mencerminkan perubahan topografi dan hidrologi perairan. Perubahan topografi alami
waduk akan
berkaitan dengan
keanekaragaman spesies
ikan. Keanekaragaman ikan akan lebih tinggi di zona transisi karena menyediakan
habitat yang lebih bervariasi Oliveira et al. 2004. Waduk Cirata merupakan salah satu waduk di Provinsi Jawa Barat, yang
secara administratif terletak di tiga kabupaten yaitu Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat. Waduk ini dibangun dari pembendungan Sungai Citarum dan
telah digunakan sejak tahun 1988. Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade yang terdapat di Sungai Citarum, waduk-waduk tersebut yaitu
Waduk Saguling di bagian hulu Sungai Citarum dan Waduk Ir. H. Djuanda di bagian hilir Sungai Citarum. Waduk Cirata mempunyai deskripsi sebagai berikut;
berada pada ketinggian 221 m dpl, mempunyai luas awal 6200 m
2
, kedalaman awal rata-rata 34,9 m dan volume air 2,16 miliar m
3
tahun. Sungai-sungai yang mengaliri Waduk Cirata antara lain Citarum, Cimenta, Cibiuk, Cisokan, Cikundul,
Cilangkap dan Cicendo. Waduk Cirata saat ini dipenuhi oleh budidaya perikanan masyarakat dalam
bentuk Keramba Jaring Apung KJA. Ikan yang dibudidayakan dalam KJA seperti
mas Cyprinus
carpio, nila
Oreochromis niloticus,
patin Pangasianodon hypophthalmus dan bandeng Chanos chanos Krismono
astuti 2006. Pada Tahun 2008, jumlah KJA di Waduk Cirata tercatat sebanyak 51418 petak. Jumlah ini telah melebihi daya dukung waduk, yang seharusnya
12000 petak, sesuai dengan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 41 Tahun 2002. Melimpahnya jumlah KJA di Waduk Cirata akan menyebabkan pencemaran
perairan. Pakan yang tidak termakan pada KJA akan menumpuk di dasar waduk sehingga menyebabkan peningkatan kesuburan, peningkatan turbiditas, penurunan
oksigen terlarut dan lain-lain Garno 2005.
D. Komunitas ikan di Waduk Cirata
Krismono et al. 1987 menyatakan, jumlah spesies ikan asli di Sungai Citarum diketahui lebih dari 20 spesies. Berdasarkan penelitian Effendi 1989,
Jubaedah 2004 serta Hedianto dan Purnamaningtyas 2011a, jumlah spesies ikan asli yang ditemukan di Waduk Saguling, Cirata dan Ir. H. Djuanda saat ini
semakin berkurang dan jarang ditemui. Ikan-ikan tersebut seperti julung-julung
Dermogenys pusilla, tilan Macrognathus aculeatus, arengan Labeo crysophaekadion, kancra Tor douronensis dan lempuk Ompok bimaculatus.
Komposisi spesies ikan asli yang ditemukan pada tiga waduk tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Komposisi spesies ikan asli di Waduk Saguling, Cirata dan Ir. H. Djuanda
No Spesies
Nama lokal Waduk
Saguling Waduk
Cirata Waduk Ir. H.
Djuanda 1
Anabas testudineus Betok
+ -
+ 2
Oxyeleotris marmorata Betutu
+ +
+ 3
Puntius binotatus Beunteur
+ +
+ 4
Hampala macrolepidota Hampal
+ +
+ 5
Parambassis siamensis Kaca
- -
+ 6
Cyclocheilichthys apogon Kapiat
- -
+ 7
Mystus nigriceps Kebogerang
+ +
+ 8
Puntius bramoides Lelawak
- -
+ 9
Ompok bimaculatus Lempuk
- -
+ 10
Osteochilus vittatus Nilem
+ -
+ 11
Hemibagrus nemurus Tagih
+ +
+ 12
Barbonymus gonionotus Tawes
+ +
+ 13
Barbonymus balleroides Lalawak
- +
- 14
Rasbora argyrotaenia Paray
+ +
- 15
Mystacoleucus marginatus Genggehek
- +
- 16
Chana striata Gabus
+ +
- 17
Trichogaster trichopterus Sepat
+ -
- 18
Hemibagrus planiceps Sengal
+ -
- 19
Monopterus albus Belut
+ -
-
Beberapa spesies ikan asing di Waduk Cirata bukan merupakan spesies budidaya KJA. Beberapa spesies dilaporkan terbawa masuk secara tidak sengaja
bersama benih ikan yang akan dipelihara dalam KJA. Jubaedah 2004 menemukan bahwa komposisi spesies ikan di Waduk Cirata lebih didominansi
oleh ikan asing. Spesies tersebut diantaranya golsom Hemichromis elongatus, bandeng Chanos chanos, mas Cyprinus carpio, nila Oreochromis niloticus
dan oskar Amphilophus citrinellus. Perubahan topografi dan kualitas perairan serta keberadaan spesies asing
yang dibudidayakan pada kegiatan KJA akan berpengaruh terhadap keanekaragaman ikan. Perubahan kualitas perairan dapat diketahui dengan
pengukuran faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh bagi ikan pada waduk yaitu, suhu, turbiditas kekeruhan, DO kelarutan oksigen,
pH, nitrit, fosfat serta kelimpahan plankton.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan lokasi penelitian