Dengan dilakukannya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
legitimasi perusahaan. Legitimasi perusahaan juga dapat digunakan sebagai salah satu langkah untuk menjaga kelangsungan usaha
perusahaan. Rachmawati 2009 dalam Utami dan Prastiti 2011:64 yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social
Disclosure” menyatakan bahwa: “Teori legitimasi secara eksplisit mengakui bahwa
bisnis dibatasi oleh kontrak sosial dimana perusahaan sepakat untuk menunjukan berbagai aktivitas sosial
perusahaan agar diterima masyarakat yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.” Rachmawati, 2009
Namun, apabila perusahaan gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma yang ada di dalam masyarakat, yang pada akhirnya
mempengaruhi legitimasi masyarakat, tentunya hal tersebut dapat mengancam kelangsungan usaha perusahaan.
2.1.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pengertian Corporate Social Responsibility menurut Lawrence dan Weber dalam “Bussiness and Society”:
“Corporate Social Responsibility means that a corporation should be held accountable for any of its
action that affect people, their communities, and their environment. It implies that harm to people and society
should be acknowledge and corrected if at all possible. It may require a company to forgot some profits if its
social impacts seriously hurt some of its stakeholder or if its funds can be used to have a positive social
impacts.” Lawrence dan Weber, 2007
Pengertian tersebut mengartikan bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya harus mengutamakan masyarakat
dan lingkungan di sekitarnya. Perusahaan diajarkan untuk mengelola bisnisnya dalam meningkatkan profitabilitas dan menjaga
kelangsungan usahanya, memerlukan adanya tanggung jawab sosial dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu cara ataupun upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukan
10
kepedulian sosialnya di dalam operasi bisnis mereka dan interaksi mereka dengan para stakeholders berdasarkan prinsip kemitraan dan
kesukarelaan. Tanggung jawab sosial perusahaan juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk menjaga kelangsungan usaha dan
strategi bersaing jangka panjang. Hal ini dikarenakan pentingnya stakeholders dalam menjaga kelangsungan usaha perusahaan. Hal ini
selaras dengan Weygandt, Kimmel, Kieso dalam ”Managerial Accounting”:
”Many companies, however, have begun to evaluate not just corporate profitability but also Corporate
Social Responsibility. In addition to profitability, Corporate Social Responsibility considers a company’s
to effort to employ sustainable business practices with regard to its employees and the environment. This is
sometimes referred to as the triple bottom line because it evaluates a company’s performance with regard to
people, planet, and profit.”Weygandt,et.al., 2012:19
Kutipan di atas memberikan pengertian bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line yaitu, tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan laba profit, tetapi tanggung jawab perusahaan harus
berpijak pada triple bottom lines, yaitu berupa profit, sosial, dan lingkungan atau yang lebih dikenal dengan 3P, yaitu people, planet,
and profit. Kondisi keuangan perusahaan tidak cukup menjamin bahwa perusahaan akan tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan sustainable. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan juga turut memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan perusahaan. Selain mengejar laba profit, perusahaan juga diharuskan untuk memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat people dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet.
2.1.5 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan