11 Nasional, sedangkan lembaga non-pemerintah umumnya berbentuk LSMNGO
yang memiliki fokus dalam konservasi sumberdaya terumbu karang.
c. Respon masyarakat
Parameter respon masyarakat mencerminkan kemampuan adaptasi komunitas yang bergantung pada terumbu karang terhadap gangguan yang terjadi
pada terumbu karang akibat tumpahan minyak. Respon masyarakat ini diukur dari pengalaman menghadapi dan pulih dari kasus tumpahan minyak sebelumnya.
Respon ini juga diukur dari bagaimana masyarakat bereaksi dan bersikap ketika mereka menemukan di daerah mereka terdapat tumpahan minyak. Semakin cepat
dan terstruktur proses respon masyarakat dalam melaporkan kejadian tumpahan minyak untuk mendapatkan bantuan penanganan, maka semakin tinggi daya
adaptasi untuk mengurangi kerentanan ekosistem terumbu karang.
d. Ketergantungan ekonomi
Faktor ketergantung ekonomi dinilai berpengaruh dalam menentukan daya pulih ekosistem terumbu karang pasca kejadian tumpahan minyak. Semakin
rendah ketergantungan secara ekonomi terhadap ekosistem terumbu karang, maka upaya pemanfaatan terumbu karang secara langsung dan kegiatan ekstraksi
lainnya bersifat rendah, sehingga tekanan terumbu karang dalam masa pemulihan semakin berkurang. Ketergantungan ekonomi ini dilihat dari kepemilikan aset
finansial, sumber penghasilan alternatif dan keterampilan individu untuk mendapatkan sumber penghasilan lain selain dari ekstraksi terumbu karang.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - November 2015. Wilayah penelitian ini mencakup wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Gambar 5.
Wilayah ekosistem terumbu karang yang menjadi stasiun sampling yaitu: stasiun Pulau Pramuka, stasiun Pulau Panggang, stasiun Pulau Kelapa, stasiun Pulau
Harapan, stasiun Pulau Sebira dan stasiun Pulau Belanda. Lima stasiun pertama merupakan pulau-pulau yang memiliki pemukiman penduduk untuk mendukung
aspek sosial-ekonomi, sedangkan stasiun Pulau Belanda merupakan zona inti aspek perlindungan kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil survei pakar dan kondisi sosial-ekologi di
wilayah penelitian diantaranya: persentase penutupan terumbu karang, kerapatan, spesies dilindungi, pola sebaran, kelimpahan ikan, serta data sosial ekonomi yang
terkait dengan pemanfaatan ekosistem terumbu karang.
Pengumpulan data primer untuk mengetahui persen penutupan karang, dan kerapatan terumbu karang di wilayah penelitian dilakukan dengan metode foto
transek 50x50 cm
2
dengan panjang transek 50 meter. Pengolahan data menggunakan software CPCe Coral Point Count with Excel extension Kohler
and Gill 2006. Pengamatan kelimpahan ikan menggunakan metode underwater visual census
pada transek yang sama dengan terumbu karang. Hasil analisis tutupan dan kerapatan terumbu karang serta kelimpahan ikan disampaikan pada
Lampiran 1.
12
Gambar 5 Peta lokasi penelitian di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta