Deskripsi Waduk Cirata Diversity, Abundance and Distribution of Fish in Cirata Reservoir, West Java.

6. Linea lateral gurat sisi Linea lateral merupakan ciri yang ditemukan pada bagian badan. Linea lateral berbentuk memanjang mulai dari pembukaan operculum hingga caudal fin, tetapi juga berbentuk garis putus-putus dan bercabang. 7. Sisik Berdasarkan bentuk dan bahan kandungannya, sisik pada ikan terbagi menjadi plakoid, kosmoid, ganoid, sikloid dan stenoid. Umumnya ikan bersirip lunak memiliki tipe sisik sikloid, sedangkan ikan bersirip keras memiliki sisik stenoid. Sisik dapat bervariasi sehingga dapat berguna sebagai karakter identifikasi. Jumlah sisik pada beberapa bagian tubuh ikan juga dapat digunakan sebagai karakter identifikasi. Posisi sisik tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Jumlah sisik yang dijadikan kunci identifikasi; sisik di depan dorsal fin a, sisik antara linea lateral dan awal dorsal fin b, sisik pada linea lateral c, sisik antara lina lateral dan awal anal fin d, sisik di sekeliling batang ekor pada bidang tersempit e. 8. Pigmen Pigmen tersusun dari karotenoid, melanin, purin, dan pterin. Pigmen terletak dalam sel khusus yang disebut kromatofora. Pola warna serta posisi warna dapat menjadi kunci identifikasi. Aplikasi yang paling umum dari pola pigmentasi pada ikan adalah untuk menentukan spesies dan jenis kelamin.

C. Deskripsi Waduk Cirata

Pembangunan suatu waduk akan membentuk gradien longitudinal dan gradien transversal. Gradien longitudinal waduk terbagi menjadi tiga bagian yaitu, riverin sungai, transisi, dan lakustrin genangan. Gradien longitudinal c a b e d mencerminkan perubahan topografi dan hidrologi perairan. Perubahan topografi alami waduk akan berkaitan dengan keanekaragaman spesies ikan. Keanekaragaman ikan akan lebih tinggi di zona transisi karena menyediakan habitat yang lebih bervariasi Oliveira et al. 2004. Waduk Cirata merupakan salah satu waduk di Provinsi Jawa Barat, yang secara administratif terletak di tiga kabupaten yaitu Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat. Waduk ini dibangun dari pembendungan Sungai Citarum dan telah digunakan sejak tahun 1988. Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade yang terdapat di Sungai Citarum, waduk-waduk tersebut yaitu Waduk Saguling di bagian hulu Sungai Citarum dan Waduk Ir. H. Djuanda di bagian hilir Sungai Citarum. Waduk Cirata mempunyai deskripsi sebagai berikut; berada pada ketinggian 221 m dpl, mempunyai luas awal 6200 m 2 , kedalaman awal rata-rata 34,9 m dan volume air 2,16 miliar m 3 tahun. Sungai-sungai yang mengaliri Waduk Cirata antara lain Citarum, Cimenta, Cibiuk, Cisokan, Cikundul, Cilangkap dan Cicendo. Waduk Cirata saat ini dipenuhi oleh budidaya perikanan masyarakat dalam bentuk Keramba Jaring Apung KJA. Ikan yang dibudidayakan dalam KJA seperti mas Cyprinus carpio, nila Oreochromis niloticus, patin Pangasianodon hypophthalmus dan bandeng Chanos chanos Krismono astuti 2006. Pada Tahun 2008, jumlah KJA di Waduk Cirata tercatat sebanyak 51418 petak. Jumlah ini telah melebihi daya dukung waduk, yang seharusnya 12000 petak, sesuai dengan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 41 Tahun 2002. Melimpahnya jumlah KJA di Waduk Cirata akan menyebabkan pencemaran perairan. Pakan yang tidak termakan pada KJA akan menumpuk di dasar waduk sehingga menyebabkan peningkatan kesuburan, peningkatan turbiditas, penurunan oksigen terlarut dan lain-lain Garno 2005.

D. Komunitas ikan di Waduk Cirata