpahan, dan distribusi ikan di Waduk Cirata.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi ikan
Ikan dicirikan sebagai vertebrata poikilotermis yang hidup di dalam air, serta mempunyai insang dan sirip. Sistematika ikan terbagi menjadi Superkelas
Agnatha ikan tanpa rahang dan Superkelas Gnathosomata ikan berahang. Gnathostomata kemudian terbagi menjadi Kelas Chondrichthyes ikan bertulang
rawan, dan Kelas Osteichthyes ikan bertulang sejati. Sebagian besar ikan tergolong dalam Kelas Osteichthyes. Pada Kelas Osteichthyes terdapat 45 ordo,
435 famili, 4079 genus, dan 23689 spesies. Kelas Osteichthyes kemudian terbagi menjadi dua subkelas yaitu, Sarcopterygii ikan bersirip lobus dan Actinopterygii
ikan bersirip keras atau bersirip lunak. Actinopterygii kemudian terbagi lagi menjadi Chondrostei dan Neopterygii Nelson 2006.
Jumlah spesies ikan diketahui lebih banyak dari pada vertebrata lainnya. Menurut Nelson 2006 saat ini terdapat 28000 spesies ikan yang termasuk dalam
515 famili dan 62 ordo. Dari 515 famili tersebut, terdapat sembilan famili yang memiliki jumlah spesies paling banyak dengan total mencapai 9302 spesies.
Kesembilan famili tersebut adalah Cyprinidae, Gobiidae, Cichlidae, Characidae, Loricariidae, Balitoridae, Serranidae, Labridae, dan Scorpaenidae.
Distribusi dan biogeografi ikan di Indonesia terbagi menjadi tiga cakupan besar yaitu, bagian barat sundaland meliputi Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan, bagian timur austro-papuan meliputi Papua, Kepulauan Aru, dan Maluku, serta bagian peralihan yang meliputi Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Ikan dapat ditemukan pada perairan laut, payau hingga tawar. Perairan tawar mempunyai variasi faktor lingkungan yang luas, seperti suhu, arus, tingkat
kedalaman, kelarutan oksigen, materi terlarut dan lain-lain. Berbagai variasi tersebut memberikan implikasi pada kemampuan adaptasi ikan. Berdasarkan
aspek ekologis, ikan dapat dikelompokkan dengan beberapa cara, yaitu: 1.
Berdasarkan toleransi terhadap lingkungannya; terbagi menjadi toleransi yang sempit steno dan toleransi yang luas euri, sebagai
contoh: stenohalin dan eurihalin untuk faktor salinitas perairan
2. Berdasarkan lokasi dalam ekosistem perairan, misalnya spesies ikan
benthis ikan penghuni dasar perairan, benthopelagis dan pelagis ikan penghuni permukaan perairan.
B. Morfologi dan identifikasi ikan